31

4.3K 362 21
                                    

Bagi teman2 yang nunggu nya kelamaan. Bisa baca di karyakarsa ya di sana update lebih cepat. Disana udah bab 57. Okee.

Happy reading🤩

Empat hari sudah berlalu, namun tidak ada telpon atau pesan dari Seno.

Seno seperti menghilang di telan Bumi. Tidak ada kabar sama sekali.

"Mama melamun?"

Syahdu tersentak saat menyadari Rembulan sudah berdiri di hadapan nya.

"Nggak, Mama nggak melamun," elak Syahdu cepat. Ia kembali memotong sayuran di hadapan nya.

Rembulan menaikkan alis nya tidak percaya.

"Mama menunggu kabar dari Bapak itu?"

Syahdu mendesah pelan. Rembulan masih saja belum mau memanggil Seno dengan sebutan papa.

"Nggak. Kenapa kamu bisa berpikir begitu?"

Rembulan terkekeh. "Mama jelas berbohong. Kalau kangen ya bilang saja."

Rembulan tampak menggoda. Syahdu melototkan bola mata nya.

"Kamu menggoda Mama?"
Syahdu berkacak pinggang.

"Mama ngerasa tergoda?" tanya Rembulan balik. Syahdu menganga mendengar pertanyaan anak nya. Sudah berani sekali anak nya menggoda dirinya sekarang.

Syahdu memalingkan muka jengah. Ia mengusir Rembulan dari dapur.

"Kamu mending balik ke kamar. Ngerjain tugas atau ngapain. Jangan ganggu Mama."

"Kan Mama salting."

Syahdu tidak menanggapi godaan Rembulan. Ia melanjutkan kegiatan nya mengiris bawang.

"Kalau kangen ya Mama aja yang  menghubungi duluan. Kenapa harus menunggu."

"Masak Mama dulu yang harus hubungi Papa kamu. Harus nya Papa kamu yang menghubungi Mama duluan. Papa kamu yang harus gercep. Kata nya mau memperbaiki. Ini udah empat hari nggak ada kabar. Bikin orang khawatir aja," sahut Syahdu menggebu-gebu yang memelan di akhir kata nya.

Rembulan meringis. Ngeri juga melihat Mama nya sedang kesal.

"Sana kamu saja yang menghubungi. Cari tahu apa papa kamu itu masih hidup apa nggak?" bentak Syahdu mengiris kasar bawang merah.

"Iih nggak mau lah. Males. Mama aja," jawab Rembulan.

"Mana tahu tuh Bapak lagi sibuk nggak ingat sama Mama."

Rembulan semakin memanasi Mama nya.

"Udah. Dari pada kamu di sini mending ke kamar. Nanti Mama nggak mood masak."

Rembulan mengangguk cepat. Bisa rempong juga kalau Mama nya tidak masak. Mau makan apa dia. Mau beli jajan di luar. Duit nya juga tinggal sedikit.

"Oke, Mama sayang. Selamat memasak. Jangan melamun lagi, nanti tangan nya yang kepotong."

"REMBULANNNNN,"

Si empunya sudah berlari ke kamar sembari tertawa. Semoga dirinya tidak berdosa karena telah membuat Mama nya kesal. Niat nya hanya bercanda untuk menghibur sang Ibunda yang tampak murung dan sering melihat handphone akhir-akhir ini.

Syahdu menarik nafas panjang dan membuang nya pelan-pelan. Ia berusaha untuk memfokuskan diri nya. Tidak memikirkan Seno.

Namu. Di sela-sela kegiatan, pikiran nya tetap saja tertuju kepada Seno. Ingin mendengar kabar nya. Apa dia baik-baik saja di kalimantan sana. Setidak nya ia tahu bagaimana kabar Seno saat ini.

MAHLIGAI SYAHDU (EBOOK READY DI GOOGLEPLAY/PLAYSTORE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang