Udah bab 63 ya di Karyakarsa gaess
"Nggak kangen sama Mas?" tanya Seno mendekat. Syahdu malah memalingkan muka alih-alih menjawab pertanyaan Seno.
Syahdu kembali menatap layar televisi walaupun ia tidak fokus sekarang karena kedatangan Seno setelah lebih seminggu tidak ada kabar.
"Kenapa kesini?"
tanya Syahdu tanpa melihat Seno sama sekali.Seno menghela nafas. Ia duduk di samping Syahdu.
"Mas kangen sama kamu dan anak kita, maka nya langsung kesini. Lihat Mas masih pakai baju kerja. Dari bandara langsung ke sini."
Barulah Syahdu menatap penampilan Syahdu yang lumayan kusut.
"Kata nya seminggu ini lebih dari seminggu apalagi nggak ada kabar sama sekali. Ku kira kamu sudah nggak berada di bumi yang sama denganku."
"Hush. Kamu pengen Mas mati?"
Syahdu menatap Seno kesal. Seno tersenyum tipis. Ia mengambil tangan Syahdu dan mengenggam nya.
"Maaf Mas nggak ada kasih kabar. Handphone Mas hilang sayang. Terus di sana juga nggak ada signal. Tempat nya agak terpelosok. Kalau mau cari signal harus naik ke tempat yang lebih tinggi dulu baru ada signal nya."
"Ya emang nggak ada waktu buat ngelakuin itu. Seenggaknya kamu itu usaha Mas buat ngasih kabar."
"Maaf sayang, Mas salah. Dalam pikiran Mas kemaren. Mas mending cepat-cepat selesaikan pekerjaan di sana terus pulang. Nggak papa lah nahan rindu seminggu an. Ternyata pekerjaan Mas di sana sangat banyak sekali sehingga lebih dari seminggu."
Syahdu masih kesal. Terlihat sekali dari wajah nya.
"Tau, aku masih kesal."
Seno mendesah berat. "Mas harus ngelakuin apa supaya kesel kamu hilang?"
"Nggak tahu."
Beginilah nasib para pria yang di ambeki oleh wanita nya. Bingung.
"Jangan marah dong. Padahal udah berharap dapat pelukan dan ucapan rindu dari kamu," rayu Seno.
Syahdu tetap bertahan dengan wajah kesal nya.
"Sayang Mas lapar belum makan dari siang."
Syahdu langsung menatap Seno. Berhasil! Syahdu teralihkan.
"Aku nggak masak, kamu cari makan di luar saja. Ajak anak kamu sekalian. Anak kamu bilang lapar dari tadi."
"Mas udah bawa makanan. Mungkin Rembulan lagi makan sekarang." Jawab Seno tersenyum.
"Yaudah sana makan sana anak kamu."
"Mas mau kamu nya temenin. Siapin buat Mas ya!"
"Nggak usah manja. Bisa siapin sendiri kan?"
Seno mengusap pipi Syahdu dengan lembut. "Sayang, please!"
Desahan kasar itu akhirnya lolos juga dari mulut Syahdu. Ia bangkit lalu menatap Seno yang masih duduk.
"Kata nya mau makan. Ayo!" ucap Syahdu terdengar galak.
Seno tersenyum kemudian mengangguk dan mengikuti langkah Syahdu.
Ternyata memang benar, Rembulan sedang asyik menyantap makanan nya.
"Mama mau makan? Ini makanan nya masih banyak."
"Nggak. Mama udah kenyang. Papa kamu yang lapar itu. Siapa suruh nggak makan dari siang." Dumel Syahdu namun tangan tetap lincah memindahkan makanan ke dalam piring.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHLIGAI SYAHDU (EBOOK READY DI GOOGLEPLAY/PLAYSTORE)
Romance"Ma, aku bertemu dengan laki-laki itu." " Siapa?" " Laki-laki yang mirip dengan Papa." Deg Terdiam kaku saat mendengar anak tiba-tiba membawa informasi yang sangat tidak ingin ku dengar. " Kamu sepertinya salah lihat. Itu tidak mungkin." " Tidak, M...