16. Merasa Bersalah?

877 181 10
                                    

Andin tidak bisa menemani Farhan untuk bertemu dengan mamanya lantaran harus segera berangkat kerja ke rumah sakit.

Dirinya memang sempat menanti kedatangan adik Aldebaran itu, tapi karena jam kerjanya sudah semakin mepet, ia tidak bisa menunggu Farhan lagi.

"Farhan, maaf ya aku gak bisa nemenin kamu, aku harus berangkat kerja sekarang."

"Gapapa mba, udah lo tenang aja."

Tulis mereka dalam chat itu.

Selang setengah jam setelah Andin mengabarinya tadi, akhirnya Farhan telah sampai di rumah pacar abangnya. Tentu saja, tanpa sepengetahuan Aldebaran.

Suara ketukan pintu terdengar dari dalam rumah itu. Membuat sang pemilik rumah akhirnya keluar dan membuka pintu.

"Assalamualaikum tante."

"Waalaikumsalam, maaf kamu siapa ya? Temennya Andin?"

"Iya saya Farhan tante, temennya mba Andin."

"Oh Andin nya baru aja berangkat kerja. Kalo kamu mau bisa titip pesan ke saya aja, nanti saya sampaikan."

"Maaf tante, saya bukan mau ketemu mba Andin."

Jawaban Farhan itu tentu membuat Sarah bingung. Sebab jangankan melihat wajahnya, mendengar namanya saja tidak pernah.

"Saya mau bicara sebentar sama tante, kalau berkenan.."

"Saya?"
"Iya tante."

"Mau bicara soal apa?"
"Ehm, boleh saya jelaskan di dalam saja tante?"

"Oh iyaa, maaf saya sampe lupa.."

Sarah mempersilahkan Farhan masuk ke dalam rumahnya. Mereka duduk berhadapan di ruang tamu, tempat dimana Aldebaran biasanya juga duduk.

"Mau minum apa?"
"Gak usah tante, saya gak lama kok."

"Oiya, sebelumnya saya minta maaf udah ganggu waktu tante."

"Saya kesini mau membicarakan soal Aldebaran."

Mendengar nama itu, ekspresi Sarah seketika berubah. Dirinya memang sudah sangat malas membahas Aldebaran, tapi apalah daya, ia juga tidak mungkin mengusir Farhan begitu saja.

"Al?"
"Iya tante."

".."

"Oh maaf saya lupa, mungkin tante belum tau kalau saya ini adiknya Al."

"Saya tau mungkin tante gak suka sama Al, tapi ada hal penting yang harus saya bilang ke tante."

"Apa?"

"Ehm, maaf ya tante, maafff bangett kalau saya terkesan lancang, tapi tante itu cuma salah paham ke Al."

"Hhhh, sama aja kayak Andin." batin Sarah.

"Tante pasti udah tau tentang masa lalu Al yang dulu pernah di penjara."

"Saya gak menyalahkan tante sepenuhnya, karena banyak orang juga salah paham dan mikir kalo ini semua salah Al."

"Tapi disini saya mau bilang ke tante kalo yang salah itu bukan Al, tapi saya."

Sarah tertegun sambil sedikit mengernyitkan kedua alisnya.

Luka dan Rumahnya -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang