43. Cemburu?

699 133 7
                                    

Hari ini adalah jadwal yang sangat dinantikan oleh Aldebaran dan Andin. Mereka berencana untuk berbelanja perlengkapan bayi, sesuatu yang telah mereka nantikan sejak awal kehamilan Andin.

Mereka telah membuat daftar panjang barang-barang yang ingin dibeli, mulai dari baju bayi, perlengkapan tidur, hingga mainan yang menggemaskan.

Pagi itu, Andin sudah siap lebih awal dari biasanya. Ia memeriksa kembali daftar belanjaan, memastikan semuanya sudah tercatat dengan lengkap. Namun, saat Andin memanggil Aldebaran untuk bersiap-siap, ia mendapati suaminya sedang duduk di sofa dengan ekspresi yang tidak biasa.

"Kamu kenapa mas?" tanya Andin, khawatir melihat wajah Aldebaran yang pucat.

Aldebaran menghela napas, "Tiba-tiba mual banget saya ndin."

"Hah kok bisa? Kamu salah makan? Atau masuk angin?"
"Gak tau juga saya, tapi rasanya mual banget kayak pengen muntah."

Andin cukup khawatir melihat kondisi suaminya, namun berusaha tetap tenang. Ia tahu bahwa kepanikannya tidak akan membantu apapun.

"Aku minta tolong Bibi buatin teh hangat dulu ya mas, sekalian ambil obat sebentar." ujarnya sambil berjalan menuju dapur.

Di dapur, Andin berbicara dengan Bibi dan memintanya untuk membuatkan teh hangat. Setelah itu, ia menuju kamar untuk mengambil obat yang mungkin bisa meredakan rasa mual Aldebaran.

Setelah kembali ke ruang tamu, Andin menyerahkan secangkir teh hangat kepada Aldebaran. Ia duduk di samping suaminya yang terlihat masih pucat.

"Ini mas, coba diminum dulu, terus minum obatnya ya." ujarnya lembut.

Aldebaran pun mengambil cangkir itu dan meminumnya perlahan.

"Aku pijitin ya.."
"Gak usah ndin, saya gapapa kok. Nanti kamu capek."

"Gak capek kok, orang cuma pijitin doang," balas Andin, memastikan suaminya merasa lebih baik.

Ia melanjutkan pijatannya dengan telaten, mencoba meredakan ketegangan yang mungkin dialami Aldebaran.

Andin kemudian tersenyum dan meledek, "Perasaan aku yang hamil deh mas, tapi kenapa jadi kamu yang mual-mual?"

Aldebaran hanya mengangkat bahu, mencoba menahan rasa mual yang mengganggu.

"Ngidam kali saya."

Andin tertawa kecil, meskipun di dalam hatinya ia merasa sedikit khawatir.

"Hahaha, udah jadi pakmil sejati berarti kamu mas"
"Pakmil?"
"Iyaa, bapak hamil, kalo aku kan bumil."
"Ada aja kamu."

Setelah beberapa saat, mual yang dirasakan Aldebaran mulai mereda perlahan.

"Tapi aneh ya, kenapa jadi saya yang mual-mual? Emang bisa begitu?" ujarnya heran.

"Bisa aja mas, itu namanya sindrom couvade. Beberapa calon bapak ada yang mengalami gejala fisik kayak ibu hamil. Biasanya terjadi karena perasaan yang kuat sama kehamilan." jelas Andin dengan santai.

# Sindrom Couvade atau yang dikenal sebagai "sindrom simpatik," adalah kondisi di mana calon ayah mengalami gejala fisik atau emosional yang mirip dengan kehamilan pada pasangannya. Gejala yang mungkin dialami termasuk mual, peningkatan sensitivitas emosional, gangguan tidur, dan perubahan nafsu makan.

Aldebaran mengangguk mengerti, "Baru tau saya bisa begitu."

Setelah merasa lebih baik, Aldebaran akhirnya siap berangkat. Mereka bersiap-siap dengan semangat yang kembali menyala, meskipun sempat tertunda. Kebersamaan mereka membuat segalanya terasa lebih ringan dan menyenangkan, siap menghadapi hari berbelanja yang sudah dinantikan.

Luka dan Rumahnya -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang