yang lain boleh hilang asal kau jangan,
yang lain boleh sepi asal kau disini~Babymoon kali ini benar-benar sesuatu yang sangat dinantikan oleh Andin. Entah kenapa rasanya berbeda dari liburan biasanya.
Aldebaran juga tampak sangat memanjakan Andin dengan memperbolehkan sang istri membeli apapun yang ia mau, semahal apapun.
Seperti ketika Andin menunjuk sebuah toko oleh-oleh di ujung sana, Aldebaran hanya tersenyum dan mengikutinya dengan senang hati. Baginya, kebahagiaan Andin adalah prioritas utama.
"Masss, aku mau itu.." sambil menunjuk sebuah toko oleh-oleh di ujung sana.
"Mau?"
Andin mengangguk dengan penuh semangat, membuat Aldebaran tidak mempunyai alasan untuk menolak, apalagi melihat wajah istrinya yang selalu terlihat menggemaskan itu.
"Ya udah ayo.."
"Asikkkk..""Pelan-pelan jalannya, inget lagi hamil."
"Hehehe, iya sayang.."Begitulah Andin, dirinya kadang sering lupa kalau sedang hamil. Membuat Aldebaran seringkali khawatir karena ulah istrinya itu.
Mereka masuk ke sebuah toko bernuansa tropis yang penuh dengan berbagai jenis pernak-pernik khas Maladewa. Andin langsung terpana ketika melihat barang-barang unik di sekelilingnya. Dirinya persis seperti anak kecil yang menemukan surga mainan baru.
"Mas, mau itu boleh?" ucapnya sambil menunjuk sebuah kalung mutiara.
"Boleh.."Baru dibantu diambilkan oleh sang pelayan toko, Andin sudah menunjuk jenis barang yang lain. Membuat Aldebaran seperti sedang mengasuh anak kecil saat ini.
"Ini lucu nggak mas?"
"Lucu tuh..""Boleh nggak mas, hehe?"
Tangan Aldebaran melingkari pinggang Andin dengan penuh kelembutan.
"Iya boleh, pilih yang kamu suka."
"Benerannn?""Sejak kapan saya bercanda?"
"Aaaaaah makasih sayangggg..""Nanti hadiahnya di hotel ya." bisik Andin.
"Haa?"Andin tak menjawab lagi, hanya senyuman penuh arti yang ia berikan kemudian berlalu meninggalkan Aldebaran yang masih mematung disana.
Tentu Aldebaran mengerti maksud Andin itu, hanya saja ia ingin mendengar langsung dari mulut sang istri.
"Apaaa?" ucapnya sambil mengejar Andin.
"Perlu dijelasin?"
"Perlu lahh.." kata Aldebaran dengan senyumnya yang menggoda sambil menaikkan satu alisnya."Ihhh, genit banget sih kamu.."
"Gapapa genit sama istri sendiri."
"Udah ahh, aku malu mas.."Aldebaran tersenyum gemas melihat tingkah istrinya itu. Pria itu memang senang sekali menggoda Andin, apalagi jika sudah melihat pipinya kemerahan sebab malu. Seolah misinya telah berhasil.
***
Andin baru saja keluar dari kamar mandi kemudian berjalan menuju ranjangnya. Perutnya yang semakin besar membuatnya tentu tidak bisa seaktif dulu. Bahkan untuk berjalan saja, ia harus sedikit effort untuk membawa perutnya itu.
Aldebaran yang semula masih sibuk dengan laptopnya, langsung mematikannya karena menyadari keberadaan Andin.
"Kok dimatiin? Udah selesai kerjanya?" ucapnya sambil mencari posisi duduk yang nyaman disebelah Aldebaran.
"Gak penting."
"Kok gitu?"
"Ada yang lebih penting soalnya.. di depan saya.""Ih gombal terus dehhh.."
"Siapa yang gombal? Orang kenyataan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka dan Rumahnya -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Hadirnya kamu buat aku sadar, kalau luka itu bisa pulih ketika menemukan 'rumah' yang tepat." - Andini Zafira Pratama *** Aldebaran Rahardja, seorang pria bertubuh tinggi yang namanya tidak asing, terlebih bagi kalangan pengusaha kelas atas. Berbed...