Pagi ini, Aldebaran dan Andin memutuskan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke rumah sakit guna memastikan kehamilan Andin.
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Aldebaran mulai memperlihatkan sikap overprotektifnya. Dari mulai menyetir mobil dengan kecepatan 20km/jam, hingga memastikan setiap belokan dilalui dengan hati-hati.
"Kalau gini kapan sampenya dong mass.." gerutu Andin dengan nada manja.
Aldebaran menatapnya dengan lembut namun tetap tegas.
"Gapapa yang penting sampai dan aman."
Andin menghela napas panjang, "Ya Allah mas.."
Meski sedikit kesal dengan sikap suaminya yang sangat protektif, disisi lain Andin juga merasa bersyukur karena perhatian Aldebaran begitu luar biasa. Dia benar-benar menepati janjinya untuk menjaga Andin dan anak mereka sebaik mungkin.
***
Sesampainya di rumah sakit, mereka disambut oleh resepsionis dan suster yang ramah. Aldebaran membantu Andin saat mendaftar dan menunggu giliran.
Aldebaran memperhatikan betul pergerakan Andin, sekecil apapun. Setiap kali Andin terlihat berjalan agak cepat, Aldebaran langsung mengingatkannya untuk berhati-hati, "Pelan-pelan lagi hamil, mau kemana sih buru-buru?"
Kalau sudah begitu, Andin cuma bisa tersenyum tipis. Ia mengerti bahwa sang suami hanya ingin yang terbaik untuk dirinya dan bayi mereka.
Saat nama Andin dipanggil, Aldebaran menggenggam tangan Andin erat, seolah memberikan kekuatan dan dukungan.
"Bismillah ya, semua baik-baik aja." bisiknya dengan lembut.
Andin tersenyum, merasa tenang dengan kehadiran suaminya di sisinya. Mereka pun masuk ke dalam ruangan pemeriksaan bersama.
Pemeriksaan berlangsung lancar dan baik, dimulai dari tes darah hingga pemeriksaan ultrasonografi (USG). Dokter yang diketahui bernama Nisa itu memeriksa semuanya dengan teliti sebelum memberikan kabar pada mereka.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan, kehamilan bu Andin sudah berusia 4 minggu. Selamat ya bu, pak.." kata dokter Nisa dengan senyum hangat.
"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah," bisik Andin penuh syukur.
"Kondisi istri saya sama bayinya aman kan, dok?"
"Kehamilan bu Andin sehat dan normal. Janinnya juga dalam kondisi baik, jadi sejauh ini gak ada yang perlu dikhawatirkan, semoga seterusnya seperti ini ya pak."
"Alhamdulilah.."
Aldebaran dan Andin saling memandang, mata mereka berkaca-kaca. Aldebaran tersenyum kemudian mencium tangan Andin.
Dokter Nisa kemudian memberikan beberapa nasihat dan instruksi untuk menjaga kesehatan selama kehamilan.
"Ada pantangan atau larangan makanan apa gitu dok untuk ibu hamil?" tanya Aldebaran.
"Ibu hamil itu bukan orang sakit pak, jadi boleh makan apa saja asalkan matang dan bergizi. Pastikan juga bu Andin punya waktu istirahat yang cukup dan konsumsi vitamin yang sudah saya resepkan."
"Oiya, hindari juga aktivitas yang terlalu berat dan jangan lupa untuk melakukan kontrol rutin sesuai jadwal yang sudah ditentukan."
Andin mengangguk sambil mencatat semua saran dokter dalam pikirannya.
"Terimakasih dok," ucapnya dengan tulus.
Setelah semua selesai, mereka pun berterimakasih kepada dokter dan suster sebelum akhirnya meninggalkan ruang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka dan Rumahnya -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Hadirnya kamu buat aku sadar, kalau luka itu bisa pulih ketika menemukan 'rumah' yang tepat." - Andini Zafira Pratama *** Aldebaran Rahardja, seorang pria bertubuh tinggi yang namanya tidak asing, terlebih bagi kalangan pengusaha kelas atas. Berbed...