Hari ini, tepat 29 tahun sejak Aldebaran lahir. Andin sudah menyiapkan kejutan spesial untuk suaminya. Dari semalam, Andin sengaja sudah mengucapkan 'selamat ulang tahun' agar Aldebaran tidak curiga dengan rencananya. Dan benar saja, rupanya Aldebaran sama sekali tidak curiga akan rencana istrinya.
Aldebaran baru pulang kantor sekitar pukul 5 sore. Seperti biasa, ia langsung beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sambil menunggu suaminya mandi, Andin pun turut bersiap-siap dengan cepat. Meski hanya acara kecil di belakang rumah, namun Andin tidak ingin menyepelekan momen berharga ini.
Andin mengenakan gaun hitam yang tampak sangat elegan, dengan potongan yang pas di tubuhnya. Rambutnya ditata dengan gaya ponytail, memberikan tampilan yang segar dan membuatnya tampak jauh lebih muda dari usianya. Setiap detail penampilannya diperhatikan betul untuk memastikan bahwa ia terlihat sempurna di hadapan suaminya.
Ketika Aldebaran membuka pintu kamar mandi, ia cukup terkejut melihat penampilan istrinya yang sudah berubah drastis. Di hadapannya berdiri Andin, mengenakan gaun hitam yang elegan dan terlihat sangat cantik.
"Ndin? Kamu mau kemana pake baju begitu?" tanyanya bingung dengan alis yang terangkat.
"Kenapa? Cantik ya istrinya?"
"Iya cantik. Tapi mau kemana kamu?""Mau ke suatu tempat sama kamu." jawab Andin dengan senyum misterius di wajahnya.
"Sama saya? Ngapain?"
"Udah ikut aja. Pake baju ini ya, udah aku siapin nih!" ucapnya sambil menyerahkan setelan kemeja berwarna hitam yang telah disiapkannya.Dengan wajah yang sedikit kebingungan, Aldebaran mengambil pakaian yang diberikan oleh Andin itu. Ia mengenakan setelan kemeja berwarna hitam yang tampak serasi dengan penampilan Andin.
Tanpa membuang waktu, Andin dengan sigap lamgsung menggandeng tangan suaminya. Ia menggenggam tangan Aldebaran erat-erat, dengan mata yang berkilauan penuh kegembiraan.
"Mau kemana sih?"
"Ikut aja, nanti juga tau." jawab Andin sambil tersenyum lebar, menambah rasa penasaran Aldebaran.Andin memandu langkah suaminya keluar dari kamar, melewati lorong rumah yang sudah dihiasi dengan beberapa lampu kecil yang berkelap-kelip, menciptakan suasana hangat dan penuh cinta. Mereka berjalan beriringan, tangan mereka saling bertaut erat, menuju kejutan yang telah disiapkan Andin dengan sepenuh hati di halaman belakang rumah mereka.
Ketika pintu halaman belakang terbuka, Aldebaran terkejut saat melihat pemandangan yang indah di depan matanya. Meja makan dihias dengan lilin-lilin menyala, hiasan bunga kering yang elegan, serta lampu-lampu gantung kecil yang memberikan nuansa hangat dan romantis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka dan Rumahnya -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Hadirnya kamu buat aku sadar, kalau luka itu bisa pulih ketika menemukan 'rumah' yang tepat." - Andini Zafira Pratama *** Aldebaran Rahardja, seorang pria bertubuh tinggi yang namanya tidak asing, terlebih bagi kalangan pengusaha kelas atas. Berbed...