18. Impian Kecil Andin

974 181 24
                                    

Malam ini Aldebaran dan Farhan sedang makan malam bersama di rumah seperti biasa. Meski begitu, mood Aldebaran nampak tidak seperti biasanya. Ia terlihat sangat bahagia, bahkan sampai kepergok sedang tersenyum sendiri.

Farhan yang menyadari hal itu seketika langsung meledek Aldebaran.

"Ehm ehmm, ada yang udah dapet restu nih kayaknya."

Aldebaran tidak menjawab, hanya melirik sinis ke arah adiknya.

"Lo pikir gue gak tau Al? Dari gelagat lo aja udah kebaca!"

"..."

"Cerita lo sama mba Andin nih udah kayak sinetron-sinetron tau gak, hahaha.."

Aldebaran mendengus kesal.

"Ck, bisa diem gak?"

"Ehh Al, lo tuh harusnya makasih sama gue, gini-gini gue berperan penting loh."

"Makasih udah sakit maksud lo?"

"Iya itu salah satunya sih, meski gue tersiksa yaaa. Tapi ada lagi."

"Apa?"

Farhan menceritakan semua kejadian di hari itu, dimana ia bertemu dengan mama Sarah dan menjelaskan semuanya.

"Kok bisa?" kata Aldebaran.
"Ya bisa lah, apa yang gue gak bisa.."

"Mulaiii, baru juga dipuji dikit."

"Hehehe, ya gue kerjasama sama mba Andin, minta tolong kabarin kalo mamanya ada dirumah."

"Terus?"

"Ya gue kesana lah, jelasin semuanya. Emang sih awalnya muka tante Sarah tuh gak enak banget, apalagi pas gue bilang gue itu adek lo."

"Tapi ya gue coba jelasin semuanya, sedetail mungkin, sampe akhirnya tante Sarah ngerti.. Kayaknya."

"Soalnya tante Sarah gak ngomong banyak kemaren, lebih banyak gue yang ngomong, tapi gue juga ngerti sih ini gak gampang buat dia."

"Ternyata Farhan peduli juga sama gue." batinnya.

"Pantes aja tadi tante Sarah beda banget sama gue, gue juga gak nyangka bisa gitu. Hebat juga lo.."

"DARIDULU KALEEEE."

Sejujurnya Aldebaran sudah sangat muak dengan kesombongan Farhan yang nyundul langit itu, tapi
sepertinya kali ini ia harus mengalah lagi.

"Iyaaa iyaa, makasih."
"Idih makasih doang!"

"Ya terus?"
"Inisiatif apa kek?"

"Mau beli motor lagi? Sana pilih aja ntar gue yang bayar."

"SERIUS LO AL? GAK LAGI BERCANDA KAN INII?"

"Sejak kapan gue suka bercanda? Mau gak, gak mau ya udah."

"EHH YA MAU LAH, aduh makasih ya abang gue ganteng, sayang dehhh!"
"Jijik!"

***

Semenjak mama Sarah mulai menerima Aldebaran sebagai kekasih putrinya, hubungan Aldebaran dan Andin tentu menjadi semakin dekat, sebab tidak ada lagi yang memisahkan mereka berdua.

Luka dan Rumahnya -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang