Beberapa hari setelah ulang tahun Aldebaran kemarin. Malam ini Aldebaran dan Andin sudah berbaring di tempat tidur, menikmati momen santainya bersama. Seperti biasa, mereka mengobrol tentang hari mereka, saling berbagi cerita dan tawa. Deeptalk sederhana, tapi membuat hubungan mereka jadi semakin erat.
"Gimana tadi jalan sama Rania, seneng?"
"Banget masss, udah lama banget aku gak jalan berdua sama dia." ujar Andin sambil menatap langit-langit kamar.Aldebaran tersenyum mendengar cerita istrinya.
"Saya juga seneng dengernya."
"Kamu gimana tadi di kantor mas? Semuanya okay?"
"Oke, hari ini lumayan sibuk di kantor, tapi alhamdulilah semuanya udah selesai tepat waktu."Obrolan mereka mengalir dengan lancar, keduanya saling berbagi cerita dan mendengarkan. Ditengah itu, tiba-tiba Andin teringat sesuatu yang ingin dibicarakannya sejak kemarin.
"Eh aayang, kemarin aku liat koper di instagram, bagus banget deh!" Andin berkata dengan mata berbinar.
Aldebaran menoleh, sedikit penasaran. "Oh iya? Kayak gimana?"
Andin meraih ponselnya yang terletak di samping tempat tidur dan bergegas mencari foto koper yang dimaksud. Setelah menemukannya, ia langsung menunjukkan foto tersebut kepada Aldebaran.
Di foto itu, selain menampilkan koper yang elegan, tercantum pula harga yang cukup fantastis.
Aldebaran mengernyit, "Sayang, buat apa koper semahal itu? Kan kopermu udah banyak dan masih bagus."
Andin tersenyum masam, ia sudah menduga reaksi suaminya.
"Tapi aku mau koper itu, biar barang kita berdua bisa jadi satu."
"Koper-koper yang kita kan masih banyak juga ndin, mubazir nanti. Kebanyakan koper juga buat apa?"Andin menatap Aldebaran dengan tatapan memohon yang sulit ditolak.
"Tapi aku mau koper itu, sayang. Pleaseeee? Biar lebih praktis kalau kita traveling. Aku yakin kamu juga bakal suka."
Aldebaran tertawa kecil melihat Andin yang merayu dengan begitu manis. Ia tahu betapa istrinya sangat menginginkan koper tersebut.
"Ya udah, kalau itu bisa bikin kamu seneng, beli aja."
Wajah Andin langsung berseri-seri, kemudian ia memeluk Aldebaran dengan penuh cinta.
"Makasihhh, sayang! Baik banget sih suami aku ini."
Tak lama setelah itu, mereka pun tertidur dengan perasaan bahagia. Aldebaran menggenggam tangan Andin, sambil terus memandangi wajah istrinya yang teduh dan tenang. Ia memberikan kecupan lembut di kening Andin hingga membuatnya tersenyum kecil dalam tidurnya, seolah merasakan kasih sayang yang diberikan oleh suaminya.
***
Hari yang mereka tunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Hari ini, Aldebaran dan Andin akan berangkat ke Maldives untuk merayakan anniversary pernikahan mereka yang ke tujuh bulan. Keduanya penuh semangat dan siap untuk menikmati waktu berkualitasnya di salah satu tempat paling indah di dunia.
Suasana di bandara pagi itu sangat ramai, membuat Aldebaran sedikit lebih ekstra dalam menjaga Andin. Ia mengawasi betul setiap pergerakan yang istrinya lakukan.
Saat sedang menunggu untuk check-in, Aldebaran mengeluarkan ponselnya dan mulai merekam sang istri.
"Kamu ngapain, mas?" tanya Andin sambil tersenyum malu.
"Gapapa.."Andin tertawa kecil, "Kebiasaan deh.."
...
Penerbangan mereka berjalan dengan lancar. Selama di pesawat, Aldebaran dan Andin menonton film favorit mereka sambil menikmati pemandangan menakjubkan dari jendela pesawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka dan Rumahnya -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Hadirnya kamu buat aku sadar, kalau luka itu bisa pulih ketika menemukan 'rumah' yang tepat." - Andini Zafira Pratama *** Aldebaran Rahardja, seorang pria bertubuh tinggi yang namanya tidak asing, terlebih bagi kalangan pengusaha kelas atas. Berbed...