Pagi itu, sinar matahari menyelinap masuk melalui jendela kamar mereka. Andin terbangun lebih dulu, merasakan hangatnya pelukan Aldebaran yang masih tertidur lelap di sampingnya. Perlahan, ia menyentuh pipi suaminya dan tersenyum.
"Good morning sayang.." bisiknya lembut.
Aldebaran mengerjap perlahan. Ia membuka matanya sambil membalas senyuman Andin.
"'Morning sayang."
Hari itu terasa istimewa karena malam nanti mereka akan merayakan anniversary ke-7 bulan. Aldebaran sudah menyiapkan berbagai rencana spesial untuk memperingati momen berharga tersebut.
Menjelang malam, Andin mengenakan gaun putih elegan yang membuat Aldebaran terpesona ketika melihatnya.
"Kamu cantik sekali, ndin."
"Suami aku juga ganteng banget!" balas Andin sambil tersenyum.Mereka pergi ke sebuah restoran mewah di tepi pantai yang telah Aldebaran pesan sebelumnya. Suasana malam itu terasa sempurna, dengan gemerlap bintang di langit dan suara ombak yang menenangkan.
Meja mereka dihiasi lilin-lilin kecil dan bunga mawar merah. Ketika duduk, pelayan datang membawa menu khusus yang telah Aldebaran siapkan untuk Andin.
"Saya pesenin menu favorit kamu." kata Aldebaran sambil tersenyum penuh arti.
"Kamu memang selalu tahu apa yang aku suka, makasih ya sayang." jawab Andin dengan mata berbinar.
Mereka pun menikmati semua hidangan itu sambil berbincang ringan. Momen ini terasa begitu hangat dan penuh kebahagiaan. Cahaya lilin yang lembut menambah suasana romantis, memperlihatkan kilau mata Andin yang berbinar-binar.
Aldebaran tak henti menatap mata Andin dengan penuh kasih. Pria itu nampak terpesona oleh senyum manis dan tawa riang yang selalu berhasil mencuri hatinya. Setiap kata yang terucap dari bibir Andin terasa begitu berarti, menambah keindahan malam itu.
"Ndin, saya punya sesuatu untuk kamu." katanya tiba-tiba, kemudian mengeluarkan kotak kecil dari sakunya.
Aldebaran menyerahkan kotak itu kepada Andin dengan senyum penuh arti, membuat Andin langsung membukanya dan menemukan sepasang anting berlian yang sangat cantik. Kilauan berlian itu memantulkan cahaya lilin, membuatnya terlihat begitu menawan.
"Mas, ini cantik banget." ucapnya dengan suara yang bergetar karena terharu. Matanya berkaca-kaca, tidak percaya bahwa Aldebaran selalu tahu cara membuatnya merasa istimewa.
"Makasih banyak ya sayang, aku suka banget!" ucapnya dengan penuh perasaan.
"Sama-sama ndin. Saya bantu pasangin ya?"
"Iya sayang." ucapnya sambil mengangguk antusias.Sentuhan lembut tangannya saat membantu memakaikan anting membuat Andin merasa sangat dicintai.
Aldebaran meraih tangan Andin dan menatap matanya dalam-dalam.
"Andini Zafira, selamat 7 bulan pernikahan ya. Terimakasih sudah membersamai saya sampai detik ini."
Andin tersenyum lembut, hatinya dipenuhi rasa syukur.
"Selamat 7 bulan pernikahan juga, mas. Terima kasih sudah membuat setiap perayaan kita jadi istimewa ya."
Andin menggenggam tangan Aldebaran erat, merasakan kehangatan dan keamanan yang selalu diberikan oleh suaminya.
Mereka saling menatap sejenak, membiarkan keheningan malam itu berbicara lebih banyak daripada kata-kata. Bintang-bintang di langit seakan ikut merayakan cinta mereka yang begitu tulus dan kuat.
Andin merasakan air mata kebahagiaan mengalir di pipinya, tetapi kali ini ia tidak menghapusnya. Ia ingin Aldebaran tahu betapa besar cinta dan rasa syukurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka dan Rumahnya -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Hadirnya kamu buat aku sadar, kalau luka itu bisa pulih ketika menemukan 'rumah' yang tepat." - Andini Zafira Pratama *** Aldebaran Rahardja, seorang pria bertubuh tinggi yang namanya tidak asing, terlebih bagi kalangan pengusaha kelas atas. Berbed...