Hari yang telah ditunggu oleh Aldebaran dan Andin akhirnya tiba juga. Tepat hari ini, mereka akan dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan.
Aldebaran lebih banyak menyerahkan semua urusan acara pada Andin. Meski begitu, Andin tidak semena-mena mengatur seenaknya sendiri. Wanita itu selalu menanyakan hal sekecil apapun pada calon suaminya.
Itulah yang membuat mereka jarang bertengkar selama mengurus semua acara pernikahan ini. Aldebaran yang membiarkan Andin mewujudkan pernikahan impiannya, dan Andin yang sangat menghargai Aldebaran dengan selalu melibatkannya dalam hal apapun.
Aldebaran dan Andin sepakat untuk melangsungkan acara pernikahan secara outdoor di sebuah villa mewah di Bali. Mereka memilih Bali karena merasa bahwa tempat itu romantis dan cukup private bagi keduanya.
Sejak dulu, Aldebaran dan Andin memang sama-sama mengimpikan pernikahan yang private dan sakral. Oleh sebab itu, mereka memilih untuk tidak mengundang tamu terlalu banyak. Hanya sekitar seratus undangan yang dihadiri oleh keluarga serta sahabat terdekat saja.
Kini, calon pasutri itu masih berada di ruangannya masing-masing dengan perasaan yang campur aduk. Aldebaran ditemani Farhan di ruangannya, sedangkan Andin ditemani Rania beserta beberapa temannya yang menjadi bridesmaid diacaranya nanti.
Aldebaran masih duduk didepan cermin riasnya. Mulutnya tak henti-hentinya menghafalkan kalimat ijab kabul.
"Tegang banget ya lo Al?"
"Menurut lo? Gak usah mulai deh, gue lagi fokus.""Mulai apa sih, orang nanya beneran."
"Tapi masih gak nyangka deh gue, cowok kayak lo akhirnya nikah juga.. Hfttt, waktu berjalan cepet banget ya. Kalo ada papa mama, pasti mereka seneng banget liat anak pertamanya mau nikah." sambung Farhan.
Kalimat itu berhasil membuyarkan konsentrasi Aldebaran. Lagi-lagi ia teringat akan kedua orang tuanya yang tidak bisa hadir di hari terbahagia dalam hidupnya.
Mama Aldebaran sudah meninggal sejak Farhan masih berusia satu tahun, sedangkan papanya juga juga pergi meninggalkan mereka dan memilih untuk menikah lagi.
Hampir sebulan mereka mencari keberadaan papanya. Berbagai cara sudah dilakukan Aldebaran tapi tidak membuahkan hasil yang diharapkan.
Kabar terakhir yang mereka dapatkan, hanyalah sebuah alamat rumah sang papa yang rupanya berada diluar kota. Aldebaran sudah mencoba kesana, tapi sayangnya ia tidak bertemu dengan papanya.
Sehingga ia hanya menitipkan undangan pernikahannya pada RT setempat, untuk kemudian disampaikan pada papanya. Namun entah undangan itu sampai atau tidak, sebab memang tidak ada respon apapun setelah itu.
"Mama pasti liat kok dari surga sana, dan ikut bahagia juga."
"Kalo papa... Ya mungkin dia juga bahagia, dengan keluarga barunya, sampai-sampai lupa kalo masih ada anak disini." ucap Al dengan suara yang sedikit bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka dan Rumahnya -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Hadirnya kamu buat aku sadar, kalau luka itu bisa pulih ketika menemukan 'rumah' yang tepat." - Andini Zafira Pratama *** Aldebaran Rahardja, seorang pria bertubuh tinggi yang namanya tidak asing, terlebih bagi kalangan pengusaha kelas atas. Berbed...