20. Menjelang Hari Bahagia

899 174 18
                                    

Setelah Aldebaran pamit pulang, Andin pun beranjak ke kamarnya. Perutnya serasa dipenuhi oleh kupu-kupu karena rasa bahagia yang terus menyelimuti dirinya.

Baru saja merebahkan tubuhnya di atas ranjang, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.

"Papaaa?"
"Papa boleh masuk nak?"

"Boleh dong paa, siniii.." ucapnya sambil menepuk kasurnya.

"Ada apa pa, tumben?"
"Gapapa, cuma mau ngobrol aja, soalnya beda rasanya ngobrol di telpon."

"Iya sih, aku kangen kangen ngobrol langsung sama papa, udah lama banget kan?"

"Iya, terakhir sebelum papa pindah kayaknya ya.."
"Heem."

Ayah dan anak itu pun membicarakan banyak hal. Mereka saling berbagi tawa untuk mengobati rindu yang sudah dipendam sekian lama. 

"Inget gak foto ini?" ucapnya sambil menunjukkan sebuah foto dari handphonenya.

"Ingettt paa, ini waktu di rumah tante Okta kan? Yang papa ajak aku mojok karena papa pusing liatin mama ngobrol sama ibu-ibu hahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ingettt paa, ini waktu di rumah tante Okta kan? Yang papa ajak aku mojok karena papa pusing liatin mama ngobrol sama ibu-ibu hahaha.."

"Hahaha inget aja kamu."

"Inget lah pa, daridulu papa selalu kebingungan kalo ada di situasi itu, terus ujungnya ngajak aku mojok deh haha.."

Tawa itu adalah tawa yang sangat mereka rindukan. Sebab dulu, hampir setiap malam Bram mengunjungi kamar Andin untuk sekedar berbagi cerita dan melihat putrinya.

Obrolan itu semakin serius ketika Bram menyadari ada beberapa jenis bunga yang disimpan Andin di dalam vas.

"Itu bunga dari Al ya?"
"Kok tau pa?"

"Tau dong, karena kamu kan dari kecil paling gak suka kalo disuruh bantuin mama ngerawat tanaman, jadi pasti itu dari orang yang spesial makanya kamu rawat."

"Hahahah papaaaa, Andin jadi maluu.."

"Oiya, gimana hubungan kamu sama Al?"
"Alhamdulilah semua baik pa.."

"Kata mama kalian itu kenal karena adiknya Al pernah kecelakaan terus kamu yang ngerawat ya?"
"Iya pa.."

"Ceritain dong ke papa, sampai kalian pacaran terus dilamar."

"Ihh papa kepo yaa.." ledek Andin.

"Iya dong, papa mau denger langsung dari kamu boleh?"
"Boleh lah pa.."

Andin pun menceritakan semua perjalanan hubungannya dengan Aldebaran. Selama ini, mereka memang selalu berkabar setiap hari, namun hanya sekedar membahas tentang keseharian Andin saja, tidak soal Aldebaran.

Luka dan Rumahnya -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang