22. Counter Attack Dari Dua Wanita Singa

95 14 0
                                    

"ANJ*NG, LO KE MANA AJA? KENAPA LO NGGAK NGANGKAT TELEPON GUE?!" Ragas memaki begitu Ace, sahabatnya yang kekanakan, mengangkat teleponnya setelah percobaan kedua-puluh kalinya.

"Zade lagi mabok, Ganteng. Gue ngapain? Ya jadi rescue-nya lah. Lo sih pake acara babak belur segala, jadi nggak bisa ikut kan," Ace menyebut nama Zade, penutup formasi tiga serangkai mereka. Lelaki itu yang paling gila di antara mereka.

"Siapa yang nyebarin rumor kalau Kashi hamil?! Gue nyeritain ke lo berdua bukan buat digembor-gemborin di kampus! Tolol!"

"Aneh deh," komentar Ace. "Kenapa? Dia kan nyakitin elonya juga nggak main-main. Nikah sama bokap lo, punya anak pula. Cewek sinting."

"LO YA ORANGNYA?!"

"Setiap rumor yang keluar soal kita, bisa dikonfirmasi seratus persen mahakarya Zade yang duet sama Tania. Gue ... ngapain ngurusin begituan? Enakan nonton Doraem--"

Klik. Ragas mengakhiri panggilannya dengan Ace secara sepihak. Lantas, lelaki itu memukul-mukul ranjangnya.

Sial, sial, SIAL. Yang ia mau tak sampai sejauh ini! Ia tau sendiri effort Kashi untuk menyelesaikan kuliahnya! IA TAU. Dan ia tak ingin main-main soal itu, sedendam apapun ia dengan Kashi.

Mantan kekasihnya itu pasti sudah diadili dosen dalam sidang tertutup.

Sekali lagi, SIAL.

~

"KASHI!"

"Kenapa lo nggak ngangkat telepon gue sejak kema--RHE?! LO KENAPA?!" Kashi nyaris pingsan di tempat ketika melihat penampilan Rhea pada keesokan harinya.

Untuk berangkat ke kampus pagi itu, Kashi perlu mengumpulkan setumpuk keberaniannya dulu. Mana ia sempat berdebat dengan Dante pula, meskipun Dante mengalah pada akhirnya.

Kashi memaksa untuk mengemudikan mobil sendiri, meski ia tau jika ia dibuntuti anak buah Dante tadi.

Kini, kepalanya terasa nyaris meledak ketika melihat Rhea berpakaian seperti buntelan molen. Ketika Kashi menyingkapnya, ia menemukan lebam-lebam besar di tubuh Rhea.

"Heeeei? Lo dipukulin siapa?!"

"Ssstt!" Rhea menariknya ke ruang kenamaan himpunan yang kosong pagi itu. Praktis membekap karibnya yang dalam situasi normal--maupun tak normal--sama-sama bermulut rombeng.

Lantas, Rhea menceritakan soal sosok Hosea dan kaitannya dengan wanita yang disebut-sebut Kashi sebagai ibu kandung Ragas.

"RHE! LO NGGAK BERCANDA, KAN?!" Mulut Kashi makin rombeng saja. Tatapannya kala itu benar-benar syok, bingung.

Belum habis syoknya karena Rhea memiliki seorang kekasih abusive mampus, ia masih dikejutkan dengan fakta dari nama ibu kekasih Rhea yang bajingan itu.

Sialnya, Rhea menggeleng sebagai responnya atas pertanyaan Kashi. "Hose itu lebih tua dari Ragas."

"Nonsense. Dugaan gue ya, Ragas itu anak mba. Kalau statusnya anak mba, mana mungkin Fiona Samantha punya anak dengan lelaki lain sebelumnya?" Melihat tipekal Dante yang begitu otoriter dan obsesif, mustahil ia memiliki wanita yang sudah pernah menikah sebelumnya.

Apalagi, jika dihitung dari perbedaan umur Dante dan Ragas, Ragas lahir ketika Dante berumur sembilan belas atau dua puluh tahun.

Fakta yang didapati Kashi dari Jaden, Dante dan Fiona berteman. Artinya, mereka sebaya. Sebelum dengan Dante, ia masih terlalu muda untuk pernikahan.

Lantas, Hosea itu anak siapa?

"Kalau ternyata dia anaknya Dante?!" tanya Rhea.

"Makin nggak mungkin! Seiblis-iblisnya Dante, peranakan kandungnya tetap disediakan tempat di istananya itu. Lihat si Ragas!"

Mr. CEO, Kapan Cintaku Berbalas?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang