80. Kompilasi Menuju 'Pulih'

90 14 0
                                    

"Apa yang kamu cari selama ini?" Nancy Haven bukanlah orang yang sering membicarakan konsep keraguan pada suaminya, Frederick Stazer Etienne Haven.

Nancy adalah wanita yang dikekang budaya patriarki. Ia tidak memiliki suara, tapi hari ini, ia ingin mencoba menyuarakan suaranya. Melihat, masih terdengar atau tetap sunyi.

Dari Dregir, ia mendengar soal kondisi Dante, juga kondisi Kashi. Yang akan mengalami temu dalam keadaan terperih.

"Bukankah setelah Serena pergi, kamu mencariku dan menikahiku karena kamu mencintaiku? Lalu, apa artinya semua ini? Kupikir, kamu ingin membuatku bahagia. Atau mungkin, aku yang salah sangka dan ternyata kamu tidak mencintai--"

BRAK!

Frederick memukulkan kepalan tangannya di dinding. Membuat Nancy yang tersudut di dinding jadi tremor. Suaranya tidak selantang Kashi atau wanita kuat lainnya.

"Aku mencintai putra-putraku," ucapnya, masih mencoba untuk mendapatkan celah hati Frederick. "Jika kamu tidak bisa mencintai mereka dengan cara yang semestinya, itu berarti kamu juga tidak mencintaiku."

"Tutup mulutmu."

"Aku tau hidupmu sangat berat, aku tau persis kenapa kamu berusaha mendidik mereka dengan cara yang keras, tapi jika kamu tau betapa beratnya hidupmu dengan didikan itu, kenapa kamu ingin membuat putra-putramu merasakan penderitaan yang sama?"

"NANCY, KUBILANG, TUTUP MULUTMU!"

"DANTE SEDANG SANGAT MENDERITA!" Baru kali ini Nancy berteriak sampai sekencang itu pada Frederick, tepat di depan mukanya. "Kamu Ayahnya, kamu yang seharusnya jadi panutan dan penolongnya, Putramu yang patuh, bukti cinta kita itu, sedang sangat terluka."

Napas Frederick tak beraturan di depan Nancy. Ia menunduk dengan hawa yang masih membunuh. Kepalannya sampai mengguratkan retakan di dinding.

"Hanya jika kamu masih mencintaiku, setelah semua pengorbananmu untuk menyingkirkan Serena Rosewood dan menikahiku, tolong bantu dia. Bantu putraku, jika kamu tidak ingin menyebutnya sebagai putra kita."

Situasi hening cukup lama. Tak terkira lagi berapa banyaknya air mata yang menuruni pipi Nancy yang selama ini selalu diam di bawah prinsip patriarkis Frederick, yang menganggap lelaki adalah segala-galanya di atas wanita.

"Michelia," panggil Frederick pada satu-satunya pekerja yang diizinkan masuk dan menyaksikan celah keluarganya.

Frederick memandangnya seolah berkata, akulah yang menyelamatkanmu dari kobaran api dan status yatim-piatu dari keluarga mucikari, lalu mengangkat derajatmu sampai setinggi ini di samping Zeta. Aku menyekolahkanmu, memberimu segala hal yang tidak akan bisa kamu dapatkan tanpaku atau Dante. Sekarang, bantulah seperti biasa. Dengan loyalitas tinggi.

"Apa helikopter bisa melewati tempat itu?" Tempat Dante menuju Kashi.

"Dari militer bisa, Pak. Tapi tidak ada helipad untuk mendaratkan helikopter Bapak, hanya Pangkalan Militer Angkatan Udara yang bisa digunakan. Ada pusat uji terbang tepat delapan kilometer dari sana, tapi kita akan kesulitan untuk izin--"

"JONATHAN! CARI TEMPAT PENDARATAN DARURAT!"

~

Kara pulang, tapi ia mendapati pemandangan mencengangkan dari sang Ayah dan Bunda yang telentang dalam keadaan pejam, bertautan, dan gelisah. Tapi tidak bisa dibangunkan. Mereka seperti melewati tidur panjang yang terkutuk.

"Mbak Kara! Ya Tuhan! Bibi nggak bisa menelpon Mbak Kara sejak kemarin! Kenapa panggilannya terus dialihkan?!" ART paling senior tergopoh-gopoh menuju ke arahnya dengan gestur yang sangat panik. Ia ketakutan. "Ya Tuhan, Mbak Kara, ini terjadi sejak tadi malam. Ibu dan Bapak tidak bisa dibangunkan."

Mr. CEO, Kapan Cintaku Berbalas?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang