47. Terungkapnya Semua Masa Lalu Dante (1)

74 12 0
                                    

POV tergila dari tokoh yang tak kalah gila : Amadeo Andante Haven.

Mereka kira, mereka bisa menipuku. Aku bicara soal Aubrey dan Aland.

Mencegatku untuk tidak pernah tau update informasi dari kehidupan Fiona Samantha adalah ketidakmungkinan yang masih mereka yakini.

Mereka percaya bahwa aku bisa ditipu dengan semudah itu.

Pantas saja, aku merasa pernah melihatnya. Dia, anak lelaki yang tadi kutemui. Aku baru ingat, dia Hosea Reiga. Aku tau siapa dia, aku hanya tidak yakin karena yang kulihat adalah foto masa kecilnya.

Aku bukannya tidak bisa membangun dialog dengan Fiona lagi, aku hanya tidak mau. Belum mau. Lukaku dalam. Tapi di satu waktu, aku memang tidak melupakannya karena bagaimanapun juga ... dialah ibunya Ragas.

Fiona Samantha pernah menyelamatkan hidupku, meski pada akhirnya, kami runtuh dan dia sempat membuatku benci konsep cinta.

Orang-orang PASTI akan menyalahkanku. Mengatakan seberapa bajingannya aku tanpa peduli bahwa aku pernah duduk di posisi korban.

"Hhh, Fiona Samantha," gumamku. Aku sudah berhenti mencari-carinya, menimbun kabar soal dirinya. Yang kutau soalnya memang berhenti di fakta tentang putra adopsi yang dia bawa.

Selama ini, aku beranggapan bahwa hidupmu bahagia. Karena kamu juga tidak tampak membutuhkanku setelah kita bangkit dari semua itu.

Kamu bahkan punya putra baru. Semudah itu ... kamu melupakan Ragas dan aku.

Kamu juga tidak pernah mencariku, Fiona.

Kamu ... tidak peduli dengan buah cinta kita. Ragasta Evander Haven yang namanya bahkan kamu pilihkan sendiri di tengah carut-marutnya situasi kita itu. Anak lelaki, yang delapan puluh persen wajahnya mirip kamu.

"Sialan."

Padahal, aku sudah berpikir untuk melanjutkan hidupku. Kemudian, tiba-tiba saja, aku mendapati kemungkinan bahwa Kashi serius soal menyingkap masa laluku.

Masa lalu ... yang mati-matian kusembunyikan itu.

~

Bagian dua dari flashback masa lalu Dante : Yang Membuat Ragasta Hadir.

"Fiona ...."

Sudah empat kali dalam dua hari ini, Dante melihat Fiona pingsan karena kelelahan. Lantas, ia memberinya susu. Normalnya, jika belum sesekarat itu, Fiona takkan menerimanya. Ia perlu menjaga berat badannya.

"Ukh, gula dan lemak." Fiona memaki Dante dengan suara lirih. Mereka berdua mengurung diri di perpustakaan privat milik asrama yayasan. Mereka memang bukan murid boarding, tapi mereka sengaja tinggal di asrama untuk sementara waktu.

Iya, mereka tinggal di sana sampai pekan perlombaan usai.

Fiona adalah murid bertalenta, sementara Dante menjadi senjata ampuh untuk setiap olimpiade berbasis matematika.

Kedua orang tua mereka sama-sama rela jika anaknya dijadikan sapi perah asal mampu menorehkan prestasi gemilang.

Asal keluarga mereka penuh dengan kehormatan.

Di waktu-waktu itu, mereka sama-sama dalam pressure besar.

"Apa?" tanya Fiona ketika Dante menatapnya dengan tatapan aneh. "Jangan mengasihaniku, Amadeo. Lihat dirimu sendiri dulu."

Fiona sekarat, terlalu letih menari dan berlenggak-lenggok dengan sepatu yang terasa tidak nyaman.

Dante sama parahnya, ia tidak tidur cukup berhari-hari ini.

Mr. CEO, Kapan Cintaku Berbalas?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang