37. Kilas Balik : Hosea dan Rhea

94 13 0
                                    

Fiona Samantha tercatat pernah mengalami fase depresi parah ketika ia dipisahkan dari Ragas.

Hosea datang dari rumah aman untuk korban kekerasan dalam rumah tangga, orang tua kandungnya sudah meninggal dunia karena suatu pertengkaran. Lantas, Fiona mengambilnya sebagai seorang anak. Memakmurkannya dalam kekayaan.

Identitas barunya juga dibentuk. Ia ... tidak bernama Hosea Reiga sejak lahir.

Hosea ... adalah pengganti Ragas di mata Fiona.

Setidaknya, itulah yang ditulis Aland soal Hosea. Belum terbukti benar seratus persen karena ia mendapatkannya dari informan, masih tanpa bukti. Namun, kemungkinan besar, itulah yang terjadi.

~

Beberapa tahun silam, Sekolah Menengah Atas Harapan Bangsa. Yang beberapa siswanya sebenarnya tidak bisa diharapkan bangsa.

"WOI, BARUDAK! BASAHIN! BASAHIN SEMUA!" Cassarhea itu relatif pendiam, tapi dalam hal keributan, ia selalu maju terdepan. Gadis itu nekat melubangi toren air di kamar mandi para guru untuk membasahi lapangan agar pelajaran Olahraga ditiadakan.

Bukan tanpa alasan, itu bentuk perlawanan Rhea karena guru Olahraga tidak pernah bertanggung jawab dengan kelasnya. Pergi, dan meninggalkan setumpuk perintah untuk bermain sesuatu tanpa pengawasan.

Menyebalkan.

"Rhe, lubangin yang sebelah, Rhe!" Kompor teman lelakinya yang lain.

Rhea nyaris tidak punya teman perempuan. Teman-teman perempuannya menjauhi Rhea karena cowok-cowok SMAHASA relatif nyaman dengannya. Pick me, begitu kata gadis-gadis pembencinya.

Padahal, Rhea berteman dengan laki-laki karena sejak awal ia memang tidak diterima di komunitas para siswi.

"CASSARHEA!" Lagi-lagi, terdengar teriakan guru bimbingan konseling yang menyakiti pendengarannya.

Namun, belum sempat diringkus, sudah terdengar teriakan lain, "BU! HOSEA BERTENGKAR LAGI, BU!"

Laporan itu membuat Rhea 'dilepaskan'. Gadis kontan menatap rekannya dalam berbuat jahat, Mamat. Nama aslinya Mahesa, tapi Rhea sengaja mengubahnya.

"Mat, Hosea siapa?" tanyanya, bingung. Namanya asing.

"Anak baru," jawabnya dengan muka keki. "Anak orang kaya, tapi tolol dan nggak bernorma."

"Kita juga nggak bernorma, Mat."

"Yang ini beda. Rumornya, dia baru keluar dari lapas. Jadi, dia dibuang ke sekolah yang korup dana BOS ini sama ortunya."

Rhea sempat tercenung sesaat. Ego miskinnya tersentil karena mendengar anak orang kaya yang berbuat onar dan akhirnya diasingkan. Padahal, hidupnya sudah enak. Lihat Rhea, nih. Tadi pagi, ia cuma makan nasi dan teri.

Padahal, neneknya sedang sakit keras. Tapi, ia tetap datang ke sekolah dengan senyum termanisnya demi bisa jadi pebisnis nanti. At least, nantinya, ia harus pintar di pasal pembukuan.

"Berantem sama siapa?" tanyanya lagi.

"Paling juga si Atlas, troublemaker jurusan IPS. Mereka ribut mulu kayak wawung jantan rebutan betina."

Rhea melotot. "ATLAS?!" Lelaki yang disebut preman oleh Mahesa itu pernah menolongnya dari kemiskinan. Atlas tidak seblangsak imagenya, ia loyal pada temannya.

Setelah beberapa hari tidak masuk untuk menjaga nenek, ia justru mendapatkan kabar bahwa SMAHASA punya calon preman baru. Kali ini, mungkin lebih mengerikan dari troublemaker yang lain.

"MAT! NUNGGU APA LAGI?! LET'S GO SELAMATKAN ATLASKU!"

Mahesa melotot. "Rhe!" serunya pada gadis yang meluncur turun dari menara toren kamar mandi guru dengan baju basah kuyup. "Rhe, gue nggak pro sama Atlas juga, Rhe! RHEA! WOY! PREMAN JUGA ITU, RHE!"

Mr. CEO, Kapan Cintaku Berbalas?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang