24. Kelemahan Para Iblis

91 14 0
                                    

"Kakak? Ragas itu anak pertamanya Pak Dante, Bu." Begitu saja tanggapan Aland soal pertanyaannya beberapa jam yang lalu. Kini, ia bahkan sudah digandeng Dante dalam suatu pesta.

"Aku mau kita mengecek kesehatan baby-nya berdua," ucap Kashi, dalam make up dan balutan dress mewah yang amat mengaburkan tampilan kucelnya. Make up artist-nya seakan sedang mengukir identitas baru Kashi.

Dan juga, pesta yang dihadiri Kashi kala itu membuatnya wajib bertopeng. Aneh. Apakah orang kaya suka dengan omong kosong seperti ini? Ini mirip dengan pesta tahunannya di jenjang SMA.

"Jangan membahas kehamilanmu di sini." Dante berbisik dalam nada rendah. Terdengar cukup mematikan. Intinya, ia meminta Kashi untuk tidak bicara sama sekali. "Selalu berdiri di sisiku. Jangan buka mulutmu kecuali untuk makan."

"Andante!" Seruan itu membuat lelakinya mengalihkan atensi. Beberapa kolega Dante menatapnya, tersenyum. Memintanya untuk bergabung.

"Aku akan tutup mulut kecuali untuk muffin, tenanglah."

Karena Kashi sudah berjanji, maka Dante membawanya dengan tenang menuju kerumunan itu. Kashi sempat melihat Aubrey. Oh, Jaden juga ....

"Wow, dia bukan wanita yang biasa kamu bawa, kan?" celetuk salah satu kolega Dante, menjurus pada Kashi. Rambutnya ubanan ....

Namun, Kashi berani bilang bahwa tingkah lakunya bajingan. Lihatlah, lelaki itu membawa dua wanita muda, masing-masing di sisi kanan dan kirinya. Orang gila.

"Dia wanitaku. Karena aku punya dia, aku tidak perlu membawa sekretarisku," ucapnya, sambil mengecup punggung tangan Kashi. Pencitraan ....

"Dasar gila. Kamu sudah menikah tapi tidak mengundang kami semua?"

Lalu, Dante tergelak. "Private, Dude."

Wanita dengan baju belahan dada rendah--well, ia pelaku bisnis juga--menyenggol lelaki yang berkomentar soal kenapa undangan Dante tak sampai pada mereka. "Lupa, ya? Zeta kan sedang dikoyak habis-habisan."

"Ssshh ...." Dante mendesis, membuat Kashi kian yakin. Permasalahan inilah yang ditutup rapat darinya. Siapa yang mengoyak Zeta? "Laney, untuk apa membahas itu di sini? Kamu akan menakuti wanitaku."

Wanita yang dipanggil Laney oleh Dante itu tertawa. "Bercanda," ucapnya. Lantas, ia mengulurkan tangan pada Kashi. "Hai ... Kecil? Aku Laneya, pemegang saham Zeta juga. Petinggi di perusahaan broadcasting, Shakti."

"Kalau ada rumor soal kamu, salahkan dia. Dia pemegang kuasa di bidang informasi," timpal lelaki tua yang sempat Kashi sebut bajingan tadi. Lalu, ia tertawa.

"Dasar gila, aku tidak menjual kehidupan pribadi Dante. Anyway, siapa namamu?"

"Veronica," sambar Dante sebelum Kashi sempat memohon izin padanya untuk menjawab.

Detik berikutnya, wanita itu terlalu syok dengan jawaban Dante. Veronica itu siapa?! Kenapa ia mengenalkan Kashi dengan identitas lain di sini?! Mana namanya seperti judul film hantu pula.

"Veronica Haven," sambung Dante lagi. "Ada pertanyaan lain, Laney?"

"Aku bertanya pada wanitamu, Dante."

"Kuwakili agar dia tidak perlu repot-repot menjawabmu, Laney."

"Cih, kamu masih tidak ramah."

Dialog itu terdistraksi manakala Aubrey memanggil Dante. Dante sempat menatap Kashi dengan tatapan sulit. Ia tak mungkin meninggalkannya sendiri. Kashi bisa dihabisi karena ia tak tau apa-apa.

Ketika Aubrey terlihat makin kesal karena Dante tak kunjung meresponnya padahal ia membutuhkannya segera, Dante membawa Kashi pada Jaden. Kashi kontan melotot, bukankah Dante benci pada lelaki itu?!

Mr. CEO, Kapan Cintaku Berbalas?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang