67. Kakak Dante dan Kebenaran Untuk Rhea

71 12 0
                                    

Amuro Dregir Haven namanya, si pantang pulang dan benci bisnis. Tukang kelana yang hampir didepak dari Haven. Ia tidak ikut campur masalah di rumah utama karena tau ibu kandungnya adalah pengkhianat bagi Haven.

Dan karena ia lebih keras kepala dibanding Dante yang penurut, sekaligus takut dengan Frederick itu.

Kalau Dregir yang dipaksa bertanggung jawab untuk bisnis Haven, akan ia bakar kantor Zeta dan Stazer. Lagipula, Dregir tau Dante lebih berhak untuk itu karena ialah yang lahir dalam cinta dan kasih Haven.

Dregir setengah Rosewood, tapi memilih untuk tidak membawa-bawa Haven maupun Rosewood dalam hidupnya. Meskipun ia masih memiliki nama marga, tapi biasanya ia mengatakan Amuro Dregir saja. Toh, kelakuannya memang bikin malu Haven yang prestisius.

Soal Rosewood, entahlah. Mana tau juga dia soal itu. Lebih tepatnya, malas cari tau. Ia sudah ada di USA sejak kecil. Memilih memisahkan diri dari problematika Haven dan Rosewood untuk hidup tenang di sana. Hanya Dregir, wanita, dan duit. Cukup.

Lebih tua beberapa tahun dari Dante dan Jaden tidak membuatnya punya karakter yang lebih keras dari mereka. Sebaliknya, jiwanya seakan muda. Terlalu muda.

"Pak Dregir, Anda tidak muncul bertahun-tahun, bahkan tidak datang di hari pernikahan adik seayah Anda, tapi mendadak Anda menanyakannya." Yang ditelepon Dregir adalah Michelia yang bermuka melas di RS karena harus mendapatkan infus cepat. Dia tumbang. "Ada apa?"

"Aneh, ya?" tanya Dregir, sambil tertawa. Ia tidak datang di pernikahan Dante karena ... buat apa juga? Saat itu, ia sedang dalam rencana mendaki Mt. Everest. Meskipun batal karena ia lebih mupeng dengan rancangan cocok tanam di Santorini.

"Maaf, kalau saya boleh jujur, sangat aneh, Pak."

Tawanya makin keras saja di seberang sana. "Karena Mami Tiri dan Bapak Tiran itu mendadak menelponku, kan lebih aneh lagi," ucapnya, beralibi. "Makanya, aku tanya, separah apa? Apa adikku yang dingin itu sudah mau koit?"

"Belum, Pak." Ya Tuhan, baru bicara beberapa kalimat dengan Dregir saja sudah membuat kepala Michelia nyaris pecah. "Bapak ada di mana sekarang?" tanya Michelia karena di seberang terdengar dersik angin yang cukup ribut.

"Kapal pesiar," jawab Dregir. "Sedang cocok tanam. Mendesah sambil mabuk laut."

Michelia adalah satu-satunya pekerja Haven yang dikenal Dregir karena ia selalu menghubungkannya dengan Frederick atau Dante. "Masih sama ternyata. Kenapa Pak Dregir menanyakan Pak Dante? Berencana untuk pulang? Bapak di negara mana?"

"Naur. Aku kan cuma tanya," jawabnya dalam nada canda. "Aku naik Cruise Liner, sih. Celebrity Edge. Sepertinya masih menyebrangi laut Yunani. Kenapa? Tertarik untuk kubawa jalan-jalan, ya? Coba ukurkan dadamu dulu. Nanti kupertimbangkan kalau besar."

Dasar kutu kupret.

Michelia mencengkram selimutnya sambil mengulas senyum paksa. "Tidak, Pak. Gaji saya di sini sudah bisa membawa saya naik Celebrity Edge tanpa bapak."

"Menabung sepuluh tahun dulu, ya?"

Michelia nyaris memaki. Padahal, ia sedang sangat pusing. "Pak, maaf, situasi di sini benar-benar kacau. Apa yang diminta Pak Frederick ketika menelpon Bapak? Saya tidak punya waktu untuk mengobrol."

Dregir sempat terdiam sejenak. Suara angin ribut itu terdengar lagi. Sepertinya, ia berbohong soal bercinta karena ia terdengar seperti berdiri di palka kapal. "Bilang pada Dante, aku mengawasimu. Aku pulang kalau aku merasa kamu sudah butuh bantuan."

"Kenapa tidak menghubunginya sendiri, Pak?"

"Kapan aku pernah punya nomornya Dante?! Baru kusapa saja dia sudah teriak bajingan dan menutup teleponnya."

Mr. CEO, Kapan Cintaku Berbalas?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang