56. Keributan Besar [21+]

103 12 0
                                    

Mengawali part terkelam dari arc Hosea Reiga. Chapter berat. Berlabel 21+ karena mengandung kekerasan.

"Hose ...." Rhea sedang gelisah memikirkan Kashi. Lebih lanjut, beban emosionalnya makin bertambah ketika melihat Hosea Reiga dengan tangan tertusuk cukup dalam, tapi menolak diberi penanganan oleh profesional di bidangnya.

Hosea menolak di bawa ke rumah sakit. Membuat Rhea menangis karena harus merawat luka Hosea yang mestinya mendapatkan penanganan yang lebih baik.

Lihatlah, darahnya baru berhenti setelah seperempat jam lamanya.

Dan Hosea tidak mengeluhkan rasa sakitnya sama sekali. Ia justru mengecupi bekas cucuran air mata Rhea setelah wanitanya itu membebat tangannya dengan kasa.

"Maaf ya, temanmu tidak berhasil kuselamatkan."

Rhea terperangah. Niat untuk menyelamatkan Kashi saja sudah mengejutkan. Juga, apa yang baru saja ia dengar dari Hosea? Kata maaf?

Hosea tertawa dengan suara seraknya yang candu begitu tangisan Rhea makin keras lagi. "Cup-cup, Sayangku."

"Hose kenapa begitu sih?!" Rhea keki, sementara Hosea makin melebarkan senyumnya dengan posisi berdiri dan menyudutkan Rhea yang duduk di atas meja.

"Kenapa apa, hm?" tanyanya, menggoda. "Kamu bertanya kenapa aku rela membiarkan tanganku tertusuk demi menyelamatkan Kashi? Aku berusaha untuk care padamu. Itu kan yang kamu mau selama ini?"

"Kenapa baru sekarang?" Hal itu bisa melemahkan Rhea.

Sejujurnya, Rhea tidak berniat mengajak ribut Hosea, tapi celah yang ia dapatkan karena menemukan Hosea yang agak memakai hatinya membuat Rhea tidak bisa lagi menahan bebannya selama ini.

Menjadi tawanan dari lelaki dengan perilaku obsesif itu ... sulit. Ratusan, atau mungkin ribuan kali Rhea berpikir untuk mati, tapi Hosea bahkan sudah mengancamnya sejak awal jika Hosea akan tetap memburunya meskipun raganya sudah tergeletak tanpa nyawa.

"Maksudmu ... apa?" Nada bicara Hosea berubah seketika, tak lagi sehangat tadi. "Kita sedang baik-baik saja tadi. Lalu, MAKSUDMU APA?! KENAPA KAMU MENANYAKAN ITU?!"

Perubahan emosinya begitu gila. Gampang tersulut. Naik turun tak terkontrol layaknya predator yang siap mencabik mangsanya secara membabi-buta.

"Atlas--"

"Kamu masih memikirkan lelaki lain bahkan ketika kamu sudah memiliki aku?!"

"APA YANG KAMU LAKUKAN PADA ATLAS?!" Terlanjur berasap, maka Rhea bakar sekalian agar api kemurkaan mereka membumbung tinggi.

Rhea tidak berniat untuk ribut sampai sejauh itu. Ia hanya ingin bertanya kenapa baru sekarang Hosea berpikir jika Rhea butuh dipahami dengan hati, bukan obsesi. Tapi responnya yang defensif membuat Rhea menyerah untuk bicara baik-baik.

Ia mendadak teringat dengan ucapan Mahesa tempo hari, ketika ia tidak sengaja bertemu dengannya kala menemani Kashi jajan selusin minuman.

Mungkin, sesekali, lo harus ngejebak Hosea dan ngintrogasi dia ke mana dia ngebawa Atlas. Ke suatu tempat di bumi atau ke surga.

Lalu, grep.

Emosi Hosea tidak tertolong lagi dan Rhea merasakan cekikan yang menghentikan laju napasnya detik itu juga.

"AKU BERSYUKUR DIA SUDAH MATI! KAMU MILIKKU! CUMA MILIKKU! JANGAN MEMIKIRKAN LELAKI LAIN SELAIN ... AKU!"

Mati, mati, mati. MATI, katanya.

"A-apa yang k-kamu laku-kan?"

"KUBUNUH DIA AGAR DIA TIDAK BISA MEMILIKIMU! KENAPA?! ITU KAN YANG INGIN KAMU DENGAR?!" tanyanya, bernada membunuh.

Mr. CEO, Kapan Cintaku Berbalas?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang