Kenzo dan Litha baru saja sampai perempatan yang tempatnya tidak terlalu jauh dari Zeus Mansion. Litha meminta turun di sana agar hubungan mereka tidak ketahuan oleh seisi mansion.
“Kamu beneran gak kenapa-napa turun di sini? Ini udah malem, loh.” Kenzo tampak khawatir pada kekasihnya tersebut.
“Baru juga jam delapan malam. Biasanya juga, aku pulang kerja jam sepuluh malam,” ucap Litha seraya melirik sekilas pada jam yang tertera di layar ponselnya.
Kenzo terlihat menautkan alisnya. “Biasanya, aku yang jemput kamu dan kamu selalu turun dekat pintu gerbang mansion. Kenapa sekarang pengen turun di sini?”
“Udah, nurut aja! Kita sama-sama gak ada di mansion dalam waktu yang lumayan lama. Kalo aku kerja kan, yang gak ada di mansion cuma aku,” jelas Litha sembari menatap tetap netra Kenzo.
“Sampe kapan kita sembunyi-sembunyi kayak gini, Tha?” Kenzo mulai mengeluh seraya menundukkan kepalanya.
Litha meraih tangan Kenzo, menggenggamnya dengan begitu kuat. “Maaf, karena mencintai aku, kamu jadi kesulitan kayak gini.”
“Bukan aku ... Tapi, kamu yang kesulitan,” sesal Kenzo seraya menggeser sedikit tubuhnya agar ia bisa menghadap ke arah Litha.
Kenzo mengeratkan genggaman tangannya pada kedua tangan Litha sembari menatap netra kekasihnya tersebut dengan begitu intens. Ia memberikan senyum tertulusnya pada wanita yang paling ia cintai tersebut.
“Tunggu sedikit lagi. Aku akan memperjuangkan hubungan kita ketika aku udah benar-benar memiliki kekuatan untuk melindungi kamu,” pungkas Kenzo, meyakinkan sang pujaan hati.
“Sampe kamu memiliki kekuatan? Kamu super hero jenis apa?” canda Litha yang tentu saja membuat Kenzo menjadi jengkel.
“Hih, orang lain lagi serius juga!” protes Kenzo seraya melepaskan genggaman tangannya pada Litha.
Litha mengulum senyum seraya menutup mulutnya dengan tangan. “Lagian, jangan setegang itu! Kita ini lagi pacaran, bukan lagi perang di Irak!”
“Ya, ya, ya. Suka-suka kamu,” ucap Kenzo sembari cemberut.
Litha kembali tersenyum, kemudian ia segera membuka pintu mobil. Tapi, tak sempat Litha keluar karena Kenzo meraih kembali lengannya.
“Kenapa, Ken?” tanya Litha. Ia tampak menatap Kenzo dengan penuh tanya.
“Aku sayang sama kamu,” seru Kenzo yang tentu saja membuat Litha tersenyum malu setelah mendengarnya.
“Kenapa gak jawab?” Kenzo bertanya karena ia melihat Litha hanya tersenyum tanpa menyahut.
“Apa rasa sayang kamu membutuhkan imbalan dariku?” Litha balik bertanya seraya tersenyum jahil pada pria berusia dua puluh tiga tahun tersebut.
“Kenapa kamu selalu memperumit keadaan?” keluh Kenzo yang sama sekali belum mengerti dengan jalan pemikiran Litha.
Litha mengusap lembut pipi Kenzo. “Aku hanya memperlihatkan hal logis pada kamu.”
Kenzo menyerah. Ia tidak mau berdebat lebih lama dengan kekasihnya tersebut. Litha memang bukan tipe wanita yang bisa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Litha hanya ingin Kenzo merasakan sendiri kasih sayang yang ia berikan, tanpa harus mengungkapkannya.
Litha keluar dari dalam mobil Kenzo, kemudian ia berjalan dengan perlahan menuju ke mansion. Kenzo juga terlihat melajukan kembali mobilnya.
Ketika Kenzo sampai di dalam mansion, ia terlihat sedikit kebingungan karena suasa mansion nampak begitu ramai. Ramai akan para pelayan yang masih membersihkan setiap sudut mansion. Padahal, biasanya pukul delapan malam para pelayan di sana sudah selesai membereskan mansion hingga ke sela yang jarang terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Highest Throne
RomanceTAHTA TERTINGGI "Menghancurkan kalian bukanlah hal yang sulit bagiku. Jika kalian tetap melukai kakakku, akan ku pastikan kalian menyesal telah memberi TAHTA pada orang yang sama sekali tidak memiliki garis keturunan Zeus sepertiku!" _Alex_ "Memangn...