Chapter Thirty Five

35 4 0
                                    

“Mama!?”

Litha segera membuka pintu mobil setelah ia melihat Dini mengetuk-ngetuk kaca mobil tersebut. Ia lantas memeluk sang ibu dengan begitu erat. Ada isak tangis yang terdengar dari keduanya. Anak dan ibu tersebut mulai saling memeluk dengan begitu erat.

“Dari mana saja kamu, Shaki?” cecar Dini seraya melepaskan dekapannya.

“Aku tinggal di tempat kerabat kita, Ma. Mama gak usah khawatir,” beritahu Litha masih dengan isak tangis yang cukup keras.

“Kerabat?” Dini kembali bertanya sembari mengerutkan dahinya. “Siapa kerabat yang masih memedulikan kita?”

“Lusa, aku bakal bawa Mama ke tempat dia.”

Di sisi lain, Kenzo keluar dari dalam mobilnya seraya melemparkan kunci mobil pada Shanu yang sedang berjalan menghampirinya. Shanu menangkap kunci mobil tersebut dengan begitu mudah walaupun jarak mereka masih terpaut lima meter.

“Aman?” tanya Shanu sesampainya ia di hadapan Kenzo.

“Kayaknya, aman. Mobil baru lo emang ngebantu gue banget buat mengelabui para penjaga mansion.” Kenzo tampak bersungut.

“Gue tanya soal keadaan mobil gue, bukan soal ada yang mengikuti lo atau nggak!” tangkas Shanu yang langsung membuat Kenzo jengkel.

“Andai gue bisa mengikis muka lo yang selalu berekspresi datar itu!” Kenzo kembali bersungut seraya melambaikan tangannya cepat di hadapan wajah Shanu.

Shanu menghempaskan pelan tangan Kenzo. “Bawa pacar lo dan ibunya masuk ke dalam Villa. Kita gak bisa terlalu santai di sini.”

Kenzo memasang wajah kesal sekilas kemudian ia segera beranjak menghampiri Litha dan Dini yang masih berada di sisi lain mobil tersebut.

“Kita harus masuk ke dalam Villa, Ibu juga harus beristirahat,” imbuh Kenzo pada Litha dan Dini.

“Apa maksudnya ini, Ken?” tanya Litha dengan nada yang sedikit bersalah karena sempat berprasangka buruk pada Kenzo.

“Nanti aku jelasin di dalem,” ujar Kenzo kemudian ia segera melangkahkan kakinya menuju ke dalam Villa.

Litha dan Dini tampak mengekori Kenzo dari belakang seraya bergandengan tangan. Litha berjalan sembari mengamati area sekeliling. Sungguh, ini adalah Villa yang begitu indah. Walaupun sebenarnya Litha tidak mengetahui ini berada di mana karena pada saat di perjalanan tadi, ia malah tertidur.

Kenzo tampak mengantarkan Litha dan Dini sampai ke depan kamar mereka.

“Malam ini, kamu dan Ibu tidur di sini. Karena besok hari Sabtu, aku bisa nemenin dulu kalian di sini sampai sore,” terang Kenzo pada Litha sembari membuka pintu kamar tersebut.

“Lalu, bagaimana dengan pekerjaan Ibu, Nak?” tanya Dini dengan sedikit khawatir.

“Ibu gak usah khawatir. Kak Shanu udah mengurus semuanya. Ibu bisa beristirahat di sini dulu sampai Minggu malam,” beritahu Kenzo seraya tersenyum tulus pada Dini.

Litha mulai menggenggam erat kedua tangan Dini. “Mama istirahat duluan. Aku harus bicara dulu berdua sama Kenzo.”

“Tuan Muda Kenzo!” Dini tampak menegaskan pada Litha.

“Iya, Tuan Muda KENZO!” beo Litha seraya mencibir Kenzo dengan mendeliknya sekilas.

Kenzo sendiri hanya mengulum senyumnya ketika melihat tingkah Litha yang menurutnya sangat menggemaskan tersebut.

Dini pun mulai masuk ke dalam kamarnya. Sedangkan Kenzo dan Litha masih mempertahankan posisi mereka dengan saling menatap.

“Apa?” bentak Litha.

The Highest ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang