Chapter Thirty Seven

32 5 0
                                    

Alex dan Via masih terlihat saling menatap. Sungguh, Via tidak mengerti dengan apa yang sudah diucapkan oleh Alex tadi. Ia hanya menatap pria tampan di hadapannya dengan kondisi mulut yang masih ternganga.

“Aku suka sama kamu, Via. Sejak pertama kali aku ketemu sama kamu, aku udah tertarik,” terang Alex sekali lagi dengan suara yang sedikit bergetar.

Via masih terdiam. Ia memang sempat berpikir bahwa ia juga menyukai Alex. Tapi, setelah ia tinggal satu atap bersama dengan Denis, ia baru menyadari bahwa pria yang ia cintai hanyalah mantan kekasihnya tersebut.

“Kamu lagi main-main sama aku?” cecar Via, masih dengan tatapan yang penuh dengan menyelidik.

Alex menggelengkan kepalanya pelan. “Aku gak main-main. Aku emang suka sama kamu. Tapi, karena posisiku punya seorang pacar, dan kamu juga memiliki Kak Denis, aku jadi gak berani ngungkapin semuanya sama kamu.”

Via tampak menghempaskan pelan tangan kiri Alex dari bahunya. “Aku udah terlambat ke pertemuanku dengan keluarga Kenzo. Aku harus ke sana,” ucapnya dengan mengabaikan pengakuan Alex.

“Kenapa kamu masih bersikeras buat pergi ke sana? Apa kamu gak bisa tetap di sini buat aku?” pinta Alex dengan raut wajah yang dibuat seputus asa mungkin.

Sesaat, Via mulai terbuai kembali dengan wajah tampan tersebut. Wajah yang begitu menyejukkan hati, wajah yang begitu nyaman untuk dipandang.

“Aku harus menjauhkan Litha dari Kenzo karena Kenzo hanya akan membuat Litha terluka. Aku gak bisa membandingkan persahabatanku dengan perasaan kamu yang hanya sesaat buat aku!” tegas Via dengan tatapan yang begitu tajam.

Tapi, kebahagiaan Shaki hanya bersama Kenzo. Gue harus membuat mereka bersatu, sekali pun gue harus mengorbankan segalanya,' gumam Alex dalam hati.

“Perasaanku gak sesaat. Aku mulai mencintai kamu ketika kamu waktu nangis di atap gedung.” Alex terus meyakinkan Via.

Via mulai memegang keningnya karena ia begitu kesal pada Alex. “Kita bisa bicarain ini nanti, Lex! Sekarang, aku harus pergi ....”

Cup

Alex spontan mengecup bibir Via sehingga membuat Via bungkam seketika seraya membelalakkan matanya. Netranya begitu lekat menatap wajah Alex yang masih berjarak tiga senti meter di hadapannya.

“Pergilah dengan membawa namaku di dalam hati kamu,” ucap Alex dengan pelan seraya tersenyum manis pada Via kemudian ia mulai berlalu dari sana.

Via hanya ternganga sembari menatap Alex yang sedang berjalan masuk ke dalam gedung apartemen. Ada apa dengan semua pria di sekitarnya? Kenapa mereka begitu egois dengan memperlakukan Via sesuka hati mereka?

Sementara itu, Alex tampak menyandarkan punggungnya pada dinding lift seraya mengusap wajahnya dengan begitu gusar. Apa yang sudah ia lakukan? Ia benar-benar tidak bisa berpikir jernih untuk menghambat Via bertemu dengan Kenzo.

Sungguh, saat ini hatinya sangat menyesal telah mencium Via, walaupun hanya sekedar kecupan singkat. Wajah Nabila seketika muncul dalam benaknya. Nabila yang beberapa menit yang lalu telah ia lamar, dan kini dengan mudahnya ia khianati hanya untuk mencegah kepergian Via.

Ting

Pintu lift mulai terbuka. Alex beranjak keluar dari dalam lift dengan perlahan seraya berjalan menuju ke unit apartemennya dengan tatapan kosong ke depan. Apa yang sebenarnya ia inginkan? Ia ingin membalas rasa sakit ibu dan kakak kembarnya dengan menjebak Zeus Group, tapi ia juga tidak ingin Litha kehilangan Kenzo. Karena bagaimana pun, Alex adalah orang yang paling tahu seberapa tulusnya seorang Kenzo pada Litha.

The Highest ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang