Chapter Forty Three

18 4 0
                                    

“Kak,” panggil Shanura pada Denis.

Saat ini, mereka berdua sedang berada di garasi mansion. Mereka kebetulan bertemu di sana karena sama-sama akan pergi ke perusahaan. Shanu yang melihat Denis, langsung memanggilnya sebelum kakak angkatnya itu masuk ke dalam mobil.

Denis hanya menoleh ketika Shanu memanggilnya. Sedangkan Shanu sendiri sepertinya sedang ragu untuk menanyakan sesuatu pada Denis.

“Ada apa? Bukannya barusan lo manggil gue?” Denis akhirnya bersuara.

“Lo udah mengamankan sistem ponsel milik Via?” Shanu memberanikan diri untuk bertanya.

“Untuk apa?” Denis balik bertanya seraya mengernyitkan dahinya.

Wajah Shanu sekilas berubah menegang karena ia takut ketahuan oleh Denis. “Gue cuma takut ponsel dia di sadap oleh peretas Zeus. Mungkin, ponsel lo aman. Tapi Via masih di luar kendali kita.”

“Lo tenang aja. Via aman karena kita udah gak saling berkomunikasi,” timpal Denis dengan santai kemudian ia segera naik ke dalam mobilnya.

Shanu tidak mengucapkan apa pun lagi. Ia hanya menatap kepergian Denis dengan hati yang cukup gelisah. Via memang sudah tidak berhubungan dengan Denis. Tapi, Shanu khawatir jika gadis itu akan berkomunikasi dengan Litha.

“Kenapa malah diem di sini?” Tiba-tiba, Kenzo datang dan membuat Shanu sedikit terkejut.

“Gue habis menyatakan perasaan gue pada Kak Denis,” jawab Shanu dengan wajah datarnya.

“Diterima?”

“Ditolak.”

Kenzo tak kuasa menahan tawa setelah ia mendengar jawaban dari Shanu. Apa yang pria dingin itu pikirkan hingga membuatnya menjadi begitu aneh? Wajah datarnya ketika sedang berbicara seakan menjadi sumber penggelitik hati siapa pun yang sudah mengenalnya sejak lama.

“Hahaha ... udah, gak ada waktu buat patah hati karena kita harus berangkat kerja!” tegas Kenzo dengan kondisi yang masih tidak bisa berhenti tertawa.

Shanu tidak menjawab, ia langsung beranjak masuk ke dalam mobil sport merahnya yang diekori oleh Kenzo dari belakang.

“Kenapa lo masuk ke mobil gue?” protes Shanu ketika ia melihat Kenzo duduk di sampingnya.

“Loh, biasanya juga kita berangkat bersama, kan?” tanya Kenzo seraya menautkan alisnya.

“Gue udah bebas tugas untuk menjaga lo. Tuan Andre dan Gaza juga udah kembali bertugas di ruang kontrol seperti biasa karena lo udah menerima perjodohan ini. Jadi, pake mobil lo sendiri!” dengus Shanu.

“Wah, ribet banget lo! Timbang berangkat bareng doang,” protes Kenzo seraya memasang raut wajah yang begitu kesal.

“Keluar!” tegas Shanu dengan suara yang cukup pelan karena ia memang tidak pernah meninggikan suaranya.

Kenzo membuang napasnya kasar sembari keluar dari dalam mobil Shanu. Sungguh, pagi ini si pria es batu itu begitu menyebalkan. Shanu langsung menancapkan pedal gasnya setelah Kenzo keluar dari dalam mobil, membuat Kenzo semakin gemas karena kesal pada pria yang telah diadopsi oleh ibunya tersebut.

Kenzo segera masuk ke dalam mobilnya untuk menyusul Shanura. Tapi, ketika ia akan menyalakan mesin mobilnya, ia melihat Litha yang sedang berjalan menuju ke pintu gerbang mansion.

“Dia mau ke mana sepagi ini?” Monolog Kenzo seraya menatap Litha.

Ia menunggu Litha keluar dari mansion terlebih dahulu, baru ia menyalakan mesin mobilnya. Setelah Litha keluar dari gerbang, ia segera menancapkan gasnya secara perlahan untuk menyusul mantan kekasihnya tersebut.

The Highest ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang