Chapter Forty Four

22 4 0
                                    

Alex baru saja sampai di Kantor Zeus Group Divre Jabar. Bukan Leo namanya jika pria paruh baya tersebut tidak memberikan kejutan-kejutan yang istimewa untuk anak-anaknya. Apa lagi, Alex adalah anak yang paling ia banggakan untuk saat ini.

Alex melajukan mobilnya secara perlahan menuju ke basemen kantor seraya menatap heran puluhan wartawan yang sedang berkumpul memadati pintu masuk gedung utama Zeus Group. Ada apa lagi? Pikirnya.

Ketika ia sudah memarkirkan mobilnya dan akan keluar dari basemen untuk masuk ke dalam gedung utama, dengan segera Denis menarik lengannya menuju ke pintu masuk darurat, membuat Alex semakin tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.

Denis menghentikan langkahnya ketika mereka berdua sudah masuk ke dalam pintu tangga darurat. “Kabar tentang Dady yang telah mengadopsi lo udah tersebar luas di telinga beberapa awak media. Mereka mengira kalo lo adalah anak simpanan Dady.”

“Apa?” pekik Alex.

“Ya, mereka mengetahui sebelum Dady mengkonfirmasi status lo. Jadi, mereka menyimpulkan sendiri,” ujar Denis dengan nada paniknya.

“Tapi, kalo mereka ketemu sama gue, mereka mungkin bakal dengerin dulu penjelasan gue, Kak,” tangkas Alex.

Denis menggelengkan kepalanya pelan. “Awak media di Indonesia gak sama dengan di Singapura, Al. Mereka gak akan semudah itu percaya sama omongan lo.”

“Terus, kenapa Tuan Leo gak keluar buat jelasin semuanya?” tanya Alex seraya menautkan alisnya.

“Karena Dady sedang memanfaatkan situasi ini agar semua orang semakin penasaran dengan Zeus Group.”

“Hoh, dia lagi ngejual gue?”

Kali ini, Denis tampak menganggukkan kepalanya. “Ya, Dady sedang menjadikan lo sebagai trensetter perusahaan. Perkembangan lo selama di perusahaan sangat pesat. Ketika lo meminta untuk di pindahkan dari kantor pusat di Singapura ke kantor Divre Jabar dan Dady langsung menjadikan lo wakil gue, itu bukan karena hanya posisi itu yang sedang kosong ....”

“... Tapi, karena Dady melihat potensi dalam diri lo. Dan sekarang, belum satu bulan lo menjabat sebagai Wakil Presdir, tiba-tiba lo diadopsi oleh bokap gue sampai lo di angkat menjadi seorang Wakil CEO. Itu bukan kebetulan, Al. Semua itu dilakukan oleh bokap gue karena lo pantas mendapatkannya,” jelas Denis dengan begitu rinci.

“Lalu, kenapa lo gak memberontak seperti biasanya? Kenapa reaksi lo ketika Kenzo menduduki posisi Pewaris Utama sangat berbeda dengan reaksi lo terhadap gue saat ini?” cecar Alex.

“Lo dan Kenzo berbeda,” tangkas Denis. “Gue siap bersaing dengan orang yang memang mampu menduduki posisi tersebut. Gue gak mau membahayakan perusahaan dengan memberikan posisi gue pada Kenzo, seperti saat ini. Tapi, lo berbeda. Gue sangat menerima posisi lo sekarang karena memang lo mampu menduduki posisi tersebut.”

Kak Denis bukan orang yang gila Tahta, seperti yang gue pikirkan selama ini. Mungkin, hanya gue orang yang merasakan ketulusan dari hatinya,’ lamun Alex seraya menatap lekat wajah Denis.

“Gue akan berusaha mengembalikan posisi Pewaris Utama pada lo, Kak. Itu tujuan utama gue menerima posisi Wakil CEO untuk saat ini,” pungkas Alex yang sungguh membuat bulu kuduk Denis merinding.

“Hampir aja gue jatuh cinta sama lo.” Denis mulai bersungut.

Alex hanya menatap jijik wajah Denis kemudian ia segera melangkahkan kakinya untuk menaiki tangga darurat tersebut. Denis tampak tersenyum singkat seraya menyusul Alex dengan kondisi hati yang masih tergelitik karena ucapan Alex tadi.

••

Ketika Alex masuk ke dalam ruangannya, ia melihat Leo sudah duduk di kursi milik Alex sembari menatap Alex dengan tatapan penuh kebanggaan. Lagi-lagi, pria paruh baya tersebut sedang merencanakan sesuatu, itu yang ada dalam pikiran Alex.

The Highest ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang