Chapter Fifty Four

15 1 3
                                    

BRUG !!!

Ketika Alex baru sampai di depan unit apartemennya, ia mendengar suara benturan yang cukup keras dari dalam unit apartemen milik Via. Karena ia khawatir, ia langsung beranjak ke depan pintu calon tunangan Kenzo itu seraya mengetuk-ngetuk pintunya dengan tergesa.

Tok ... Tok ... Tok ...

“Vi, kamu kenapa?” teriak Alex dari luar pintu unit apartemen Via.

Beberapa kali Alex mengetuk, tetap tidak ada jawaban. Sampai akhirnya, Alex memberanikan diri untuk membuka pintu unit apartemen Via seraya mencari Via di dalam sana.

Netra Alex langsung tertuju pada Via yang sudah tergeletak tak sadarkan diri di lantai depan kamarnya. Dengan segera Alex menghampiri gadis berparas cantik itu seraya memangkunya untuk memindahkannya ke dalam kamar.

Alex tampak membaringkan Via di atas ranjangnya. Ia memegang kening Via yang terasa begitu panas. Alex terlihat semakin panik karena demam Via terlalu tinggi.

Ia beranjak menuju ke pantry untuk mencari wadah kecil. Alex tampak mengisi wadah tersebut dengan air dingin seraya memasukkan beberapa balok es kecil ke dalamnya.

Pria berperawakan tinggi tersebut kembali beranjak ke dalam kamar Via sembari membawa wadah berisikan air es tersebut. Alex menyimpan wadah itu di atas nakas samping ranjang Via, kemudian ia mengeluarkan sehelai saputangan dari dalam saku jas hitamnya untuk mengompres kening gadis malang tersebut.

Beberapa kali Alex mencelupkan sapu tangannya ke dalam wadah berisikan air es itu untuk menetralkan suhu badan Via. Air muka Alex seketika berubah menjadi sangat khawatir pada gadis yang sedang terbaring tak sadarkan diri di hadapannya tersebut.

“Apa gue bawa dia ke rumah sakit aja?” tanya Alex pada dirinya sendiri.

“Denis ....”

Tiba-tiba, terdengar Via mengigau nama Denis. Hanya satu kali, tapi cukup membuat Alex yakin jika gadis tersebut masih sangat mencintai kakak angkatnya.

Alex menatap wajah Via dengan begitu lekat. Gadis yang sangat disayangi oleh Litha tersebut, harus terjebak dalam sebuah masalah yang cukup rumit, akibat ulah dari Kenzo.

Alex sangat mengetahui, jika Via menerima perjodohan itu karena Litha dan Justin. Tapi, Alex juga enggan menjelaskan semuanya pada Litha karena ia takut, Litha akan mengetahui jika saat ini ia sedang mendekati Via.

Kayaknya, emang cuma Kak Denis yang bisa mengeluarkan kamu dari semua masalah ini. Maaf, jika aku malah memperumit keadaan kamu.’ Alex bergumam di dalam hatinya seraya mengusap kepala Via.

Tak lama kemudian, ada sedikit gerakan dari jari jemari Via. Alex yang melihatnya, spontan menggenggam erat tangan kiri Via dengan kedua tangannya. Via mulai membuka matanya sedikit demi sedikit, sampai akhirnya ia bisa melihat wajah Alex dengan begitu jelas.

Via tampak sedikit tersentak melihat Alex berada di dalam kamarnya seraya menggenggam erat tangan kirinya. Ia terbangun untuk duduk sembari menghempaskan pelan tangan Alex.

“Jangan bergerak dulu, kamu masih demam,” pinta Alex pada Via.

“Kenapa kamu bisa ada di sini?” cecar Via tanpa memedulikan permintaan Alex.

“Aku mendengar suara benturan ketika aku baru sampai di depan unit apartemenku,” jawab Alex dengan nada yang begitu khawatir.

Via terdiam sejenak. Ia menatap wajah Alex dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. “Kamu pulang aja, aku udah gak kenapa-napa.”

Alex kembali meraih tangan Via. “Kalo kamu sedang banyak pikiran, kenapa kamu gak nyari aku?”

“Kenapa aku harus mencari pria yang sudah memiliki seorang kekasih?” desis Via.

The Highest ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang