Alex baru saja sampai di gedung utama kantor Zeus Group. Ia berjalan menuju ke ruangannya dengan santai sambil sesekali membalas pesan yang dikirim oleh Nabila.
Ada senyum kecil yang tersirat di wajahnya. Entah kenapa, gadis belia itu selalu berhasil membuatnya jatuh cinta berkali-kali.
Ketika Alex menunggu pintu lift terbuka, terlihat Denis yang baru saja sampai di sampingnya. Ia melirik ke arah Denis sekilas seraya kembali memainkan ponselnya. Semua itu tentu saja membuat Denis sedikit jengkel karena Alex tidak menyapanya. Padahal, ini adalah hari pertama Alex masuk kerja kembali setelah ia keluar dari rumah sakit.
Ting
“Gak usah pamer kemesraan depan gue!” protes Denis seraya masuk ke dalam lift karena pintunya baru saja terbuka.
Alex tampak mengulum senyumnya sembari mengekori Denis, masuk ke dalam lift. “Maaf, gue lagi gak bisa menahan perasaan gue.”
Ketika pintu lift akan tertutup, tiba-tiba Kenzo ikut masuk dengan setengah berlari karena ia ingin menyusul Alex. Akhir-akhir ini, Kenzo memang terlihat sangat sibuk sehingga ia tidak memiliki waktu untuk menjenguk Alex.
“Gimana kabar lo?” tanya Kenzo pada Alex setelah pintu lift tertutup.
“Gue baik-baik aja. Lo bisa lihat sendiri,” jawab Alex dengan santai.
“Baguslah,” seru Kenzo. “Maaf, kalo gue gak datang jenguk lo lagi setelah itu karena banyak kerjaan lo yang harus gue handle. Belum lagi, Kak Shanu gak mengizinkan gue untuk berkedip setiap dia memantau pekerjaan gue.”
Alex tampak mengulum senyumnya setelah ia mendengar Kenzo menggerutu. “Jadi, sudah sejauh mana Shanu merusak jati diri lo?”
“Cih, bahkan lo sendiri gak akan mengenali diri gue yang sekarang.” Kenzo mulai bersungut.
Sesaat, Kenzo menatap ke arah Denis yang tidak merespon apa pun. Pandangan Denis tampak lurus ke depan tanpa memedulikan percakapan Kenzo dengan Alex.
Alex yang menyadari perubahan sikap mereka, langsung menautkan alisnya seraya menatap Kenzo dan Denis secara bergantian. Ketiga putra Lancaster tersebut memang selalu terlihat tegang jika mereka sudah berkumpul bersama.
“Gak guna banget hidup kalian,” cibir Alex yang spontan mendapatkan tatapan tajam dari Denis.
“Apa? Tersinggung, lo?” Alex kembali mencibir kakak angkatnya tersebut.
Tatapan Kenzo dan Denis mulai saling beradu. Tatapan mereka berdua memang tidak pernah terlihat ramah. Semua itu malah membuat Alex semakin kesal pada sepasang kakak beradik di hadapannya tersebut.
Ting
Untunglah, pintu lift mulai terbuka kembali. Denis tampak beranjak terlebih dahulu yang disusul oleh Kenzo dan Alex. Alex melihat Kenzo masih menatap tajam ke arah Denis yang sedang berjalan di depan mereka berdua.
“Mau bagaimana pun juga, dia tetep kakak lo,” ujar Alex dengan suara yang cukup pelan.
“Lo gak akan tau perasaan gue karena lo mendapatkan perhatian lebih dari dia,” keluh Kenzo tanpa menatap ke arah Alex.
Suara mereka berdua cukup pelan, namun masih terdengar dengan jelas di telinga Denis. Presdir muda tersebut mulai menghentikan langkahnya seraya berbalik ke arah Kenzo dan Alex. Ia menatap keduanya secara bergantian dengan tatapan dingin seperti biasanya.
“Kalian berdua adalah adik gue yang paling susah diatur,” cibir Denis.
Alex tampak melangkahkan kakinya mendekati Denis. “Cintailah kami sebelum lo mengatur kami agar kami bisa patuh pada kakak yang gak berguna seperti lo ini.” Ia tampak mengembalikan cibiran Denis seraya mengusap pelan bahu kakak angkatnya tersebut, kemudian berlalu dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Highest Throne
Roman d'amourTAHTA TERTINGGI "Menghancurkan kalian bukanlah hal yang sulit bagiku. Jika kalian tetap melukai kakakku, akan ku pastikan kalian menyesal telah memberi TAHTA pada orang yang sama sekali tidak memiliki garis keturunan Zeus sepertiku!" _Alex_ "Memangn...