DOR ... DOR ... DOR ...
DOR ... DOR ... DOR ...
Pagi di hari Sabtu, Fani menggedor-gedor pintu kamar Kenzo dengan begitu kencang. Kenzo sendiri masih terlihat terlelap karena hari ini memang jadwalnya libur masuk kantor.
DOR ... DOR ... DOR ...
"Buka pintunya, Kenzo!" teriak Fani.
Di dalam kamar, Kenzo terlihat menggeliat. Sungguh, wanita paruh baya tersebut sangat mengganggu hari liburnya.
DOR ... DOR ... DOR ...
"Cepat keluar atau akan ku patahkan lengan ibumu!" Terdengar samar suara ancaman Fani dari balik pintu kamar Kenzo.
Kenzo yang masih setengah sadar dengan posisi tidur tengkurap, mulai mengusap-usap wajahnya dengan begitu kasar. Ia juga segera bangkit terduduk dengan kondisi mata yang masih setengah terpejam.
"Kenapa Nenek Lampir itu mengacaukan hari libur gue?" gerutu Kenzo sembari mengucek-ngucek matanya.
DOR ... DOR ... DOR ...
"KENZO!!!!" Fani terus saja berteriak hingga semua pelayan merasa ketakutan.
Mila yang mendengarnya, lantas keluar dari dalam kamar utama seraya menghampiri kakak madunya tersebut. Ia beranjak dengan setengah berlari dari kamarnya menuju ke kamar Kenzo karena jaraknya memang cukup jauh walaupun berada di lantai yang sama.
"Ada apa ini? Kenapa Kakak harus berteriak-teriak sepagi ini?" protes Mila dengan suara lembutnya yang khas.
Fani tidak menjawab. Ia lantas mencengkeram bagian belakang rambut Mila dengan penuh rasa kesal sehingga membuat Mila sedikit meringis kesakitan.
"Kenzo, kalau kamu tidak mau keluar, akan ku pastikan ibumu kehilangan lehernya!" Fani kembali berteriak.
Ceklek
Kenzo mulai membuka pintu kamarnya seraya meraih lengan Mila untuk menjauhkannya dari Fani. "Apa yang Momy mau dariku?" sentaknya pada Fani.
"Kamu sedang menguji kesabaranku?" cecar Fani dengan kondisi mata yang sudah membulat sempurna.
"Untuk apa aku melakukan hal tidak berguna seperti itu?" cibir Kenzo yang berhasil membuat Fani semakin tersulut emosi.
"Kenapa kamu masuk ke perusahaan ayahmu dengan posisi yang begitu rendah?" Fani kembali mencecar seraya menunjuk wajah Kenzo. "Kamu sedang mencoba membunuhku secara perlahan?"
Kenzo tampak menyeringai setelah ia mendengar pertanyaan tersebut. "Kenapa Momy begitu peduli?"
"Ingat Kenzo, hak asuh atas kamu sepenuhnya adalah milik saya! Jadi, kamu jangan pernah mengacau jika tidak ingin sesuatu terjadi pada ibumu!" ancam Fani.
"Memang, apa yang bisa Momy lakukan pada Mama?" tanya Kenzo dengan sengit. "Aku bisa melakukan apa pun sesukaku karena Dady tidak pernah memberi larangan padaku untuk masuk ke perusahaan tanpa menduduki posisi utama!"
Fani semakin menajamkan tatapannya pada Kenzo. "Kita lihat, apa respon suamiku ketika dia tau kelakuan kamu ini!"
"Silakan!" Kenzo tampak menerima tantangan dari Fani. "Laporkan saja perbuatanku ini pada Dady karena aku juga ingin melihat responnya!"
Fani mulai beranjak mendekati Kenzo. "Ingat! Kelak, kamu harus menggantikan posisi ayahmu di perusahaan. Itu sudah takdirmu, Kenzo! Bahkan, Denis saja tidak bisa membantah itu. Jadi, bersikaplah sebaik mungkin sebagai calon penerus Zeus Group!" tegasnya dengan suara yang lumayan pelan.
![](https://img.wattpad.com/cover/365322267-288-k812191.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Highest Throne
Roman d'amourTAHTA TERTINGGI "Menghancurkan kalian bukanlah hal yang sulit bagiku. Jika kalian tetap melukai kakakku, akan ku pastikan kalian menyesal telah memberi TAHTA pada orang yang sama sekali tidak memiliki garis keturunan Zeus sepertiku!" _Alex_ "Memangn...