“Temen lo tinggal di lantai berapa?” tanya Via pada Kenzo.
Saat ini, mereka berdua sedang berada di dalam lift.
“Di lantai tujuh, unit apartemen nomor dua puluh,” jawab Kenzo dengan santai.
“Loh, lo temennya Alex?” Via terlihat begitu antusias.
“Lo kenal sama dia?”
“Dia tetangga gue.”
Ting
Pintu lift mulai terbuka. Terlihat Litha yang sedang kebingungan mencari letak unit apartemen milik Via.
“Loh, kenapa kamu di sini?” tanya Litha pada Kenzo saat ia melihat pacarnya keluar dari dalam lift bersama dengan Via.
“Aku mau ketemu sama temenku dulu sambil nunggu kamu,” jawab Kenzo seraya mengusap lembut kepala Litha.
“Temen kamu tinggal di sini?” Litha kembali bertanya seraya mengerutkan dahinya.
Kenzo menganggukkan kepalanya cepat. “Iya, di situ,” beritahunya sembari mengarahkan telunjuknya ke arah unit apartemen Alex.
Saat itu, Kenzo melihat Alex yang sempat menutup pintu unit apartemennya. Kenzo tampak menautkan alisnya karena ia mengira, mungkin Alex masih marah padanya. Jadi, Alex kembali masuk ketika sudah melihat dirinya.
“Gue tinggal di seberang unit apartemen temennya Kenzo. Jadi, Kenzo gampang kalo mau jemput lo, Tha.” Via menimpali ucapan Kenzo.
“Oh, ya udah kalo emang mau nungguin aku.”
Mereka bertiga pun jalan bersama. Litha dan Via yang masuk ke dalam unit apartemen nomor dua puluh satu. Sedangkan Kenzo masih terdiam di depan unit apartemen Alex karena ia takut Alex tidak ingin menemuinya.
Ia tampak menghirup oksigen cukup dalam sebelum ia menekan bel unit apartemen tersebut. Setelah dirasa cukup siap, barulah ia menekan bel tersebut.
Tingtong ...
Tak lama kemudian, Nabila datang untuk membukakan pintu. Ia tampak tersenyum hambar kepada sahabat dari kekasihnya tersebut.
“Mana Alex?” tanya Kenzo dengan segera.
“Kak Alex lagi tidur, Kak. Dia baru aja beres minum obat,” jawab Nabila dengan kikuk.
Kenzo tampak menaikkan sebelah alisnya. “Lo gak usah bantuin dia buat bohong sama gue. Barusan, gue lihat waktu dia tutup pintu.”
Saat itu juga, Alex muncul dari arah samping Nabila dengan menatap tajam mata Kenzo. Kenzo juga tampak melakukan hal yang sama. Mereka berdua tampak saling menatap dengan begitu sengit.
Nabila mulai memandang keduanya secara bergantian, kemudian ia segera melerai keduanya agar tidak saling menatap dengan penuh kebencian lagi.
“Ih, kalian berdua ini kenapa, sih? Udah pada dewasa! Tapi, tetep aja maen marah-marahan!” protes Nabila.
“Lo masuk!” perintah Alex pada Kenzo seraya berjalan menuju ke ruang tamu.
Alex mulai beranjak duduk di sebuah sofa. Kenzo mengekori Alex dari belakang. Ia juga tampak duduk di sofa yang berhadapan dengan Alex. Sedangkan Nabila lebih memilih beranjak ke kamar Alex karena ia ingin memberikan ruang kepada sepasang sahabat karib tersebut.
Hening ...
Kenzo dan Alex hanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Alex yang masih tidak menyangka jika saudara kembarnya kini berpacaran dengan sahabatnya, sedangkan Kenzo yang mengira bahwa Alex masih marah padanya karena masalah tempo hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Highest Throne
RomanceTAHTA TERTINGGI "Menghancurkan kalian bukanlah hal yang sulit bagiku. Jika kalian tetap melukai kakakku, akan ku pastikan kalian menyesal telah memberi TAHTA pada orang yang sama sekali tidak memiliki garis keturunan Zeus sepertiku!" _Alex_ "Memangn...