Malam harinya, Denis dan Shanu berencana untuk bertemu dengan Justin. Mereka tampak membuat janji di sebuah club malam. Denis, Justin dan Shanu tampak duduk di sebuah sofa bagian pengunjung VIP sembari menikmati minuman yang mengandung sedikit alkohol.
Saat itu, Denis hanya terdiam. Entah kenapa hatinya terus saja gelisah ketika ia sudah mendengar pengakuan Alex yang mengatakan bahwa Via adalah cinta pertamanya.
Justin dan Shanu mulai saling menatap dengan penuh tanya. Ada apa dengan Denis? Pikir mereka. Denis memang termasuk orang yang memiliki sifat cukup dingin. Tapi, ia juga tidak pernah sampai mengabaikan orang terdekatnya ketika mereka sedang berkumpul.
“Lo berantem lagi sama adik gue?” tanya Justin yang seketika membuat Denis menatapnya dengan salah tingkah.
“Nggak. Gue cuma lagi penat aja.” Denis tampak beralasan.
“Lo kayak gitu sejak tadi pagi. Di kantor juga lo ngelamun terus.” Shanu menimpali.
Denis mulai menatap Justin dan Shanu secara bergantian. Apa ia harus menceritakan masalah ini pada kedua orang terdekatnya itu? Tapi, ini sungguh memalukan. Tidak mungkin seorang Denis Aileen Lancaster akan membeberkan masalah pribadinya pada siapa pun. Sekali pun pada Justin dan Shanu.
“Gue cuma masih kaget aja karena bokap gue mendadak mengadopsi Alex.” Denis tampak beralasan.
Shanu tampak menatap Denis dengan penuh menyelidik. Ia tahu, bukan itu permasalahan yang sedang dipikirkan oleh Denis. Mengingat, bahwa Denis terlihat begitu peduli pada Alex. Bahkan, Denis tampak menganggap Alex sebagai adiknya sendiri.
“Kenapa kaget?” cecar Justin. “Lo mulai gelisah karena saingan lo bertambah?”
“Cih,” decak Denis. “Lo kira, gue seorang pecundang yang merasa terancam ketika memiliki saingan sepintar Alex?”
Justin spontan mengulum senyumnya ketika ia mendengar ucapan Denis. “Seromantis itu?”
“Dia bahkan menolak cinta gue karena sekarang dia memiliki Alexander.” Shanu kembali menimpali.
Denis semakin dibuat kesal oleh kedua karibnya tersebut. Sungguh, jika bisa ia ingin menyumpal mulut Justin dan Shanu yang tiba-tiba menjadi menyebalkan.
“Bentar, gue ke toilet dulu,” pamit Shanu yang direspon dengan anggukkan kepala oleh Denis dan Justin.
“Lo suka sama pacar adik gue?” cecar Denis pada Justin setelah Shanu berlalu dari sana.
Mata Justin tampak membulat sempurna ketika ia mendengar pertanyaan dari Denis. “Siapa yang bilang?”
“Tanpa bilang pun, perasaan lo itu sangat kentara,” pungkas Denis.
“Siapa yang gak akan menyukai gadis sebaik Litha?” Justin mulai mengeluarkan sedikit isi hatinya.
Denis tampak menganggukkan kepalanya pelan. “Ya, dia memang gadis yang baik dan sabar. Mungkin, hanya dia gadis yang tahan dengan sifat adik gue.”
“Itu yang membuat gue semakin jatuh cinta sama dia. Sifat adik lo dan adik gue hampir sama. Keduanya sangat dekat dengan Litha. Tapi, dengan sabar Litha bisa menghadapi mereka berdua. Bahkan, dengan situasi seperti saat ini,” terang Justin seraya tersenyum hambar.
“Gue sempat berpikir buat ngebantuin lo mendekati gadis itu. Tapi, setelah situasi berubah seperti sekarang, gue lebih memilih buat ngelarang lo mendekati Litha.” Denis tampak berterus terang pada sahabatnya.
“Memang, situasi akan berubah jika gue menjauhi Litha?” tanya Justin dengan nada yang sedikit menekan. “Walaupun Litha gak menjalin hubungan sama gue, lo tetap gak bisa menghentikan perjodohan adik lo dengan adik gue.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Highest Throne
RomanceTAHTA TERTINGGI "Menghancurkan kalian bukanlah hal yang sulit bagiku. Jika kalian tetap melukai kakakku, akan ku pastikan kalian menyesal telah memberi TAHTA pada orang yang sama sekali tidak memiliki garis keturunan Zeus sepertiku!" _Alex_ "Memangn...