Chapter 17: Her Lies

44 1 0
                                    

Alexander

Setelah berbincang dengan Isabella, aku yakin dia kesal setiap kali aku mengatakan bahwa aku mencintainya karena dia pasti mempertanyakan kapan aku akan menikahinya atau kemana arah dan tujuan dari hubungan ini yang sebenarnya. Aku mendapatkan sedikit ide setelah berbicara dengannya. Aku juga tak ingin membuat wanita yang sangat aku cintai selalu menangis jadi, ku putuskan untuk berbicara dengan ibuku ketika masih mempersiapkan dokumennya.

"Bagaimana, apakah Mama sudah melakukan bagian Mama? Aku sudah menelpon red, mereka mengatakan Almonds hanya datang untuk mengambil anak mereka. Jadi, secara teknis mereka tidak akan merugikan aktivitas perdagangan kita di pasar illegal. Mereka juga memiliki pasar dan koneksi yang berbeda." jelasku kepadanya.

"Mungkin dugaanmu benar, aku sudah meminta Jade untuk memeriksanya, tidak ada tanda-tanda kehamilan pada istrimu. Bagaimana kau bisa mencurigainya?" Dia menyipitkan matanya penasaran.

"Aku memeriksa data di rumah sakit. Minggu lalu dia sempat melakukan pemeriksaan untuk kehamilan. Hasilnya negatif, itulah alasan mengapa aku curiga karena hanya dalam beberapa hari dia kemudian bisa hamil padahal aku jarang sekali melakukan seks dengannya." jelasku.

"Ya wajar saja jika dia sulit hamil kalau kau saja tidak bergairah melakukan seks dengannya. Aku pikir kau belajar hal yang sama seperti ayahmu. Apakah kau masih tidak bergairah dengan cara-cara ekstrim seperti itu?" Dia menatapku serius.

"Itulah masalahnya, jika dia ternyata tidak menyukai hal itu. Seringkali merasa tidak nyaman bahkan terlalu kesakitan padahal kita sudah melalui kesepakatan." jawabku.

"Kau terlalu keras, Alexander. Dia mungkin tidak terbiasa." balasanya ringan. 

"Sudah satu tahun pernikahan, seharusnya dia cukup paham dengan keinginanku." protesku kepadanya.

"Kau sering mengatakan dia sibuk dan jarang melakukan seks. Jane juga mengakui demikian, mungkin sesekali kau harus mengajarinya pelan-pelan. Tidak ada sesuatu yang instan, Alexander." ucapnya menasehatiku.

"Aku sudah sering melakukannya. Mungkin dia memang tidak terbiasa. Jika pernikahan ini tidak berjalan sesuai dengan semestinya, aku akan mengajukan perceraian. Aku tidak mau memiliki istri-"

Dia seketika menatapku sinis, "Kau sebaiknya tidak membicarakan topik itu malam ini kendati kita tau bahwa istrimu berbohong. Aku ingin mengumpulkan bukti fisik, setelahnya terserah padamu. Kau bisa bercerai atau berlanjut."

Aku mengangguk, "Baiklah kalau begitu,"

"Dan satu hal lagi, jika kau ingin bercerai dari Jane. Pastikan kau harus secepatnya menikah setelah bercerai namun, aku tidak ingin kau selingkuh. Aku sudah lelah meminta red menghapus berita skandal perselingkuhan di keluarga kita." Dia menghela napasnya sedikit berat.

Aku hanya mengangguk saja mendengar perintahnya walaupun pada kenyataannya akupun sama seperti para pria foster lainnya dimana ibuku dan tante Jade mengatakan bahwa itu adalah sebuah kesalahan untuk menikah dengan salah satu pria Foster. Sebenarnya Jane juga termasuk karena sepertinya semua pria Foster identik dengan perselingkuhan. Ya itu adalah hal yang salah namun, ayahku melakukan hal itu tiga kali sementara, paman Louis sekali. Hanya Dean yang mungkin tidak atau belum berselingkuh dari istrinya sementara, Brandon saat ini masih memilih untuk menjadi pria single. Dia tidak pernah terlihat berkencan dengan wanita manapun. Namun, aku menyadari bahwasannya Brandon menyimpan ketertarikan kepada Isabella. Dia terlihat riang ketika berada di dekat Isabella.

Aku dapat melihat tatapannya yang begitu dalam kepada Isabella. Entah dia memang tulus sebagai seorang teman atau sebatas sebagai saudara sepupu atau dia memang menyimpan ketertarikan kepada Isabella. Akupun tidak bisa memastikan hal itu karena aku hanya sekilas melihatnya beberapa kali tanpa ada bukti lebih detail mengenai perasaannya yang sebenarnya.

Forbidden DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang