Chapter 27: Family Visit

36 0 0
                                    

Alexander

Aku sebenarnya tak tega meninggalkan Isabella dalam keadaan nyeri seperti itu. Dia sepertinya terlihat sangat kesakitan, aku khawatir tentang keadaannya sepanjang perjalanan pulang. Aku meminta John untuk tetap menghubungi pihak rumah sakit agar aku tetap dapat memantau kesehatan Isabella.

"Sayang, maaf aku tidak sengaja mampir jadi, aku singgah sebentar untuk memeriksa dokumen kemaren." ucap Jane yang sedang duduk di kursi kerja di ruangan kantorku. 

"Alice Spencer?" Aku duduk di hadapannya. 

"Iya, benar. Jasadnya sudah diurus oleh Seth dan keluarganya sudah diinformasikan hanya saja Alina Spencer marah karena kakaknya meninggal, dia menuduh kita yang membunuhnya." Jane menutup dokumennya dan menatapku serius. 

"Jika tidak sampai kepolisian yang menyelidiki hal itu maka, bukan masalah besar." balasku santai. 

"Ku pikir juga begitu, tapi Alina itu sulit untuk ditebak. Dia membawa polisi pagi ini ke gedung laboratorium. Dia meminta mereka untuk melakukan penyelidikan atas kematian kakaknya. Namun, Alice Spencer tidak pernah terdaftar sebagai subjek." Jane menghela napas panjang, "Tapi, kau tidak perlu khawatir karena tim pengacara ibumu itu sudah turun langsung untuk menangani hal ini." jelas Jane lebih lanjut.

"Alexander, aku harus membawa berkas ini, pihak laboratorium memintanya-"

"Tidak usah, aku akan meminta Sabrina untuk mengirimkan dokumennya ke laboratorium. Kau tidak perlu repot-repot karena aku yakin kau akan pergi ke Melbourne setelah ini." ucapku memotong kalimatnya.

Dia menyipitkan matanya, "Aku ingin sekalian mampir ke kantor hukum, ada sesuatu yang aku ingin bicarakan dengan ibumu sebelum aku pergi ke Melbourne." 

"Tidak usah, kau akan kelelahan. Kau harus fokus dengan urusanmu di Melbourne. Aku ingin kau benar-benar hamil setelah observasi itu." jawabku beralasan. 

Aku tidak ingin dia mengantarkannya karena aku ingin bertemu dengan Isabella secara langsung. 

"Kau sepertinya harus menyeleksi ulang pelayan yang ada di rumah kita. Aku khawatir salah satu dari mereka adalah orang yang meracuniku, kau tau mereka melakukannya dengan pelan bahkan sampai membuat kesuburanku terkurangi." 

Aku mengangguk, "Baiklah, aku akan melakukan itu segera. Kau juga harus rajin-rajin untuk melakukan seks daripada pergi ke luar kota dengan alasan dinas." Aku berjalan ke arahnya dan berdiri di belakang tubuhnya.

"Aku memang sedang dinas bekerja, Alexander. Jika kau tidak percaya, kau bisa bertanya kepada Andrews Scott." 

Aku tertawa kecil meresponnya. Aku duduk di atas meja tepat di hadapan wajahnya, "Pejabat korup itu? Aku yakin dia pergi hanya untuk bersenang-senang." 

"Itu hanya rumor saja jika boleh ku konfirmasi. Dia sebenarnya tidak korupsi." 

"Selain dia adalah bossmu, jangan lupakan bahwa dia juga sahabat ayahku sekaligus besan pamanku. Anak pertamanya itu akan menikah dengan sepupuku, Arthur Stevenson." 

Dia beranjak dari kursiku, "Ya dan adiknya Lenna Scott adalah mantan calon istrimu, bukan? Itu yang akan kau katakan, kan?" Dia menatapku sinis. 

Dia berlalu pergi meninggalkanku, aku tak menghiraukannya karena membicarakan tentang Yaren Scott adalah hal yang tidak terlalu penting. Namun, aku jadi ingat ketika Isabella menunjukkan foto Yaren waktu itu. Dia kalau tidak salah sempat mengatakan bahwa Yaren masih hidup. Jika tidak salah ingat, dia sempat mengatakan bahwa Yaren kemungkinan menjadi subjek pada penelitian di Grand Foster Laboratorium. Namun, sampai sekarang aku masih belum memeriksanya karena belum ada jadwal untuk kunjungan. 

Forbidden DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang