Chapter 32: In Rome

32 0 0
                                    

Isabella

Alexander mengantarkanku ke bandara pagi ini, untungnya dia tidak ikut pergi ke Roma karena pekerjaanku bisa saja kacau kalau dia ikut campur. Sebenarnya, aku bisa saja meminta bantuannya akan tetapi, aku tidak mau merepotkannya apalagi melibatkan dia pada konflik yang seharusnya dia tidak tau. Dia sama sekali tak perlu tau mengenai subjek spesial ini, itulah alasan mengapa aku tidak meminta bantuannya. Aku juga tak mau menambahi pekerjaannya sebab dia akan segera menggantikan ayahnya nanti jika Paman Zach pensiun. Hal itu yang membuatnya sangat sibuk karena dia sudah mulai mengerjakan pekerjaan ayahnya. 

Aku tidak akan berlama-lama berada di Roma karena subjek spesial itu masih dalam pantauanku. Bahkan di pesawat aku harus tetap bergabung pada panggilan video untuk memantau pemberian serum melalui injeksi kepada subjek spesial. Aku harus tetap mengawasi untuk menjaga bahwa dosisnya tidak terlalu tinggi dan sesuai dengan permintaan pembayar. Jika bukan karena melanjutkan kesepakatan ibuku mungkin, aku akan menentang penyiksaan sejenis ini. Tapi, ibuku sendiri mengatakan bahwa penyiksaan sejenis tidak terjadi sekali ini saja. 

Percobaan gagal pada serum buatan Hendrik tempo lalu juga terjadi kepada salah seorang subjek spesial bernama Karina White yang mengalami kegagalan organ sampai komplikasi parah pada tubuhnya. Dia yang semula sehat harus mengalami berbagai komplikasi akibat serum ciptaan Hendrik yang memang didesain untuk tubuh sakit bukan untuk tubuh yang sehat. Meskipun malpraktik ini tidak terjadi sekali ini saja akan tetapi, malpraktik ini tetap bisa dibuktikkan di pengadilan karena terdapat laporan rutin pemberian setiap obat atau serum kepada subjek. Hanya saja, pembayar sendiri merupakan ahli hukum yang sudah praktik selama bertahun-tahun, sepertinya sedikit mustahil untuk melawannya. 

Aku hanya bisa melakukan satu cara dengan pergi ke Roma untuk menyelesaikan masalah ini. Aku hanya ingin melindungi satu hal selain hidup dan jiwaku. Aku ingin melindungi hubunganku dengan Alexander. Aku tak ingin skandal perselingkuhan kami sampai mencuat di publik, itu sepertinya hal yang gila jika sampai terjadi. Aku mungkin tidak akan tahan dengan hujatan-hujatan orang lain. Aku ingin hidupku tenang meskipun tengah berada pada hubungan yang terlarang ini. Sebenarnya Mirabeth dan Elizabeth sering mengingatkanku untuk berhenti mencintai Alexander sebab jika aku berlanjut maka, aku bisa disebut sebagai perebut suami orang dan perusak rumah tangga orang lain.

Awalnya aku sedikit takut dengan ancaman itu bila terjadi namun, Alexander selalu memberikan sesuatu yang membuatku merasa nyaman bila bersamanya. Mana mungkin aku dapat melarikan diri darinya, dia sendiri saja tak pernah membiarkanku lari darinya. Hubungan ini juga sudah berjalan selama berbulan-bulan bahkan sebentar lagi sepertinya hampir setahun. Rasanya cepat sekali bahkan seseorang di perutku juga seperti sebuah kejutan tersendiri bagiku. Tak ku sangka semua ini akan terjadi begitu cepat. 

"Apa kau sudah sampai di Roma, sayang?

Aku senang dia menelpon dengan video, aku memang sudah menunggunya tepat ketika sudah sampai di hotel yang dipesan oleh Vanessa tempo hari. 

"Aku sudah sampai, aku ingin istirahat sebelum pertemuan malam ini." 

Alexander tertawa kecil meresponku, "Kau sepertinya butuh seseorang untuk membantumu.

Aku menggeleng, "Tidak perlu, aku tidak bawa banyak barang. Aku bisa menjaga diriku sendiri, pertemuannya juga sudah terjadwal. Aku tidak perlu menunggu lama di sini. Kita bisa bertemu kembali setelah aku selesai." jawabku. 

"Aku akan menunggu, sayang. Jangan lupa untuk istirahat dan minum obat jika diperlukan, aku percaya kepadamu. Kau bisa menelponku jika terjadi sesuatu atau telpon kenalanku di Roma. Mereka akan membantumu jika terjadi sesuatu kepadamu.

Aku mengangguk patuh saja. Kami berbincang beberapa hal sebelum akhirnya telponnya berakhir karena istrinya sudah pulang ke rumah sepertinya. 

Aku di Roma memang untuk bertemu salah satu kenalan Alexander atau kenalan keluarga kami. Mustahil mereka tidak mengenal Alexander jika mereka sudah lama berbisnis dengan kami. Mereka saat ini memang sedang berada di Italia untuk pekerjaan penting. Sebenarnya aku bisa bertemu di Brisbane akan tetapi, mereka tidak bisa menunda pekerjaan di Italia jadi, aku menyusul mereka untuk melakukan sebuah kesepakatan. 

Forbidden DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang