Chapter 34: Pulmonary Damage

27 0 0
                                    

Isabella

Aku sebaiknya tidak perlu meragukan kemampuannya untuk menemukan dimana lokasi seseorang. Tentu saja dia mengetahui dimana aku saat ini sebab dia sendiri merupakan anggota red. Dia bisa meminta orang lain untuk melacak lokasiku atau dia sendiri dapat melakukan hal itu. Sebab tak bisa berbohong, aku jujur saja bahwa sampai saat ini serumnya belum disuntikkan. Aku mengatakan kepadanya agar dia menunggu beberapa saat akan tetapi, negoisasiku dengannya tidak membuahkan hasil. Dia tetap tegas pada keputusannya bahwa serumnya harus segera disuntikkan.

Aku menelpon Hendrik untuk segera menyuntikkan serumnya tanpa pertimbangan sebab ya jika dia tidak selamat maka, itu bukan urusanku lagi. Tugasku adalah menuruti keinginannya, aku sudah lelah harus kesana kemari mencari transplantasi organ yang juga membutuhkan waktu untuk pengiriman. Aku harap tidak ada organ lain yang rusak setelah serum disuntikkan. Aku sudah memastikan bahwa dosisnya tidak terlalu tinggi jadi, dia tidak mengalami overdosis sama seperti tempo hari. 

Sebelum menggunakan serum ini, dia sempat digunakan untuk menguji obat-obatan terbaru yang terbuat dari ganja. Dia paranoid parah bahkan sampai menyakiti dirinya sendiri waktu itu, meskipun obatnya tidak menimbulkan kerusakan akan tetapi, dia mengalami depresi berat yang membutuhkan beberapa waktu untuk menyembuhkannya. Salah satu penyembuhan tercepat adalah menggunakan serum ciptaan dokter Michael dengan dosis tinggi yang berhasil. Serum itu akhirnya mendapatkan sertifikasi hingga dapat dipasarkan dengan catatan bahwa dosis harus disesuaikan dengan tingkat keparahan penderita depresi. 

Ibuku mungkin sudah merawat dia selama setahun, dia memimpin tim yang terdiri dari dokter Michael, dokter Hendrik dan dokter Emily. Namun, setelah aku akan menggantikannya aku mendapatkan izin untuk menguji serum ciptaanku kepada tubuhnya yang sehat waktu aku masih praktek di Melbourne. Aku melakukannya sesuai dengan dosis sebelum akhirnya aku kembali ke Perth untuk menjabat sebagai kepala laboratorium menggantikan ibuku. Dua dokter ditambahkan dalam timku untuk membantu penelitian dan observasi tambahan untuk melihat cara kerja serum pada tubuh subjek spesial. 

Kami juga menulis penelitian dan hipotesa yang didapatkan dari setiap suntikkan serum yang diberikan kepada subjek. Aku masih menikmati malam terakhir berbincang dengan Chiara sebelum perjalanan kembali ke Perth besok pagi. Chiara mengatakan dia akan merindukan aku sebab putrinya saat ini masih diisolasi karena depresi atas kekerasan yang dialaminya. Dia merindukan putrinya yang ceria sama sepertiku.

Aku menyarankan dia untuk menggunakan serum dokter Michael kepada putrinya yang sedang mengalami depresi. Jika diperlukan, aku akan membantu pemantauan putrinya selama serum bekerja untuk membantunya. Chiara senang dengan saranku, dia ingin secepatnya diadakan rapat untuk penjelasan bagaimana bekerjanya serum agar dia semakin yakin untuk menggunakan serum itu kepada putrinya. Aku menyetujuinya sekaligus mengatakan rencanaku untuk mengadakan pertemuan sesegera mungkin mengenai hal ini. 

Aku istirahat di kamarku, aku membuka ponsel setelah ku abaikan pesan-pesan yang masuk hari ini karena aku fokus mengawasi pemberian serum kepada subjek spesial dan menyempatkan waktu bersama Chiara sebelum pulang besok. Alexander sempat menelponku sekali, tumben sekali dia tidak menelpon berkali-kali seperti biasanya. Aku membuka pesannya yang menjelaskan bahwa istrinya saat ini sedang berada di rumah sakit karena teracuni oleh makanannya. Dia juga mengirim sebuah foto menunjukkan infus di tangannya, ternyata dia juga dirawat di rumah sakit. Apa yang terjadi kepadanya? Apakah dia juga diracuni?

Aku segera menelponnya untuk mendapatkan jawaban. 

"Alexander, apakah kau baik-baik saja?" Aku melotot melihatnya melalui panggilan video.

Dia terbaring di ranjang rumah sakit. Bisa-bisanya dia masih bisa memasang wajah dengan senyumnya itu. 

"Astaga! Yang benar saja kau ini. Jangan tertawa begitu, aku bertanya kepadamu. Apakah kau baik-baik saja, hmm? Apa yang membuatmu harus dirawat di rumah sakit?" teriakku bertanya. 

Forbidden DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang