Isabella
Aku tidak tau apa yang terlintas dipikiran paman Zach sampai dia memintaku untuk meninggalkan Alexander. Aku tidak menjelaskan apapun kepadanya, aku hanya menyimak apa yang dia katakan sampai dia menutup telponnya sebab aku telah setuju untuk melakukan prosedur transplantasi organ. Aku sebenarnya sudah berniat meninggalkannya akan tetapi, Alexander selalu mencegahku, aku bahkan telah berpacaran dengan Mike meski tak mencintainya namun, pikirku Alexander akan melupakanku.
Ternyata dia berada di Melbourne untuk bertemu denganku waktu aku dilukai. Hubungan ini sudah berlangsung selama berbulan-bulan, aku bisa saja meninggalkan Alexander hanya saja semuanya butuh waktu. Aku akan memutuskan sendiri kapan tepatnya aku bisa meninggalkannya, walau terasa sakit Paman Zach ada benarnya bahwa Alexander masih memiliki istri. Aku seringkali menyadarinya akan tetapi, Alexander selalu mengelak fakta itu, dia mengatakan bahwa aku hanya mengingatkannya namun, tidak keberatan untuk menjalani hubungan ini kendati terlarang.
Seperti biasa, aku tidak pernah menghiraukan serangkaian peringatan itu. Malam ini aku tetap bertemu dengan Alexander di salah gudang penyimpanan milik Grand Foster House yang memproduksi berbagai produk mulai dari brand pakaian, brand makanan hingga brand keperluan rumah tangga. Selain digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan baku utama pembuatan produk brand milik Foster. Gudang ini memiliki ruang bawah tanah yang tersedia fasilitas lengkap seperti tempat bedah dan tempat penyimpanan untuk organ manusia.
Dulunya tempat ini menyimpan obat-obatan illegal akan tetapi, sekarang beralih fungsi pada penyimpanan dan pengolahan organ manusia saja sebab obat-obatan sudah diletakkan di Grand Foster Laboratorium baik bahan baku maupun bahan mentah untuk pembuatan obat. Semua sudah memiliki sertifikasi legal sehingga, produksi illegal dapat tertutup oleh instansi yang sudah legal. Hal itu masih berjalan sebab Foster ingin menguasai kekayaan meskipun sebenarnya penjualan organ tidak sebanyak dulu sebab kebanyakan usaha dibawah Foster Grup sudah berkembang dengan baik.
"Aku pikir kau tidak akan datang." Alexander memelukku, dia mencium keningku ketika aku baru keluar dari mobil. Dia sepertinya sudah datang lebih awal.
"Aku membutuhkannya, itulah alasan mengapa aku datang." jawabku.
"Apakah kau ada jadwal?" tanyanya tetiba.
Aku mengangkat alisku sebelah, "Ya kebetulan malam ini jadwal berjaga akan tetapi, Hendrik menggantikanku sebab aku ada pekerjaan lain. Dia juga bersedia sebab ini demi kepentingan bersama." jawabku.
Dia tertawa kecil sembari membelai wajahku, "Tentu saja, kepentingan bersama sayang. Mari ku antar untuk memilih bagian kesukaanmu." ucapnya ramah.
Kami berjalan melewati lorong yang penuh dengan penyimpanan bahan baku. Tempat ini tidak sepi, beberapa orang terlihat masih bekerja meletakkan bahan baku yang baru saja datang. Beberapa orang lainnya memindahkan bahan baku ke dalam mobil untuk dibawa ke pabrik untuk diolah. Alexander bercerita banyak hal tentang hari ini selama dia bekerja, dia juga senang setelah kembali dari rumah sakit terutama ketika bertemu denganku. Aku sebenarnya juga senang hanya saja aku tak ingin mengungkapkannya saja.
Dia memencet tombol khusus yang menggeser raknya, terdapat sebuah pintu masuk. Dia mengajakku untuk masuk menuruni tangga tak lupa dia memencet tombolnya untuk menutup pintu yang depannya adalah sebuah rak. Teknologi sejenis juga ada di laboratorium hanya saja di laboratorium harus digeser manual untuk membuka pintu yang tersembunyi di dalam almari. Kami menuruni beberapa tangga hingga sampai di lorong dimana para pekerja sedang mengambil organ manusia dan diletakkan di tempat khusus untuk pengawetan. Aku tidak mual melihat itu, sejak remaja aku dan Dean telah melihat semua ini agar terbiasa. Begitupun dengan Alexander dan saudara-saudaranya.
"Ini adalah tempat penyimpanannya." Dia membuka sebuah pintu secara otomatis.
Dia menyalakan penerangan sehingga, aku dapat melihat koleksi organ yang terdapat dalam penyimpanan. Tempat ini sangat dingin sebab didesain seperti kulkas, Alexander sengaja tidak menutup pintunya sebab dia tak ingin terkunci di tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Desire
RomanceFoster S-3 Alexander & Isabella (21+) Alexander Grant Foster memilih untuk menikah dengan Jane Maynard, kekasih dan sahabatnya setelah kematian calon istrinya. Dia mencintai istrinya yang kian hari mulai pudar karena kehidupan sebelum dan setelah pe...