Isabella
Aku sedikit terkejut mengangkat panggilan itu, dia sampai lebih awal dari yang ku kira. Ya, Arthur Stevenson yang merupakan observer spesial hadir hari ini. Dia mengatakan bahwa subjek dalam kondisi kritis yang memerlukan tindakan operasi segera. Semalam subjek sempat dipindahkan ke kamarnya sebelum dievaluasi pasca operasi karena ada kunjungan Alexander. Vanessa mengatakan bahwa kemaren Alexander sempat memeriksa ruangan operasi, untungnya aku sudah meminta para tim untuk memindahkan dia kembali ke kamarnya sebab Alexander tak boleh mengetahui tentang dia.
Aku menyetir cukup cepat karena khawatir kondisinya akan cepat memburuk. Serum semalam seharusnya bekerja dengan baik dan tidak menimbulkan masalah. Namun, sepertinya keadaannya sudah benar-benar parah, kerusakan fungsi organnya sangat parah. Emily benar, jika organnya tidak segera diganti maka, kerusakan fungsi organ lain akan terjadi. Serum yang terus diberikan bukannya memperbaiki sistem organ yang rusak melainkan merusak fungsi organ yang lain karena serum hanya bisa bekerja ketika fungsi organ seluruh tubuh berjalan dengan baik.
"Kerusakan pada ginjal dan hatinya sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Sekarang perutnya begitu membuncit menahan seluruh racun yang ada. Operasi semalam juga hanya meringankan rasa sakit, tidak memperbaikinya." ucap Arthur melaporkan.
Dia berada di depan ruangan khusus dimana subjek ini ditempatkan. Dia sudah dipindahkan ke ruangan isolasi khusus yang memiliki perlengkapan alat yang berfungsi menggantikan organnya yang rusak sementara.
"Aku sudah mencoba racikan baru, sepertinya semuanya tidak membantu. Kita benar-benar sangat berusaha." ucapku pasrah.
"Kau sudah berusaha yang terbaik, dia memang di sini untuk dibunuh. Tidakkah kau curiga adanya malpraktik terhadap pasien ini?" Arthur menatapku serius dengan alisnya yang terangkat sebelah.
"Aku tidak mengerti? Mungkinkah itu terjadi? Semua dokter di sini telah tersertifikasi dan memiliki pengalaman. Aku sendiri sudah memiliki pengalaman penelitian praktik di Melbourne selama setahun dan mempelajari obat-obatan selama 6 bulan." ucapku.
"Dokter Isabella Foster memang tidak usah diragukan lagi, bahkan produk yang kau ciptakan di Munich sudah teruji dan tersertifikasi hanya saja penelitian atas obat itu masih dilanjutkan. Terutama efek yang diberikan kepada pasien penderita kegagalan organ." balas Arthur.
"Jadi, tidak ada solusi?" tanyaku seraya menatap pasrah ke arah subjek spesial yang tubuhnya sudah terkait dengan beberapa alat penunjang hidup.
"Kita akan melakukan operasi untuk memperbaiki saluran napas pada paru-parunya. Semalam terdapat sedikit kerusakan yang menyebabkan subjek tidak dapat bernapas hingga mengalami masa kritis." jelas Arthur.
"Kalau begitu siapkan tindakan operasi." perintahku kepadanya.
"Sudah, dokter. Kami sudah menyiapkan semuanya, kita menunggu hasil obeservasi dari dokter Arthur." balas dokter Hendrik yang baru saja memasuki ruangan ini.
"Terima kasih, dokter Hendrik. Aku akan bersiap, kabari aku jika obeservasinya selesai dan semua siap." Hendrik mengangguk paham.
Aku pergi ke ruanganku untuk memeriksa berkas lain. Aku menyiapkan semua prosedurnya hanya saja menunggu kiriman dari sektor lain sebab organ transplan tidak bisa didapatkan secara cepat.
Aku meminta Vanessa untuk menyiapkan dokumen lain terkait transplantasi organ ginjal dan hati untuk subjek ini sekaligus dokumen biaya untuk pembelian organ dari gaji bulanan yang diberikan kepada subjek untuk dipotong sebagai laporan jika operasinya berhasil. Untuk saat ini, kami akan melakukan yang terbaik agar subjek tidak mengalami kondisi kritis yang dapat menyebabkan kematian. Kepalaku rasanya berdenyut nyeri, apalagi mengingat tentang apa yang dibicarakan oleh Mia tempo lalu. Rasanya kepalaku bertambah nyeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Desire
RomansaFoster S-3 Alexander & Isabella (21+) Alexander Grant Foster memilih untuk menikah dengan Jane Maynard, kekasih dan sahabatnya setelah kematian calon istrinya. Dia mencintai istrinya yang kian hari mulai pudar karena kehidupan sebelum dan setelah pe...