Chapter 46: Break Up

36 1 0
                                    

Alexander

Aku menelpon ambulans untuk membawa Isabella ke rumah sakit sebab dia tetiba pingsan, untungnya Mia dapat diandalkan. Dia sudah menunggu Isabella di depan ruang gawat darurat untuk segera merawatnya. Aku menyusul ke rumah sakit menggunakan mobil pribadiku. Isabella sepertinya mengalami sesak napas akibat terlalu banyak menangis. Semua itu pasti terasa sangat menyakitkan, aku harap dia tidak benar-benar ingin putus dariku. Aku tak sanggup jika harus kehilangan dia. Aku sedang mencoba untuk membantunya terutama untuk melepaskan dirinya dari pertunangan bersama Brandon.

Aku menemukan sesuatu yang aneh bersama dengan Lilith ketika menyelidiki mayat Alan Grey. Dia sepertinya dibunuh secara sengaja, catatan kesalahan yang dia lakukan selama bekerja di red juga bukan hal yang besar untuk mempertimbangkan hukuman mati untuknya. Kesalahan yang Alan lakukan tergolong masih normal sebagai seorang pegawai. Kesalahan yang dia lakukan juga tidak banyak, bahkan tergolong jarang. Dia seharusnya tak mendapatkan hukuman mati sebab kesalahan yang dilakukan bukan kesalahan fatal yang menyebabkan kerugian untuk klien. Dia hanya dapat dihukum dengan pemecatan jika mengulangi kesalahan yang sama seperti tertera di dalam catatan ini. Namun, Alan sama sekali tidak mengulang kesalahan itu. 

Dia merupakan pelatih dan partner Isabella yang baik, aku masih belum mengerti mengapa Isabella tidak mengenali bahwa itu adalah kepala milik Alan Grey. Seseorang yang setidaknya pernah bersama dan melatihnya menjadi seorang penembak yang handal seperti sekarang. Aku masih kesulitan menemukan jawaban, semalam seharusnya menjadi momentum untuk berbicara secara baik-baik walaupun pertemuan itu sangat tidak disengaja. Aku datang untuk sesuatu sebab aku juga sangat merindukannya. Secara tidak sadar sebenarnya hatiku telah terikat kepadanya. Aku sudah menyerahkan seluruh hatiku kepadanya, aku sangat mencintainya lebih dari apapun dan siapapun. 

Aku menyesal telah marah kepadanya, membentaknya yang membuatnya juga sangat marah. Sepertinya kita sudah terlalu lama memendam amarah dalam diri untuk sesuatu yang tidak kita inginkan. Namun, sesuatu yang tidak kita inginkan justru terjadi di hidup kita. Aku ingin berbicara baik-baik serta membujuknya agar dia kembali kepadaku. Aku tak sanggup jika harus berpisah dan merelakan dia untuk menikah dengan orang lain meski itu adalah adikku sekalipun. Aku tidak akan pernah merelakan siapapun untuk memiliki dirinya sebab hanya aku yang dapat mencintai dan memilikinya. 

"Bagaimana keadaannya?" tanyaku kepada Mia ketika dia selesai merawat Isabella.

"Dia baik-baik saja, dia mungkin akan dirawat selama beberapa hari sebab mengalami demam. Kami sudah mengatasi sesak napasnya, hal itu sering terjadi ketika dia stress berlebihan akan tetapi, dia selalu menolak untuk bertemu dengan psikiater." jawab Mia pasrah. 

"Sebab dia tak ingin terlihat lemah, sebagai seorang dokter itu sangat memalukan jika dia harus pergi ke psikiater." ucapku.

"Dia sudah terbiasa berpura-pura untuk kuat kendati dia tak sanggup menjadi kuat sepenuhnya. Dia akan dipindahkan segera ke kamar rawat, aku akan memeriksanya lagi nanti. Jika terjadi sesuatu, panggil saja aku." 

Aku mengangguk paham. 

Aku menatap ke arah Isabella melalui kaca luar, dia terbaring dengan lemah. Aku tak tega harus melihatnya begini, semua ini pasti terasa menyakitkan. Aku mengikutinya ketika para perawat memindahkannya ke kamar rawat di area lantai untuk ruangan VVIP. Aku duduk di kursi samping tempat tidurnya seraya mencium telapak tangannya. Aku berharap dia tidak serius ketika dia mengatakan telah selesai denganku. Aku tak ingin hubungan ini berakhir begitu saja. 

"Alexander, apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya kepadaku ketika dia sudah mulai mencoba membuka matanya, 

"Aku akan memanggilkan dokter-"

"Tidak usah, aku tidak ingin dokter. Kau seringkali melupakan bahwa aku adalah seorang dokter. Kau sebaiknya meninggalkan aku sebab aku baru ingat bahwa kita telah putus." ucapnya lirih, dia bahkan tak menatap kedua mataku. 

Forbidden DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang