Chapter 20: Hurt Mom

49 0 0
                                    

Isabella

Aku masih menangis ketika Alexander meninggalkan aku sendirian. Aku menangis tersedu-sedu sampai menekuk kedua kakiku yang ku peluk erat. Aku tau Alexander bisa memelukku akan tetapi, dia harus kembali, istrinya sudah menelponnya. Aku tak ingin mereka curiga bahwa kami menghilang secara bersamaan di tempat yang sama.

Meskipun Alexander hadir di dalam hidupku, tetap saja aku bukanlah seseorang yang resmi terikat dengannya. Aku masih belum memiliki dirinya secara utuh kendati hati dan cintanya dia berikan kepadaku seutuhnya. Namun, Alexander tetap melakukan hal yang sama kepada istrinya, mereka tetap menjaga keharmonisan dalam hubungan rumah tangga mereka bahkan masih melakukan seks jika sempat. Dia sering bercerita tentang Jane yang sangat buruk berada di ranjang. Walaupun penampilannya di ranjang buruk, tetap saja dia menyetubuhi istrinya yang membuatku cemburu. Dia bahkan bersikap sangat romantis pada istrinya.

Mungkin saja semalam dia tidak marah kepada istrinya ketika berbohong. Dia hanya kesal kepada istrinya yang membuatnya malas untuk tidur bersama Jane. Aku tidak mengerti mengapa semesta secara tidak sengaja mempertemukan kami semalam. Aku bahkan tak ingin bertemu dengan siapapun malam itu namun, Alexander hadir melepaskan sedikit rasa lelah yang ada di dalam diriku. Dia memelukku erat dengan kasih sayang meskipun akhirnya dia harus pergi untuk menemui istrinya.

Bagaimana semua itu tidak terasa menyakitkan? Masa lalu saja sudah sangat menyakitiku. Aku kembali ke Perth memang demi pria yang ku cintai. Aku begitu mencintainya yang membuatku berubah pikiran bahwa dengan tetap menyandang nama Foster adalah sebuah kebanggaan tersendiri meskipun faktanya aku sangat membenci kedua orangtuaku. Aku masih belum bisa memaafkan mereka atas apa yang telah terjadi di masa lalu. Rasa trauma ini masih tersisa di dalam diriku.

Aku tak pernah menyukai kedua orangtuaku sejak saat itu. Aku membenci mereka meskipun aku sedang menjalankan sesuatu yang dulu berada di posisi mereka. Namun, tetap saja semua ini terasa menyakitkan. Hubungan yang terlarang memang tidak akan ada ujungnya, tidak akan ada akhirnya dan dimana dia sebenarnya akan singgah. Aku masih terus melanjutkan hidup demi kesenanganku sendiri kendati Alexander pun menikmati hal itu.

Aku membiarkan mereka khawatir, aku sudah tak peduli lagi bahkan jika aku mati sekalipun. Lagipula, selama di Melbourne aku mencoba untuk menyibukkan diri tanpa peduli bahwa kehidupanku sedang terancam oleh Almonds. Sekarang jika mereka menculikku pun tak masalah. Aku tak akan mencegah mereka melakukan itu. Aku sangat lelah dengan semua ini. Mungkin aku perlu mempertimbangkan saran Elizabeth. Namun, aku saja sudah muak dengan diriku sendiri.

"Aku masih mengingat nomormu, kita sudah berteman sejak lama." Aku memutuskan untuk menelpon Elizabeth melalui telpon kabel yang tersedia di kamar hotel.

"Astaga! Isabella kau ada dimana? Mama dan Papa panik setengah mati saat kau pergi." teriak Elizabeth memarahiku di telpon.

"Aku baik-baik saja, Alexander baru saja kembali. Kalian sebaiknya membereskan barang-barangku karena sore ini aku akan pulang ke Perth. Aku sudah tidak bergairah untuk liburan. Aku ingin menyempatkan waktu untuk sibuk, aku tidak bisa melupakan masa itu jika aku terus menyempatkan waktu untuk tidak melakukan apapun." jelasku kepadanya.

"Baiklah, aku dan Dean akan membereskan barangmu." ucapnya menuruti.

"Terima kasih, Eliz. Kau sahabat yang baik, aku akan beristirahat sebentar sebelum kembali nanti sore." ucapku.

"Sama-sama, kita bicara nanti saat sudah sampai di Perth."

"Baiklah." ucapku mengakhiri percakapan.

Aku masih memiliki ponsel lain di Perth terutama di rumah pribadiku. Jadi, aku tak perlu khawatir jika ponsel itu hilang. Aku masih memiliki gantinya. Aku meminta tolong kepada pelayan untuk memesan tiket kepulangan sore ini sekaligus mengatarku ke bandara dengan mobil mereka melalui telpon. Aku mengatakan James River yang akan membayarnya karena kebetulan seluruh kartuku tertinggal di dompet. Aku lari tanpa membawa apapun sama seperti ketika aku melarikan diri dari Perth tempo lalu.

Forbidden DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang