Kata nya kalau sudah pintar itu tidak perlu belajar lagi ya? Bahkan tanpa belajar pun pasti bisa, nyata nya semua itu bohong. Nyata nya orang pintar pun masih tetap harus belajar, bahkan terkadang mereka rela berjam-jam di depan meja belajar dengan banyak tumpukan buku.
Karena mereka hanya pintar bukan jenius, bahkan orang jenius pun masih belajar juga bukan? Maka, orang yang tidak pintar bisa saja pintar jika ada kemauan dan niat yang didampingi.
Seperti hari ini, Yasha sungguh amat menyesal telah melupakan belajar nya hanya untuk sebuah novel. Mungkin bagi orang lain, hal tersebut bukan masalah besar. Bahkan sebagian juga ada yang menggunakan sistem kebut semalam untuk belajar.
Tapi beda lagi disini, sekolah ini telah lama menganut sistem nilai. Dimana nilai kamu bagus kamu akan mendapatkan fasilitas yang lebih lengkap, bahkan kelas pun akan di bedakan. Sebenarnya sekolah nya sama seperti sekolah biasa, hanya saja ini adalah sekolah bergensi. Sulit untuk masuk ke sekolah ini, hanya anak dengan nilai tinggi saja yang bisa masuk.
Mungkin selama 2 tahun belakangan ini sistem nilai sudah tidak di terapkan, tapi saat Yasha di kelas 3 terakhir sistem nilai kembali di terapkan. Tapi ada yang aneh.....
Hasil ujian telah keluar, para murid dengan was-was melihat kearah papan pengumuman. Satu angkatan kelas XII tidak percaya dengan hasil tersebut, mungkin kah seorang juara bertahan bisa langsung tergeser begitu saja?
Yasha yang melihat hasil nya seketika kecewa, Bagaimana bisa? Dia berada di urutan kedua, bukan lagi di urutan pertama seperti biasanya.
"Fuck!" umpat Yasha setelah memandang peringkat nya sendiri, bahkan kedua tangan nya mengepal erat. Tanda emosi yang tertahan.
Laura dan Abbyan pun menghampiri Yasha, dengan saling pandang saja kedua nya sudah paham. Yasha saat ini sedang tidak baik-baik saja, terlihat dari tangan nya yang mengepal erat.
"Gapapa, Sha! Lo masih bisa coba lagi di ujian depan." Laura berujar sembari menyemangati, sambil mengangkat kedua tangan nya yang mengepal tinggi-tinggi tanda support.
"Alah paling nilai doang, liat noh gue sama Laura selalu di urutan ketiga atau keempat." Abbyan menuturkan sembari menatap lurus kearah papan peringkat, Yasha langsung menoleh.
Abbyan dan Laura itu sama, posisi mereka tidak pernah naik atau turun. Selalu bergantian, kalau Abbyan di peringkat tiga maka Laura ada di peringkat empat, begitu juga sebalik nya.
"Kalian ga akan ngerti," ungkap Yasha lalu meninggalkan Laura dan Abbyan yang mendengus sebal. Sebenernya nya kenapa sih Yasha begitu memikirkan nilai nya?!
"Lo sih By!" lontar Laura kesal.
"Lho masa gue yang salah, lo juga salah kali!" seloroh Abbyan tak terima dia disalah kan.
enak saja, walaupun dia yang mulai tapikan Laura juga ikut serta jadi tidak boleh jika hanya menyalahkannya saja. Laura juga salah kalau begitu jadi adil, dia salah Laura juga ikut salah.
tapi memang sih aneh saja Yasha yang di kenal dengan kejeniusan nya dulu malah sekarang menurun?
Yasha melangkah kan kaki nya menuju rooftop, berdiri di atas membatas beton. Menatap kosong kearah langit, menerawang jauh apa yang akan terjadi selanjutnya.
Bukan apa yang terjadi selanjutnya, namun apa yang akan menantinya?
"Gue harus apa? gu-gue emang bodoh! tanpa dia gue bahkan ga bisa apa-apa," Yasha bergumam entah kepada siapa, baru kali ini peringkat yang sudah menetap sejak kelas sepuluh menurun. Hanya karena tidak belajar nilai nya langsung anjlok, rasa kekecewaan menyeruak didalam hati hingga tidak sadar air mata nya luruh tanpa izin.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)
Short StoryHATI-HATI NANTI BINGUNG SENDIRI‼️‼️ Kalian pernah tidak disuruh untuk jadi orang lain? rasanya bagaimana? tidak enak bukan? sama seperti Yasha yang harus di paksa oleh keluarga gilanya untuk menjadi persis seperti kakak nya yang menghilang begitu sa...