"Ayok, Lau. Kita harus sampai ke tengah hutan, obat nya ada disana." Yasha berucap sembari membantu Laura berdiri.
Mereka pun melanjutkan dengan langkah waspada, sesekali mereka juga harus melawan beberapa orang. Mereka berdua berharap agar tidak ada yang terluka namun fakta nya mereka pasti akan membuat luka, bagaimana pun ini semua sungguhan. Mereka di paksa bertahan hidup dan menjadi penyelamat untuk teman-teman nya, bahkan mereka juga sudah terlihat sangat kelelahan.
Mereka terus maju hingga hampir sampai ditengah hutan, bermodalkan firasat Yasha dan Laura terus berjalan.
Suara grasak-grusuk terdengar dari arah semak-semak, Yasha pun sudah mengangkat senjata milik nya takut jika ada hal seperti tadi. Mereka sekarang lebih agresif, entah apa yang para master dan ilmuan itu lakukan.
Namun menunggu cukup lama tak ada yang muncul apapun, Laura pun mengajak Yasha jalan kembali mungkin itu hanya hewan kecil.
Baru beberapa langkah, mereka malah dibuat jantungan oleh bisikan seseorang."Takut? Gue kira lo udah mati disini." Bisik nya.
"Gue ga mati segampang itu!" desis Yasha sembari membalikkan badan, tak lupa dengan senjata yang sudah berada tepat dileher seseorang.
"Ares!" gumam Yasha, sedikit syok dia pun menurunkan senjata nya. Bisa-bisanya disaat mengkhawatirkan seperti ini malah membuat orang lain jantungan, Yasha rasa harus nya tadi dia tidak menahan senjata nya agar bisa nusuk leher Ares.
Ares tersenyum, menatap Yasha dengan senyum menjengkelkan nya. "Gue bawa temen lo tuh, gue rasa dia sadar sekarang ga gila lagi kaya yang lain." Ares menjelaskan sembari menoleh kebelakang dimana ada sosok Abbyan yang diikat tubuh nya.
"Cowo sialan!" gumam Abbyan.
Yasha dan Laura melotot syok, ah mereka pun langsung berlari menghampiri Abbyan. Memastikan yang sebenarnya, Mereka sangat bersyukur atas itu mungkin Ares tak seburuk di pikiran mereka.
"Abby!" pekik mereka berdua.
"Oh, hai bubub gue. Kangen ngga lo pada? Eh by the way ini kenapa kita di tengah hutan gini yaa? Mana ada orang gila lagi." Abbyan menuturkan sembari menatap nyalang kepada Ares.
Sewaktu Abbyan sadar dia merasa tubuhnya hampir remuk, apalagi pukulan bertubi di tubuh nya serta tusukan jarum seperti nya? Abbyan tidak ingat bagian itu, hanya saja di perjalanan Abbyan melihat Ares membabi buta melawan orang-orang yang tidak Abbyan kenal sebagian.
Yasha dan Laura mengerut kan dahi nya jijik, ternyata sifat Abbyan masih saja seperti dulu yang alay. Namun tak ayal mereka juga menertawakan hal itu, menurut mereka hal ini lah yang di tunggu-tunggu walaupun waktu nya tidak tepat.
"Sha, jelasin noh gue males banget ngeladenin anak kurang belaian?" celetuk Laura.
Saat Yasha akan angkat bicara, dia sudah lebih dulu terpotong oleh Ares yang angkat bicara membuat Yasha menatap tajam Ares dan mengumpat dalam hati.
"Lo pada mau mati disini? Kalian liat kan banyak binatang buas bahkan orang yang jadi musuh kita, gue gamau buang waktu ya disini!" celetuk Ares sembari melangkah pergi, mereka pun mengikuti Ares walaupun Abbyan masih belum paham.
Perjalanan mereka tidak semudah itu, banyak hewan dan tumbuhan aneh hasil percobaan. Bahkan mereka tidak mudah untuk di basmi mereka terus menyerang tanpa sakit sedikit pun, mereka heran (kec Ares) kenapa bisa seperti itu?
Namun semua rasa takut, ngeri, tidak berani, penyesalan. Mereka alihkan lebih dulu, kali ini yang mereka hadapi adalah bahaya namun mereka berjanji akan kembali dan mengobati mereka semua hingga sembuh.
"Disana!" tunjuk Yasha kearah dimana ditengah-tengah ada sebuah meja dengan beberapa obat diatas nya, seperti obat semprot, pil, dan vaksin.
Mereka melangkah maju, namun naas mereka lupa tidak berhati-hati sehingga Laura harus terjebak di antara hewan-hewan aneh.
Bukan hanya Laura, namun Yasha, Ares, dan Abbyan mereka semua menghadapi masalah mereka sendiri. Sial seperti nya para master sudah menyiapkan semua nya dengan matang dan teliti, namun Yasha dengan mudah melewati nya.
Yasha maju hendak menolong teman-teman nya namun di urungkan kala mendengar teriakan dari teman nya, bahkan Yasha di buat bimbam sendiri dan bingung harus melakukan apa disaat seperti ini.
"ASHA LO FOKUS KE TUJUAN KITA AJA!"
"JANGAN PERDULIIN KITA, FOKUS SHA!"
"PERGI! AMBIL OBAT SEMPROT, MEREKA HANYA BISA DI BASMI DENGAN ITU!"
Teriakan terakhir dari Ares membuat Yasha langsung memutar haluan nya, namun lagi-lagi dia tidak bisa kalau tidak menoleh kebelakang untuk memastikan bahwa teman nya baik walaupun nyata nya tidak.
Bahkan Yasha sampai melupakan sekitar nya yang mungkin saja berbahaya, dia mendapatkan tendangan hingga mundur beberapa langkah. Rupa nya didepan nya adalah Ruby! Bukan hanya Ruby, namun yang lain seperti Langit, Ivory, dan Jayden datang menghadang mereka.
"Sialan!" desis Yasha kala merasakan sakit di tubuhnya.
Laura, Abbyan dan Ares menyusul. Setelah selesai dengan tumbuhan aneh kini mereka saling berhadapan dengan teman sendiri, tak Laura sangka bahwa orang yang dia anggap teman kini harus menjadi lawan nya.
"Kita harus gimana?" gumam Laura.
"Fokus aja! Anggap mereka musuh, dan lo, Sha. Kita bakalan alihin mereka lo harus fokus ngambil obat nya, jangan sampai kita gagal disini karena kalau kita gagal disini sama saja kita gagal segalanya, dan gue gamau gagal untuk kesekian Kalinya!" Jelas Ares.
Mereka mengangguk setuju, mulai menyerang satu sama lain. Disini Ares lah yang cukup berat karena harus melawan dua orang sekaligus, namun Ruby malah pindah haluan dan memilih mengejar Yasha yang semakin dekat dengan obatnya.
"Shit! harusnya lo ngejar Ares aja, cakep itu dia gue mah gada apa-apanya Ruby!" lontar Yasha.
Yasha terus berlari, menatap panik kearah Ruby. Sial diri nya tidak bisa fokus, dia tau pasti jika mereka gagal disini sama saja mereka juga mati disini. Dan Yasha tidak ingin hal tersebut terjadi, karena mereka sudah berjuang sejauh ini jadi mereka harus berhasil.
Yasha memantapkan lari nya namun dia malah di buat membeku kala Ruby malah melempar sebuah belati kearah nya, otak Yasha langsung blank dan spontan terdiam di tempat. Namun beberapa saat dia tidak merasakan sakit apapun membuat Yasha membulatkan mata nya tidak percaya.
"Abbyan!" pekik Yasha kala melihat darah merembes dari balik punggung laki-laki itu.
"Lanjut Sha! Tenang aja ini bukan serius biar gue hadapin lo fokus aja!" seru Abbyan sambil meringis nyeri.
Bagaimana pun tetap saja rasa nyeri itu ada.
Punggung nya terasa sakit namun tak menggoyahkan dia untuk tumbang secepat itu selagi bukan demam yang menimpanya Abbyan akan baik-baik saja, Yasha hampir saja menangis dengan mata yang mulai berkabut penuh air yang siap tumpah kapan saja namun langsung di tepis dengan kasar kala melihat teman-temannya.
"Gue bisa, dikit lagi semua selesai!" gumam Yasha terus memberi semangat untuk diri sendiri.
Dengan langkah yang teramat berat Yasha melanjutkan lari nya hingga sampai pada meja penuh akan obat.
Yasha dibuat bingung harus memilih yang mana dulu, disana banyak berbagai macam obat dengan bentuk berbeda. Yasha takut diri nya salah pilih dan malah membuat mereka gagal.
"Semoga yang gue ambil bener."
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)
Cerita PendekHATI-HATI NANTI BINGUNG SENDIRI‼️‼️ Kalian pernah tidak disuruh untuk jadi orang lain? rasanya bagaimana? tidak enak bukan? sama seperti Yasha yang harus di paksa oleh keluarga gilanya untuk menjadi persis seperti kakak nya yang menghilang begitu sa...