Beberapa bulan pun berlalu, kini kehidupan Yasha dan teman-temannya sudah jauh lebih baik akan tetapi mereka selalu beradu argumen jika membahas masa depan seperti sekarang contohnya.
"Serius lo? gue juga tetep disini deh nemenin lo." Laura memaparkan.
Ingat dia bukan orang yang main pergi begitu saja apalagi ini temannya sendiri.
"Emang lo gamau lanjut kuliah? masa depan lo masih panjang Lau, kalo gue mah udah jelas jadi pewaris satu-satunya sekolah ini." Yasha mengungkapkan dengan nada sedikit sombong.
Abbyan dan Laura saling tatap seakan memahami satu sama lain dengan wajah sedikit mencibir.
"Alah gue udah pusing, Vara. Males banget harus berkutat sama tugas nantinya, gue disini aja ya ya?" lontar Laura dengan wajah dibuat memelas.
Yasha tentu saja tidak akan terpengaruh, ingat dia Vara bukan Yasha ralat Nasya.
"Nggak, Lau. Harusnya---" perkataan Yasha harus terhenti karena ada yang menyela ucapannya.
"Kalian ngerasa aneh ga sih?" tanya Ares.
Yang lain pun saling tatap tak mengerti, "aneh apaan sih Res?" tanya balik Abbyan.
"Liat deh, para master jadi aneh gitu. Terus di leher mereka ada banyak garis hitam? ga mungkin kan mereka masih terinfeksi?" tutur Ares yang berhasil membuat atensi mereka langsung menoleh ke halaman depan tempat para master berkumpul.
Mereka langsung terkejut bukan main saat menyadarinya terutama Yasha yang menatap dengan pandangan yanng sangat sulit untuk di artikan, tidak bagaimana bisa mereka masih terinfeksi?
selama ini mereka semua mengonsumsi obatnya kok! bahkan obat yang di beri Ares pun mereka minum, kecuali Yasha yang selalu membuangnya karena tidak suka pada pil-pil tersebut.
"Iya juga ya? tapikan.......,harusnya ga gini." Abbyan menuturkan.
"ga gini gimana? itu semua mungkin aja, dari awal mereka emang udah terinfeksi jadi ga menutup kemungkinan mereka juga bakalan jadi monster juga. Entah itu langsung atau pelan ujungnya mereka tetap monster kan?" jelas Ares.
Laura agak sulit untuk mencerna perkataan dari Ares, apa itu Artinya mereka yang awalnya sudah terinfeksi akan tetap jadi monster? kalau begitu berarti....
"Bukannya virus yang udah jinak ga bakalan bereaksi kalo ga ada pemicunya?" celetuk Yasha.
Abbyan dan Laura pun mengangguk setuju, setau mereka yang selama ini mereka pelajari pun seperti itu harus ada pemicunya bukan tiba-tiba yang awalnya tidak apa-apa malah jadi begini.
Ares hanya tersenyum sekilas, "emang ya orang jenius dalam situasi apapun pasti menggunakan logika lebih dulu, jadi kesimpulannya?" lontar Ares dengan santai.
Yasha memicingkan mata curiga, yang dari awal sangat santai dan seolah tidak terjadi apapun adalah Ares.
"Kok lo santai banget gitu? bukan nya kita nuduh, tapi bisa aja lo tersangka nya kan?" ungkap Abbyan yang ikut angkat bicara.
"Betul, apalagi lo tau seluk beluk kelas ini, jadi ga menutup kemungkinan." Laura menimpali.
sekarang mereka bertiga semakin mencurigai Ares, mungkin saja Ares juga melakukan hal gila seperti para ilmuan itu dulu atau parahnya lebih gila lagi.
"Jawab jujur, apa yang lo lakuin ke para master?!" tuduh Yasha dengan sorot mata tajam.
"Apa? gue ngapain? gue diem aja gini malah di tuduh, waras lo?" kata Ares dengan santai, bahkan kaki nya pun kini ikut naik ke atas meja dengan tangan yang di silangkan didepan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)
Short StoryHATI-HATI NANTI BINGUNG SENDIRI‼️‼️ Kalian pernah tidak disuruh untuk jadi orang lain? rasanya bagaimana? tidak enak bukan? sama seperti Yasha yang harus di paksa oleh keluarga gilanya untuk menjadi persis seperti kakak nya yang menghilang begitu sa...