bab 27 : INTROVET GIRL? YEAH IS ME (revisi)

33 4 0
                                    

Disisi lain, Abbyan dan Yasha. Mereka kini berada didalam ruangan milik head master, Abbyan sudah berada di depan pintu lemari tempat waktu itu diri nya terjatuh.

Dengan niat membara dan keberanian, Abbyan berniat memasuki ruangan aneh itu kembali. Bahkan kali ini dia sudah siap mental dan nyali nya, bahkan untuk kemungkinan yang bahkan membuat diri nya syok atau pun trauma diri nya sudah siap pergi sekarang. Namun sebelum pergi Abbyan menyempatkan diri untuk berpesan kepada Yasha, semoga saja Yasha tidak keras kepala.

"Dengerin gue, lo harus lari dari sini kalau dalam waktu satu jam gue belum kembali oke?" ucap Abbyan memberi peringatan untuk Yasha

"Gue nyusul!" jawab Yasha.

"Tetep disini Asha, lo gatau seberbahaya apa disana! Lo tetep disini dan jadi patokan kita nanti nya."

"Tapi gue khawatir sama lo!"

"Jangan batu! Ini bukan tentang lo atau pun gue, ini demi kita semua Sha! Lo ngga capek? Lo ga pengen hidup normal? Gue mohon kali ini jangan keras kepala." Abbyan menuturkan mencoba memberi pengertian.

Yasha diam, tidak menanggapi kembali namun mata nya sudah terlihat berkaca-kaca. Disaat seperti ini mengapa dia malah tidak berguna? Semua nya berjuang namun dia? Malah hanya melihat saja yang dilakukan mereka.

"Jadi anak baik ya Sha, inget kalau satu jam gue belum kembali juga lo harus kabur cari bantuan!" ucap Abbyan kembali. Sebelum pergi dia menyempatkan diri untuk memeluk dan mengelus Surai pendek milik Yasha.

"Gue percaya lo Sha."  Abbyan bergumam.

Yasha menatap kepergian Abbyan, air mata nya hendak meluruh namun Yasha menyeka nya dengan kasar. Ini bukan waktu nya menangis, teman nya sedang berjuang maka dia harus cari jalan keluar lain.

Dia tidak boleh pengorbanan teman-teman nya sia-sia, Yasha harus jadi pemimpin yang baik. Maka selama Abbyan pergi diri nya pun ikut membantu mencari cara lain, dengan berkeliling ruangan. Bukan, sebenarnya menemukan ruangan itu kembali yang dulu belum sempat mereka coba buka.

•••

Abbyan berjalan di lorong yang sama, lorong yang pernah ia lewati. Bermodalkan ingatan nya sendiri Abbyan berjalan menuju ruangan tersebut, tak butuh waktu lama diri nya pun tiba.

Disana sepi, tidak ada siapapun. Harus nya ada orang, ruangan lab atau penelitian besar tidak mungkin di biarkan kosong begitu saja. Apalagi disini banyak bukti tentang apa saja yang mereka lakukan, Abbyan berpikir mereka terlalu bodo amat untuk hal ini.

Abbyan berjalan, sampai pada sebuah kursi. Abbyan menyipit kan mata nya, diri nya seketika syok saat melihat siapa yang duduk di kursi tersebut. "Sialan!" umpatnya setelah memastikan orangnya.

Abbyan panik, jika temannya tertangkap berarti semua rencana mereka gagal. Temannya tidak ada yang akan kembali dan kemungkinan besar nya juga dia tidak akan kembali, lalu Yasha? Ah Yasha hanya akan jadi harapan satu-satunya untuk mereka.

"Jay, Jay! Buka mata lo, ini gue Abbyan!" pekik Abbyan tertahan.

Abbyan kalang kabut sendiri, panik bercampur waspada. Teman nya ternyata sudah tertangkap lebih dahulu, harus nya mereka tidak tertangkap dengan mudah.

Jayden dengan pandangan kosong duduk dikursi tersebut, Abbyan pikir otak nya telah di cuci atau Jayden telah diberikan sesuatu hal yang aneh sehingga Jayden jadi seperti ini. Abbyan pun melepaskan ikatan pada Jayden, tidak tega juga melihat seseorang dalam keadaan memprihatinkan.

"Jayden! sadar dong, jangan bikin gue panik sendirian elah." Abbyan terus saja mencoba menyadarkan Jayden, namun Jayden tidak bergeming sedikitpun. Hal tersebut membuat Abbyan semakin was-was, kenapa tidak sadar juga?!

Setelah beberapa saat melepaskan ikatan yang rumit akhirnya Abbyan berhasil, Abbyan pun lantas membawa Jayden kedalam gendongan nya tidak mungkin diri nya menyeret seorang Jayden bukan? Dengan sekuat tenaga milik nya, Abbyan sesekali mencibir saat dirasa Jayden terasa berat.

"Makan apaan lo Jay sampai seberat ini, kebanyakan dosa ini mah berat nya." Abbyan merutuki sembari sesekali melirik kearah Jayden.

Baru saja hendak melangkah pergi, tubuh nya di buat menegang di tempat. Tatapan nya terpaku pada objek didepan, bukan objek melainkan seseorang yang Abbyan kenal. Sosok orang yang bahkan sangat dekat dengan diri nya dulu,

"Hai Abbyan, lama tidak bertemu yaa? Kebetulan sekali kita ketemu disini."

"Om, Tante?! Kalian....," tenggorokan Abbyan rasa nya tercekat, bagaimana bisa mereka disini?!

Melihat empat orang dewasa didepan nya, empat orang yang dia kenal. Plot twins kehidupan apa ini? Abbyan di buat mematung di tempat, sial sekali orang yang dia percaya malah ternyata seperti ini.

"Mau kemana by? gamau ketemu Laura dulu?"

Abbyan masih mematung pun segera membulatkan mata nya, benar kalau Jayden tertangkap berarti Laura juga. Kenapa dia bisa lupa disaat seperti ini?! Ah bodoh sekali dia jika dalam keadaan begini.

"Dimana Laura bibi?!" tukas Jayden dengan nada penuh penekanan.

"Ah anak itu sedikit nakal, yah memberi sedikit pelajaran bukan hal buruk bukan?"

Tidak, buruk sangat buruk malah. Abbyan tidak sepercaya itu dengan orang dewasa didepan nya, pantas saja dulu ada rumor ilmuan dan dokter gila ditunjukan pada mereka. Ternyata mereka memang gila semua!

"Eh, saya tidak melihat Yasha, ah atau harus nya saya panggil Vara saja?" Senyum sinis nya terlihat.

"Saya kira mereka terlalu bodoh, sudah dikatakan rasa penasaran hanya membunuh mu."

"Giliran dia ya? Tidak seru sekali."

"Tidak apa, gadis itu akan jadi terakhir. Dia bisa jadi cukup kuat di antara yang lain."

Abbyan menggeram kesal, mendengar semua nya. Ternyata mereka dibalik semua ini, orang tua dari Yasha dan Laura. Abbyan bahkan tidak berpikir sejauh itu, benar kata orang, orang terdekat pun bisa jadi bahaya untuk kita saat kita tidak waspada. Jika mereka ada disini berarti mungkinkah mereka sang direktur?!

Fakta apalagi ini? Abbyan di buat pusing sendiri, namun tetap amarah mendominasi.

"Kalian?! ARGHHHH!" jerit Abbyan kesakitan kala ada yang menancap tepat dileher nya.

Abbyan menoleh, disana ada Jayden yang memegang suntikan yang telah dia tancapkan pada leher Abbyan. Harus nya Abbyan waspada dan tidak terburu-buru untuk membebaskan mereka, bagaimana pun mereka pasti sudah diberikan hal aneh oleh para ilmuan gila.

Jayden tersenyum lebar saat Abbyan sudah tidak berdaya, bahkan dengan tidak berperasaan nya Jayden menenteng Abbyan bak karung beras.

Mereka pergi meninggalkan ruangan tersebut, Abbyan berharap Yasha sudah pergi dari sana dan mencari pertolongan. Semoga saja, hanya Yasha harapan terakhir mereka. Disini ia akan semaksimal mungkin bertahan, walaupun Abbyan tidak yakin bisa bertahan lama.

INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang