Setelah selesai mengobati Yasha, mereka pun mencari makanan yang ada didapur, dengan makanan seadanya mereka makan dengan rasa berkecamuk.
"Ares, lo kekurung disini udah lama yaa?" celetuk Yasha memecahkan keheningan.
Ares menghentikan makan nya, menatap kearah Yasha dengan pandangan datar nya. Wajah itu lah yang membuat Yasha kesulitan menebak ekspresi cowo tersebut, tapi satu hal yang pasti teriakan yang dulu di dengar oleh teman nya bisa jadi itu teriakan Ares.
Ares mengangguk setuju, Yasha melipat bibir nya kedalam. Bingung dengan situasi sekarang, kenapa jadi secanggung ini? Padahal harus nya mereka udah lega karena teman mereka selamat.
"Em....., soal dulu, lo sama kakak gue beneran punya hubungan? Kakak gue kemana Res? Harus nya dia ada sama lo, kalau dia kabur pasti dia juga kabarin gue tanpa menghilang." Yasha Muali berceloteh.
Yasha memainkan kedua tangan nya gugup, seharusnya sebagai anak pandai Yasha tau jawaban dari ini semua. Namun Yasha hanya memastikan sesuatu untuk sekarang, dia tidak bisa asal percaya kepada orang lain bahkan orang yang terdekat pun bisa menjadi penuai luka paling dalam.
Dan Yasha tidak ingin merasakan rasa sakit hati itu kembali untuk kesekian karena ekspektasinya sendiri yang tidak sesuai.
"Lo mau denger cerita?" tanya Ares sembari menatap Yasha.
Yasha mengangguk, mendekat ke Ares agar semakin baik mendengar nya. Tak ayal dia juga penasaran cerita sang kakak dengan Ares karena dulu dia juga sempat beberapa kali jadi sosok kakaknya sewaktu kakak nya masih ada, namun tidak pernah terlihat kakaknya deket dengan lelaki seperti Ares.
"Dulu sekali sewaktu kelas sepuluh sehabis mpls an, gue ketemu sama Yasha, dan Jayden yang saat itu berduaan, dalam waktu deket kita bertiga jadi temen. Lo tau kan disini dulu nerapin sistem nilai? Disitu kita berusaha bareng, belajar bareng, tapi waktu perselisihan orang yang terpilih ternyata cuma gue sama Yasha keterima dan Jayden ngga. Jayden waktu itu ngga terima dan minta bergantian posisi dengan Yasha, tapi gue bantah tukar posisi hanya akan merugi kan Yasha.
Gue dan murid terpilih lainnya masuk kelas ini sama kayak lo dan yang lain kesini di buat pingsan right? Gue kira masuk kelas ini adalah anugrah nyata nya malah musibah, kita semua dijadiin percobaan gila mereka. Termasuk para master, mereka seharus nya tidak seperti itu namun perlahan menjadi akibat ulah direktur. Yang gue tau para direktur itu ilmuan gila yang mencoba bikin manusia kuat dan malah berujung jadi monster, yang lo hadapi waktu itu belum apa-apa dibandingkan yang gue dan Yasha lalui dulu." Ares menjelaskan dengan panjang lebar.
Yasha harus menutup mulut nya dengan keadaan syok bukan main, diri nya benar-benar ingin menangis sekarang terlebih mendengar cerita akhir dari Ares membuat nya takut. Jika yang semalam bukan monster yang sesungguh nya lalu apa yang akan dia temui kedepan nya?
"Lalu tentang kakak gue yang berhasil lolos, sistem nilai hilang, orang misterius, dan Jayden? gue gatau gimana bisa Jayden terlibat tapi sewaktu sama gue dia kayak gatau apa-apa." Yasha kembali melontar kan pertanyaan yang selama ini tersimpan rapi di otak nya.
"Gue sama kakak lo jadian sewaktu tiba disini, awalnya kita mau kabur bareng karena ga memungkinkan gue ngorbanin diri gue gantiin dia disini. Dia yang hilangin sistem nilai gue gatau apa yang dia perbuat waktu itu, orang misterius ya? Itu udah ada sejak gue sekolah di Smansa Pandawa. Dan Jayden, dia itu aneh seolah ingin akrab namun hanya Yasha yang didekati."Ares menjawab semua pertanyaan Yasha.
Yasha lagi-lagi mengangguk, itu arti nya Ares tidak sepenuhnya tau semua hal. Dan pantas saja Jayden seolah sudah akrab lama dengan Yasha, ternyata memang sudah dekat sejak dulu.
"Eh lo tau ngga kalau----" ucapan Yasha terhenti kala mendengar sebuah tepuk tangan yang nyaring di telinga mereka.
"Cerita yang menarik dan menyentuh, tapi ada hal yang lebih menarik. Mau lihat?" ujar seseorang dengan menenteng laptop ditangan nya.
"Kalian!" seru Yasha reflek berdiri namun kembali duduk karena kaki nya yang sakit.
"Hai Vara sayang~" sapa nya membuat Yasha mendengus kesal.
Mereka menaruh laptop di meja tepat di hadapan Yasha dan Ares membuat Yasha berdua mengeryit tidak paham, namun Ares paham apa yang mereka lakukan persis seperti beberapa tahun yang lalu.
Yasha menatap fokus kearah laptop yang sedang menayangkan sebuah vidio, mata nya terbelalak dengan tangan menutup mulut nya syok. Disana terlihat sekumpulan orang yang waktu di hutan termasuk teman nya mereka saling berkelahi dan saling memakan satu sama lain,
Yasha rasa dia bisa mengeluarkan makanan nya kembali karena mual melihat adegan tersebut, adegan yang menyeramkan terus berputar dan sebuah kesimpulan liar Yasha membuat nya semakin takut.
Mereka mirip monster sungguhan, tidak lebih tepat seperti zombie namun mereka masih hidup hm bagaimana menjelaskan nya?
Mereka seakan lupa jati diri mereka sendiri, dengan menyerang satu sama lain. Dan lagi kenapa mereka tidak sembuh? Bukan kah semalam Yasha sudah menyemprotkan semua? bukankah itu aneh?
Ares langsung menutup kasar laptop tersebut kala melihat Yasha yang sudah pucat pasi, mirip seperti Yasha yang dulu ternyata mereka tidak jauh beda.
"Ares...., gue lihat kakak gue disana, darah di jantung nya!" lirih Yasha membuat Ares membulat kan mata nya terkejut bukan main.
"Kita harus kesana secepat nya, sebelum mereka makin menjadi! lo ada vaksin nya kan?" tanya Ares.
Yasha terdiam, setelah menembakkan gas nya Yasha langsung menolong Abbyan, tidak sempat mengambil vaksin. Itu berarti vaksin masih didalam hutan, dan hal ga memungkinkan jika mereka kembali kesana.
"Virus nya ngga nular kan Res?" tanya Yasha hati-hati.
"Emang ga nular, tapi mereka itu monster makan manusia dan jumlah nya ga sedikit, satu lagi mereka cukup kebal susah kalau gada vaksin buat nyembuhin. Lo tau kan maksud gue?!" jelas Ares.
Yasha semakin merasa bersalah kala mendengar penuturan dari Ares, rutukan terus melayang dari otak nya untuk diri sendiri yang ceroboh.
"Jangan bilang lo ga ambil semua obat di meja waktu itu?" pertanyaan Ares tepat pada sasaran, Yasha mengangguk kaku merasa sangat takut sekarang.
"Maaf!" pekik Yasha sembari menunduk, dia tau ini tidak berguna karena tidak akan menghadirkan vaksin nya namun hanya ini yang bisa dia lakukan sekarang.
"BODOH LO, YASHA!" maki Ares, Yasha pun semakin menundukkan pandangan menyesal.
Ares menggeram marah, masalah nya kini bertambah. Namun enggan membuang waktu mereka memutuskan untuk pergi keluar terlebih dahulu, meninggalkan mereka para ilmuan gila yang tengah tertawa terbahak-bahak.
"Gue bakalan akhirin semuanya, termasuk bunuh para ilmuan gila sekalipun gue ga takut!" monolog Yasha di tengah perjalanan nya.
Persetan dengan orang tua, mereka sudah sangat keterlaluan. Sebenar nya apa misi dari mereka? Buat super Hero? Entah lah yang jelas mereka itu gila! Yasha tidak akan takut untuk melawan kali ini, dendam dan kebencian nya yang terpupuk sejak kecil kini meledak dan siap bertarung. Yasha rasa untuk saat ini polisi tidak perlu dilibatkan, mereka harus di musnahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)
Короткий рассказHATI-HATI NANTI BINGUNG SENDIRI‼️‼️ Kalian pernah tidak disuruh untuk jadi orang lain? rasanya bagaimana? tidak enak bukan? sama seperti Yasha yang harus di paksa oleh keluarga gilanya untuk menjadi persis seperti kakak nya yang menghilang begitu sa...