Langit membawa Ruby ke area belakang kelas, didekat danau yang tadi pagi mereka lewati. Mereka duduk tepat di bawah pohon yang ada di sekitar danau.
"Langit, harus nya kamu jangan kayak gitu." Ruby mencoba memberi pengertian.
"Tapi......., dia dulu by, kalau di biarin dia bakalan ngelunjak. Disini kita sama, master bilang kita harus kompak bukan jadi anak egois!" ungkap Langit.
Ruby mendengus kecil, dia juga tau yang salah disini Abbyan. Namun setelah di pikirin lagi, mungkin. Abbyan masih belum menyesuaikan diri, apalagi dia termasuk siswa nakal yang suka bolos dan ga pernah menjalankan hukuman.
Merasa hari sudah malam, kedua nya memutuskan untuk kembali kedalam asrama. Kali ini mereka selama seharian penuh tidak mendapatkan asupan makanan, mungkin ini sudah resiko.
Malam pun berlalu dengan cepat, mereka menjalankan pagi seperti biasa lari setelahnya sarapan. Setelah sarapan mereka di tunjuk untuk memilih kelas yang mereka pilih, dalam kelas sudah ada masing-masing master di dalam nya yang siap mengajar mereka.
Seperti Yasha dan Jayden yang memilih kelas mtk, Laura dan Ruby kelas seni, Langit dan Abbyan olahraga.
kalian tau kan jika logam Na bertemu dengan air maka Berpotensi menimbulkan percikan api atau bahkan sampai ledakan, maka hal tersebut sama saja dengan keadaan Abbyan dan Langit sekarang.
Bahkan kilat permusuhan di mata masing-masing menunjukkan ketidak akuran tersebut, dalam olahraga mereka di mulai untuk lari dan menyusuri hutan. Namun karena kebencian yang masih ada dalam diri Langit akhir nya Langit yang sudah jauh di depan Abbyan pun membuat jebakan, hingga mereka kini tersesat entah berada di mana.
Tak berbeda jauh dengan Abbyan dan Langit, Laura dan Ruby pun sama. Saat mereka tengah mencari bunga di hutan, mereka malah tersesat. Padahal mereka semua itu mengejar waktu, dimana waktu mereka yang semakin lama semakin menipis.
"Lo kalau dendam sama gue ya dipikir pake otak, lo pinter kan?! Harus nya lo tau resiko tersesat di dalam hutan yang banyak binatang buas nya!" sentak Abbyan. Langit hanya diam sembari terus berjalan, mencoba mencari jalan keluar dan mengabaikan Abbyan yang marah tidak jelas.
Laura dan Ruby tengah berlari. Mereka mendengar suara teriakan dari dalam hutan sana, karena takut mereka akhir nya berlarian tak tentu arah. Tak lama mereka terpisah, Laura bahkan sudah menangis dia tidak peduli lagi dengan nilai yang dia dapat di kelas yang terpenting adalah bagaimana cara nya keluar dan memberitahukan para master.
Jayden dan Yasha masih terus berkutat dengan pensil dan kertas, waktu mereka semakin menipis. Dengan cepat mereka mengisi semua soal-soal yang tersedia, setelah selesai akhir nya Yasha bisa bernafas lega. Namun, baru saja bernafas lega nafas nya kembali tercekat kala mendengar penuturan dari master didepan nya.
"Kalian tidak mencari teman kalian? Bisa saja mereka di makan hewan buas dalam hutan sana." master Nai menuturkan dengan senyum menjengkelkan nya.
Tanpa banyak kata, Yasha dan Jayden berlari keluar. Dengan membawa lentera di tangan masing-masing, Yasha dengan panik berjalan dengan cepat. Namun tidak dengan Jayden, dia memilih membuat beberapa tanda di bawah pohon agar mereka bisa pulang nanti nya.
Hari sudah mulai gelap, namun satu pun tidak bisa di temukan. Yasha frustasi sendiri dibuat nya, namun tak lama mereka mendengar suara rintihan. Mereka pun mendekat, mencoba mencari tahu siapa yang merintih tersebut.
"Laura?" panggil Yasha saat melihat sosok dengan rok pendek selutut sedang terduduk dengan tangisan kecil.
"Asha! Gue takut banget, tadi gue denger suara teriakan orang!" seru Laura sembari memeluk Yasha kuat.
Yasha melepaskan pelukan tersebut, menatap lamat kearah Laura. "Yang lain Lau?" tanya Yasha dengan wajah khawatir nya.
"Kalau yang lo maksud itu Ruby, gue gatau. Tadi gue kepisah sama dia waktu lari, gue juga ga sadar, sadar-sadar gue jatuh disini!" jawab Laura dengan suara menahan tangis yang akan luruh.
Mereka pun melanjutkan perjalanan, mencari sisa teman nya yang terpencar. Tak butuh waktu yang lama, mereka bertemu dengan Abbyan dan Langit. Sisa satu orang lagi, Ruby.
Langit semakin gelap, mereka semua khawatir akan terjadi sesuatu pada Ruby. Bahkan mereka berpencar lalu kembali di titik yang sama.
Disisi lain, Ruby terus berjalan tak tentu arah. Diri nya menemukan sebuah pagar yang tidak tumbuhi oleh seluk blukar, Ruby pikir ini adalah jalan keluar dari hutan. Namun diri nya mendengarkan suara teriakan yang memekakkan telinga, Ruby jadi berfikir kembali untuk mencoba memasuki nya dia tidak seberani itu.
Ruby pun memutar arah, berharap bertemu dengan teman atau pun salah satu master. Suara teriakan tersebut masih saja terdengar, Ruby semakin ketakutan bukan main. Dengan lari tak tentu arah Ruby merasa diri nya menabrak sesuatu, bukan pohon Ruby rasa.
Dengan mengangkat kepala nya, mata Ruby memanas saat melihat master penjaga yang ada di depan nya dengan senyum tipis. Sungguh Ruby kira diri nya akan semalaman berada di tengah hutan seperti ini, akhir nya doa yang Ruby pinta terkabul.
Sang master pun membawa Ruby kearah teman-teman nya, mereka langsung mendesah lega saat melihat keadaan Ruby walaupun jauh dari kata baik.
Tak mau berada di hutan mengerikan berlama-lama akhir nya mereka memutuskan kembali ke The Chosen classroom, dengan master yang membimbing mereka.
Sekembalinya mereka langsung membersihkan diri serta mengobati satu sama lain, bahkan mereka juga makan. Namun makan malam terasa tidak enak, dengan makanan yang rasa nya sangat tidak enak. Bahkan mereka kira makanan tersebut sangat tidak layak untuk di makan walaupun tampilan nya cukup menggugah selera.
Mau tidak mau mereka harus makan, dengan sesekali salah satu dari mereka mengumpat. Kelas hari ini berjalan dengan buruk, mereka rasa mereka menyesal mengikuti kelas pilihan mereka.
"Gue mau pulang! Baru beberapa hari disini gue tersiksa, pelajaran nya bahkan jauh dari yang sekolah pelajari." Langit mengungkap kan isi hati nya.
"Nanti siapa yang mau ikut gue kabur?" tanya Langit lagi. Hanya Ruby yang mengangkat tangan nya, sungguh Ruby merasa tidak betah berada disini.
"Gue gamau ambil resiko, gue harap kalian lebih bijak kalau mau kabur." Yasha menuturkan kemudian melenggang pergi kekamar nya.
Laura, Abbyan, dan Jayden pun ikut menyusul Yasha. Mereka rasa rencana untuk kabur terlalu buruk, karena rencana yang mereka susun dari awal bisa saja bubar. Mereka tidak ingin membuang waktu untuk melakukan hal yang mustahil di lakukan seperti kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)
ContoHATI-HATI NANTI BINGUNG SENDIRI‼️‼️ Kalian pernah tidak disuruh untuk jadi orang lain? rasanya bagaimana? tidak enak bukan? sama seperti Yasha yang harus di paksa oleh keluarga gilanya untuk menjadi persis seperti kakak nya yang menghilang begitu sa...