bab 11 : INTROVERT GIRL? YEAH IS ME (revisi)

44 6 0
                                    

Tengah malam pun tiba, mereka kini sudah berada di belakang sekolah. Terlihat Ruby yang sudah membawa persiapan dalam tas nya, setelah merasa semua sudah datang mereka pun mulai melancarkan aksi mereka

Setelah memanjat gerbang, mereka kini berada di lorong kelas. "Kita akan kemana?" tanya Ruby.

"Gini aja, gue, Laura, sama Ruby ke ruang direktur. Jayden, Abbyan sama Langit ke kantor kepsek." Yasha menjelaskan secara rinci.

"Gabisa! Minimal salah satu dari kita harus ada, buat jaga-jaga," Abbyan berseru tidak setuju, Langit dan Jayden pun ikut menyetujui.

"Oke, gue, Langit sama Ruby. Sisa nya ikut lo, By." Yasha memutuskan secara sepihak, mereka pun akhir nya mulai berpencar.

Di lorong, kelompok Yasha harus pintar menghindar dari area cctv. Bahkan sesekali mereka juga bersembunyi saat penjaga sekolah keliling, cukup jauh dari ruang lain. Namun akhir nya mereka menemukan ruang direktur.

"Pintu nya pasti di kunci, nih kak pake sarung tangan dulu." Ruby berceletuk sambil mendorokan sepasang sarung tangan, Yasha mengambil sarung tangan tersebut. Mereka pun juga memakai, berguna agar sidik jari mereka tidak terdeteksi.

"Makasih." Yasha menjawab dengan menyunggingkan senyum tipis

Namun....... Ada yang aneh, kenapa semulus ini? Harus nya cukup sulit bukan? apalagi mengingat ini ruang direktur, yang artinya ruangan kepunyaan pemilik sekolah. Sudah pasti seharusnya penjagaan sangat ketat tanpa celah, bukan hal mudah yang bisa dibobol oleh anak SMA seperti mereka.

Tak ingin banyak berfikir, mereka pun memutuskan untuk langsung masuk. Rupanya pintu juga tidak terkunci rapat, setelah di dalam mereka pun berpencar mencari berkas-berkas yang bisa menjadi petunjuk.

Tak berbeda jauh dengan kelompok milih Yasha, kelompok Abbyan juga kini tengah menggeledah ruang kepsek yang tidak terlalu luas tersebut. Abbyan pun menuju ke arah komputer, mulai memeriksa berkas yang tersimpan didalam nya.

"By, waktu kita tinggal berapa jam lagi?" tandas Laura, dia khawatir jika pagi akan segera menjelang. Mengingat mereka masuk kedalam sekolah tengah malam namun harus menghabiskan cukup banyak untuk menghindari pengawas. Dia juga bertanya sambil membongkar lemari yang penuh dengan berkas-berkas.

"Tinggal beberapa jam, tenang aja kita pasti bisa. Temuin kunci jawaban dulu."Abbyan menjawab dengan tenang namun mata nya tidak lepas dari laptop.

Jayden sendiri menemukan sebuah koper, langsung saja dia buka. "Lihat apa yang gue temuin, Lau!" pekik Jayden dengan suara pelan, takut ada petugas lewat dan malah curiga. Laura yang tidak jauh pun lantas mendekat, mata nya membola seketika.

Disana terlihat banyak duit, bahkan bukan hanya satu dua koper melainkan ada 5 koper. Jayden dan Laura pun saling tatap lalu mengangguk, pemikiran mereka seperti nya sama yaitu 'kepsek koruptor' itu lah opini mereka.

"Sialan!" desis Abbyan kesal, bahkan hampir saja emosi nya meledak. Laura dan Jayden mendekat, melihat apa yang di temukan Abbyan hingga emosi seperti itu.

"Di kunci? Lo ga nyoba bobol?" tanya Jayden kearah Abbyan,  Abbyan menggeleng pelan.

"Susah! Gue udah beberapa kali nyoba ga bisa." Abbyan mendengus kesal sambil menyenderkan tubuh nya ke arah kursi, otak nya lelah setelah hampir 1 jam lebih bergelud dengan komputer. Namun tak kunjung berhasil.

"Bodoh lo berarti." Jayden sedikit memaki Abbyan lalu  mengambil alih komputer, Abbyan pun mendengus kesal.

Melihat Jayden yang mencoba mengotak-atik komputer, Abbyan pun memilih ber istirahat sejenak. Laura sendiri duduk dengan cemas, dia juga sesekali membantu Jayden yang tampak kesusahan membuka kunci.

Abbyan yang masih bersandar di kursi tidak sengaja melihat lampu merah kecil di bawah meja, dengan penasaran diri nya mendekat dan mengambil nya. Diri nya terkejut dengan apa yang di temukan nya, itu adalah penyadap.

"Sialan!" gumam Abbyan murka, pantas saja awal mereka masuk berjalan lancar. Rupa nya niat mereka sudah lebih awal di ketahui pihak sekolah, Abbyan pun menggenggam erat penyadap tersebut.

Mulai berkeliling ruangan, guna mencari yang lain nya. Benar saja, tepat di koper-koper tersebut masing-masing ada penyadap kecil. Rupanya mereka sudah tau dan mempersiapkan semua nya mungkin kah rencana mereka berjalan selancar ini karena memang sudah di persiapkan oleh pihak sekolah?

"Laura! Jayden!" seru Abbyan cukup keras membuat atensi kedua nya menuju kearah Abbyan, Abbyan pun langsung mengangkat kedua tangannya yang menggenggam erat penyadap. Menunjukkan segenggam penyadap kecil di tangan nya.

mereka berdua melotot tidak percaya, sial seperti nya mereka memang sudah ketahuan sejak awal. Jika sudah begini tidak ada cara lain selain kabur!

"Kita harus kabur!" panik Laura segera berlari,namun tangan nya di tahan oleh Jayden. "Jangan lewat pintu, didepan pasti bakalan banyak penjaga. Lewat jendela, kita juga harus menghubungi yang lain, waktu kita akan habis!" tutur Jayden panjang lebar,

Mereka pun akhirnya memilih meninggalkan sekolah lebih dulu, sebelum meninggalkan sekolah Abbyan sempat menghancurkan penyadap lebih dahulu. Agar tidak ada bukti tentang mereka, walaupun kemungkinan sudah ada salinan nya. Mereka cukup licik juga ternyata.

Kelompok Yasha pun tak jauh beda, hanya saja mereka kini terpecah entah kemana saja. Yasha juga berlari sendirian di antara lorong-lorong kelas yang tidak ada habisnya, dia dan yang lain terpisah saat kabur dari ruang direktur.

Saat sedang berlari, Yasha melihat siluet seseorang berlari ke arah Rooftop. Yasha pun mengejar orang yang mencurigakan tersebut, Yasha pikir dia lah sosok yang Yasha cari untuk saat ini.

Sampai di atas Rooftop, Yasha berkeliling mencari sosok misterius tersebut yang tiba-tiba saja menghilang. Tanpa di duga dari arah belakang sosok tersebut muncul sambil menepuk tangan, mulai berjalan maju.

"Berani banget lo ngejar gue, mau nyari mati?" seloroh sang sosok misterius dengan tawa mengerikan, Yasha menautkan kedua alis penasaran akan sosok didepan nya.

Dengan pakaian serba hitam, topeng badut di wajah nya, dan suara yang sudah di samar kan. Membuat Yasha tidak bisa menebak siapa orang tersebut, Yasha maju hendak memastikan siapa orang nya. Namun orang tersebut mundur, bahkan sudah hampir berbalik kearah belakang.

"Lo kan yang terror gue dan sekolah?" tanya Yasha yang semakin mendekat, bahkan tatapan tajam nya tak lepas dari sosok tersebut.

"Belum saat nya lo tau, Yasha. Terima hadiah dari gue dulu, kita bakal ketemu lagi nanti. Dendam gue masih ada, inget itu!" papar nya sebelum berlari kearah bawah meninggalkan Yasha yang masih mematung, saat sudah mulai sadar Yasha hendak mengejar.

Namun sosok misterius itu sudah jauh dari jangkauan nya, dia berlari dengan sangat cepat sehingga Yasha tidak bisa menyeimbangi. Lalu tak lama setelah sosok itu pergi para penjaga tiba-tiba saja muncul, Yasha yang panik langsung berputar balik. Dia kembali ke rooftop, dan terjebak di atas sana. Bahkan dia juga harus bersembunyi saat para penjaga tersebut membuka pintu rooftop.

Dengan ponsel di genggamnya, Yasha mengirimi pesan kepada Abbyan agar dapat menolong nya. Yasha tau waktu mereka sudah habis, dia hanya bisa turun saat Abbyan datang nanti. Bukan nya tidak bisa turun, hanya saja dia tidak sedang memakai seragam sekolah melainkan memakai baju polos dan celana panjang. Bisa-bisa dia malah di curigai sebagai peneror misterius.

INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang