Beberapa hari ini mereka lewati dengan pembersihan, bahkan sistem nilai pun kembali di tiada kan.
Yasha masih setia menetap di The Chosen Classroom, mereka harus mendapat kan perawatan dan Yasha yang tidak mendapatkan pengaruh apapun akan menetap. Dia harus siap menggantikan orang tua nya disini dengan para master.
Walaupun hanya tersisa master Run, penjaga, dan head master. Yasha tetap bersyukur untuk semua nya, dia tidak sendiri ada para master juga sekarang.
"Yasha kemarilah." Head master mengajak Yasha kedalam ruangan milik head master.
"Head master, kenapa ngajak aku?" tanya Yasha aneh.
"Ada yang ingin saya tunjukkan." head master berkata dengan mengambil sebuah kotak.
Yasha yang penasaran pun mendekat, tepat didekat head master. Didepan nya ada sebuah kotak sedang, head master pun membuka nya. Terlihat disana ada sebuah foto kelas ini dan beberapa murid yang seperti nya ajaran lama, terlihat dari foto yang sudah menguning.
"Ini foto diambil dulu, waktu Yasha masih ada? siapa kamu sebenarnya?" lontar head master yang membuat Yasha harus menghela nafas lelah.
Selalu pertanyaan ini yang di layang kan, mereka selalu mengira Yasha sudah pasti tiada karena ulah keluarga nya dan lagi mereka juga melihat Yasha waktu di hutan. Tidak banyak yang tahu bahwa Yasha yang selama ini mereka kenal memiliki kembaran, bahkan nama kembarannya lah yang selalu di pakai.
Harus hidup dalam bayangan kakak nya, Yasha secara langsung harus bisa menjadi kakak nya. Walaupun bertolak belakang dengan sifat asli nya, tanpa memikirkan diri sendiri dia di tuntut harus bisa menggantikan peran sang kakak yang sudah tiada. bahkan harus berteman dengan orang-orang yang aneh, ambis, dan sebagainya harus Yasha jalanin selama menjadi kakak nya.
"Jadi benar kamu Yasha yang asli ya? saya kira dulu Yasha hanya anak tunggal, dan lagi Yasha juga bukan seperti anak introvet atau pun penakut. Namun waktu saya lihat kamu perbedaan begitu jauh, walaupun kalian terlihat mirip tanpa cela namun di sifat kalian sudah jauh beda." Head master berterus terang.
"Ah secepat itu? padahal mereka saja tidak tahu, head master hebat!" puji Yasha sembari tersenyum manis hingga gigi nya terlihat.
"Mereka? apa itu teman kamu, Yasha?" tanya head master.
Yasha mengangguk setuju.
"Em head master, di foto ini mengapa kakak aku dan Ares terlihat seperti tidak akur ya?" Yasha pun melontarkan pertanyaan nya sembari terus mengamati foto tersebut.
"Sejak awal masuk sini memang mereka tidak akur, saling beradu siapa yang paling pintar dan jenius sehingga yang lain cukup sebal dengan mereka." Head master menjawab sembari menerawang jauh.
"Tidak akur?" gumam Yasha.
Namun tiba-tiba suara pintu terbuka membuat atensi mereka langsung teralihkan, bahkan Yasha sudah memasang wajah masam nya.
Ganggu!
"Eyyo prend! gue kok ga di ajak nostalgia sih? jahat nya~" seru Ares dengan wajah yang dibuat menyedihkan.
Yasha memutarkan bola mata nya malas, dan head master menatap aneh Ares.
"Lo ganggu doang, pergi sana hus hus." Yasha mengusir dengan tangan yang di kibaskan.
"Alah, kayak lo aja yang di foto itu!" tutur Ares.
"Y-ya walaupun gue tetep aja, ini kan kakak gue, kembaran gue!" sangkal Yasah tidak terima.
Yasha maju dengan tangan yang sudah terkepal siap melayangkan tinju nya, yah Yasha memang bukan kakak nya yang pemberani itu namun dia juga tidak akan segan untuk memukul orang. Head master pun tersenyum geli melihat kedua nya, seakan-akan dia melihat kejadian lama awal Yasha dan Ares datang kesini.
Yasha yang sudah berada tepat didepan Ares pun segera melayangkan tinjunya, hanya saja tangan nya harus terhenti di udara kala tangannya di tahan oleh Ares. Yasha pun menatap tidak percaya, harus nya tidak seperti ini!
"Eh, coba deh liat itu yang di jendela, kok kayak orang lari?" atensi Ares teralihkan kearah jendela dan menatap lebih dekat.
"Apaan sih Res? Gak ada apapun, lo ngibulin gue ya?!" kata Yasha dengan nada kesalnya.
"Maka nya punya mata di pake, buta lo? Noh liat depan sana kayak ada yang berlarian gitu, head master pun liat kan?" seloroh Ares sembari menyentil kening Yasha.
Pedas sekali mulutnya!
Yasha pun mendengus kesal sembari mengelus kening nya yang sakit, lalu melirik ke head master yang mengangguk kan kepala nya setuju membuat Yasha semakin kesal.
"Benar, Ares disini sudah jelas tidak ada siapapun. Terlebih masalah kita sudah beres, lalu mungkinkah mereka......," head master berceletuk membuat Ares dan Yasha menatap serius.
"Nah! Harus nya kita bantai mereka ga sih? takut nih anak satu ke makan." Ares memaparkan sembari melirik Yasha.
"Lo aja lah ya! gue mau rebahan, lo kan KUAT!" ucap Yasha sembari menekan kata kuat di ujung nya.
Yasha pun tak berbicara banyak langsung berbalik berniat melarikan diri, dia sedang lelah. Kaki nya saja belum sembuh sepenuhnya masa harus main lari-larian lagi? Kali ini Yasha nolak, dia ingin rebahan titik.
Namun baru saja melewati pintu, kerah belakang baju nya malah di tarik oleh Ares sehingga Yasha merasa tercekik. Yasha bahkan tetap memberontak tidak akan ikut, rebahan nya harus terwujud.
"Gak mau Ares! Res, please lepasin gue, ini gue kecekik cok. Lo mau bunuh gue?!" sewot Yasha dengan membrontak.
Ares pun berhenti, namun tangan nya langsung beralih menarik tangan Yasha. Tidak semudah itu untuk kabur, ini tanggung jawab nya untuk menggantikan orang tua sialan itu yang sudah tiada.
"Ga mati kan? lo harus tetep hidup soalnya, bantai mereka kalau gue sendiri males ga seru nanti." Ares mengucapkan hal yang membuat Yasha semakin kesal.
Dengan penuh kesadaran, Yasha pun memukul bahu Ares dengan kencang. "Lo doain gue mati?! Res, lo tuh kuat. Gue mau rebahan, lo ga liat nih kaki gue masih pincang?" nego Yasha dengan wajah di buat memelas.
Yasha terus berceloteh dan membrontak, namun tenaga nya tetap kalah kuat dengan Ares. Bahkan sudah menggigit lengan Ares pun lelaki itu hanya meringis kecik, Yasha harus bagaimana? Namun bukan Yasha namanya kalau menyerah.
"Lo mau diem nurut, atau gue patahin beneran kaki lo biar ga jalan sekaljan?" tanya Ares sembari memojokkan Yasha.
Yasha dibuat terdiam, bukan ini mau nya! Ini bukan pilihan melainkan pernyataan.
"Oke fine! Gue ikut, ini karena gue capek ya berdebat sama lo bukan karena takut!" tandas Yasha.
"Good girl." ujar Ares sembari mengecup pipi Yasha.
"Jancok!" Yasha bergumam pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)
Short StoryHATI-HATI NANTI BINGUNG SENDIRI‼️‼️ Kalian pernah tidak disuruh untuk jadi orang lain? rasanya bagaimana? tidak enak bukan? sama seperti Yasha yang harus di paksa oleh keluarga gilanya untuk menjadi persis seperti kakak nya yang menghilang begitu sa...