bab 19 : INTROVET GIRL? YEAH IS ME (revisi)

45 3 0
                                    

Langit dan Ruby sudah bersiap hendak kabur, bahkan mereka tengah malam diam-diam mengambil kunci mobil yang ada di sekitar kelas. Bermodalkan nekat dan keberanian yang mereka miliki, mereka akhir nya keluar dari area tersebut.

Namun setelah mereka keluar dari area kelas, mereka merasa hanya berputar-putar saja di dalam hutan. Ruby mulai panik sendiri, harus nya mereka sudah mulai memasuki jalan besar. Setelah berjam-jam berputar-putar di area hutan mobil pun seketika berhenti karena kehabisan bensin, Langit mengumpat kesal bisa-bisa nya mereka tidak menemukan jalan keluar.

"Sial kenapa rasa nya cuman muter-muter doang sih?!" gumam Langit.

"Ini benerkan jalannya, Langit? gue mulai takut." Ruby mengungkapkan kekhawatirannya.

"Lo tenang aja oke?" lontar Langit menenangkan.

Mereka pun memilih melanjutkan acara kabur dengan berjalan, namun saat mendengar suara aneh mereka pun mulai berlari. Keputusan yang salah mereka perbuat, justru kabur dari The Chosen Classroom adalah keputusan terburuk. Bagaikan mimpi buruk mereka terus berlarian tak tentu arah berharap ada penolong bagi mereka, mereka terus berlarian hingga melihat cahaya lampu dari kejauhan.

Mereka pun melambaikan tangan tanda minta pertolongan, mobil tersebut berhenti yang ternyata adalah polisi hutan. Mereka sangat bersyukur akhir nya mereka bisa keluar dari dalam hutan mengerikan ini, mereka berfikir akan melapor kepada polisi jika berhasil keluar dari hutan.

"Pak, kita tersesat. Bisa antarkan kita pulang?" tanya Langit dengan wajah memohon.

Polisi hutan pun mengangguk dan mengantarkan mereka pulang, mereka senang bukan main akhir nya mereka bisa pulang dengan aman tanpa takut sesuatu lagi.

Namun mereka salah, mereka bukan di antar ke rumah melainkan kembali ke The Chosen Classroom tempat awal dimana mereka kabur. Disana juga terlihat master Run dan penjaga yang sudah menunggu, Langit dan Ruby menunduk menyesal harus nya mereka tidak berniat kabur saat sudah begini.

Para master berterima kasih kepada penjaga hutan, lalu menggiring Langit dan Ruby untuk masuk. Bukan ke dalam kamar masing-masing melainkan kedalam sebuah ruangan, mereka menyebut nya ruangan penyesalan agar mereka merenungi kesalahan yang mereka perbuat.

Selama beberapa hari mereka belum di keluarkan, Yasha dkk yang panik lantaran tidak melihat Ruby dan Langit pun berniat bertanya pada master. Mereka tau bahwa kedua nya gagal dalam kabur dan masuk kedalam hukuman, namun haruskan selama ini hingga berhari-hari? Mereka hanya takut sesuatu terjadi kepada teman mereka.

"Master, sebenarnya apa yang kalian lakukan ke Langit dan Ruby?" Yasha bertanya.

"Mereka hanya dapat hukuman ringan, tidak perlu khawatir."

"Ini sudah beberapa hari, tapi mereka masih belum kembali. Sebenarnya hukuman apa yang didapatkan mereka master?" timpal Jayden yang geram dengan jawaban sang master.

"Kalian ingin melihat? Kalian bisa jemput mereka, masa hukuman sudah selesai mereka sudah bebas." Bukannya menjawab sang master malah mengalihkan perhatian mereka.

mereka pun sepakat menjemput keduanya, hanya Yasha dan Abbyan tidak lebih. Sebenernya Jayden sudah mengajukan diri namun di tahan oleh Abbyan karena sesuatu, entahlah Jayden rasa Abbyan dan Yasha tidak ada beda nya sama-sama mister.

Yasha dan Abbyan sampai pada suatu ruangan, mereka berdua memasuki ruangan tersebut. Ruangan yang minim cahaya, dan tampak kosong disana terlihat Ruby dan Langit yang berada didalam pojokan.

Keadaan mereka kacau, kantung mata yang menghitam, bibir pucat, serta raut wajah ketakutan yang ketara. Yasha dan Abbyan pun saling lirik, mencoba memikirkan sesuatu namun otak mereka tidak sampai.

"Ada yang ngga beres By." Tutur Yasha.

"Lo bener, tapi kita harus nolong mereka dulu." Abbyan menjawab.

Akhirnya mereka mengeluarkan Langit dan Ruby, membawa kekamar masing-masing. Untung jadwal kelas sudah usai jadi mereka ada waktu senggang. Dikamar nya Ruby hanya diam dengan pandangan kosong, Laura dan Yasha saling melirik khawatir.

"Ruby, lo di apain mereka by?" tanya Laura yang geram dengan keadaan Ruby sekarang yang terlihat sangat menyedihkan.

Ruby diam saja tidak menjawab namun tiba-tiba saja histeris, Yasha dan Laura panik bukan main saat Ruby tiba-tiba histeris. Mencoba menenangkan akhirnya mereka bisa menenangkan Ruby yang menangis histeris, benar-benar membuat kecurigaan besar untuk mereka kepada para master disini.

Selama beberapa hari akhir nya Ruby dan langit berangsur pulih, tidak histeris dan tiba-tiba menangis lagi. Sifat mereka juga kembali seperti awal.

Hukuman dan kegagalan sering mereka lalui, bahkan tak jarang mereka harus mendapatkan hukuman yang berat. Namun karena persahabatan dan kekompakan mereka, mereka bisa melalui semua nya.

Kalau kalian fikir tokoh utama akan selalu beruntung maka kalian salah, justru sang tokoh utama dan yang lain selalu mendapatkan ujian ujian yang berat. Mereka hanya saling menguatkan dan bertahan bersama sehingga menjalankan semua nya terasa cepat dan ringan.

Namun satu yang membuat mereka berfikir ekstra disini, peneror. Namun aneh nya yang parah dalam teror Yasha, mereka juga terkena terror hanya saja Yasha lebih parah.  Mereka bahkan berfikir kalau musuh sebenarnya dari peneror adalah Yasha, bukan mereka atau pun sekolah namun Yasha.

Yasha dan Abbyan diam-diam membuat jebakan untuk sang peneror, karena mereka dekat makannya Yasha berani dengan Abbyan. Bukan berarti tidak dekat dengan yang lain, hanya saja diantara mereka bisa saja ada peneror.

Yasha dan Abbyan diam-diam menyelinap keluar dari kamar saat malam hari, di jalan mereka melihat sesosok serba hitam sedang berlari dalam kegelapan. Aneh, sosok nya seperti belum mengenal daerah sini. Kecurigaan mereka semakin besar sebab hanya murid-murid lah yang tidak tau arah disini, selain para master.

Abbyan berlari mengejar, sampai area belakang akhirnya sang peneror pun tertangkap oleh Abbyan. Yasha yang sudah siap dengan tali ditangan nya pun mengikat sang peneror di pohon, walaupun cukup susah karena memberontak Yasha tetap bisa melakukan nya.

Abbyan maju hendak membuka topeng sang peneror, namun sial nya kemaluan milik nya malah di tendang. Abbyan mengumpat sambil menahan ngilu, bisa-bisa nya sudah terpojok masih bisa melawan.

"Lo! Sebenernya lo punya masalah apa sama gue? Gue ga pernah merasa punya salah dan musuh!" pekik Yasha angkat bicara, jarak mereka cukup dekat namun Yasha juga masih jaga jarak.

Sosok itu mendecih saat dengar perkataan dari Yasha, bahkan sorot mata tajam nya seakan-akan bisa menembus dan melubangi tubuh Yasha.

" Lo ga punya salah? Gue yakin harus nya lo udah kenal lama sama gue, gue pikir lo pinter kayak yang gue denger. Nyatanya lo ga sepintar itu!" sarkas sang peneror dengan tatapan sinisnya.

Yasha geram sendiri, Yasha itu introvet bagaimana bisa dia kenal seseorang? Keluar rumah saja jarang, teman nya bahkan hanya Abbyan dan Laura. Jadi bagaimana bisa dia memiliki musuh?

"Gue ga pernah ngerasa punya masalah sama orang!" tekan Yasha yang di hadiahi gelak tawa oleh sang peneror misterius tersebut.

Abbyan pun tak kalah geram, tingkah menjengkelkan dari orang didepan nya membuat diri nya teringat seseorang. Tapi harus nya tidak mungkin, mereka cukup lama kenal kecuali salah satu dari mereka.

Yasha berfikir dengan keras, mungkin dia telah berbuat salah secara tidak sengaja dengan seseorang dimasa lalu.

INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang