Yasha dan Ares diam-diam berjalan keluar menuju suatu tempat, namun lagi-lagi sial nya mereka adalah bertemu dengan master penjaga.
"Master, kami mohon bebaskan kami. Anda tidak mungkin kan membiarkan kita menjadi monster? Anda sendiri yang bilang bahwa kita tidak boleh menjadi monster." Ares layangkan bujuk rayunya, dia tau dengan ini pasti ampuh.
Diantara para master, master penjaga lah yang tidak sekeras kelihatan nya. Dia sudah hafal dengan sifat para master disini, namun dia sesekali melirik kearah Yasha lalu tersenyum miring.
"Menurut saja! Teman kalian sudah di kita."
"Master.....," Yasha berucap dengan sendu nya.
Tidak pernah terpikirkan olehnya dulu, Yasha seorang murid biasa saja malah harus terlibat seperti ini? Yasha rindu dengan kehidupan nya yang dulu.
Merasa tak bisa melawan lagi, mereka pun memilih menyerah dan mengikuti permainan dari para master. Mereka tidak bisa mengambil resiko besar untuk ini, apalagi bukan hanya mereka yang di pertaruhkan melainkan nyawa teman mereka pun di taruhkan disini.
Mereka pun dibawa oleh sang master, dengan diberi tutup mata mereka tidak diperbolehkan melihat sedikit pun. Ah Yasha memang tidak bisa melihat namun diri nya masih bisa memastikan langkahnya, dia tidak sebodoh itu setiap langkah sudah di hitung oleh nya...
Bukan hanya Yasha, Ares pun sudah paham arah jalan ini. Bahkan dia tanpa melihat pun sudah tentu tau arah nya kemana, namun anehh ini bukan keruangan lab atau pun ruangan tempat eksperimen. Akan di bawa kemana mereka sekarang?
Yasha merasa sampai di suatu tempat, anehh Yasha hanya mendengar suara langkah yang sedikit. Bukankah mereka bertiga? Mengapa hanya seperti berdua, kemana lainnya? Yasha terus di dorong hingga berhenti di suatu tempat, penutup mata nya pun akhirnya dibuka. Dengan sedikit menyipitkan mata nya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina, Yasha di buat syok pada pemandangan didepan nya.
"Mereka.....," Yasha langsung membekap mulut nya tidak percaya.
Teman-teman nya, bahkan bukan hanya dari kelas mereka ini seperti murid yang dahulu hilang. Yasha ingat salah satu dari mereka dulu adalah senior nya di Smansa Pandawa, mungkinkah mereka juga di jadikan eksperimen?! Mereka terlihat seperti patung, terdiam dengan pandangan kosong masing-masing. Bahkan Yasha bisa melihat teman-teman nya di taruh dibarisan paling depan,
"SIALAN APA YANG KALIAN LAKUKAN BANGSAT?!" jerit Yasha saat para master sudah berjejer atas sana.
Karena seperti nya ini gedung bertingkat, maka para master berada di atas dan beberapa tempat duduk? Yasha yakin kali ini bukan hal baik yang terjadi, Yasha harus nya tidak percaya semudah itu.
Suara tepuk tangan terdengar, Yasha kembali mendongakkan kepalanya kearah atas. Disana terlihat empat orang dengan stelan dokter nya, Yasha pun membola kan mata nya terkejut. Harus nya diri nya tidak terkejut melihat nya, karena dari kecil Yasha sudah melihat mereka bersama....
"Hai Yasha! Mau bermain permainan seru?" ujar salah satu dari mereka.
Yasha diam, menatap tajam mereka semua yang berada di atas. Diri nya harus bisa mengontrol emosi, bagaimana pun keadaan seperti ini bukan hal baik untuk nya sekarang. Tahan Yasha tahan, sabar jangan sampai emosi karena percuma.
"Nah jadi permainan nya mudah kok! Namanya 'Battle mosters' kamu harus bisa ngelewatin mereka dan dapatkan vaksin ini!"
" Eits kamu juga harus lewatin hutan depan saja nanti nya, hm akan seru jika teman mu adalah lawan mu bukan? Jangan naif Yasha, saya tau kamu bahkan lebih dari tahu bahwa mereka hanya memanfaatkan mu bukan?"
"Sudah lah, jangan buang waktu lagi! Kalian bebas memilih senjata, dan Yasha semoga beruntung."
Setelah mengucapkan hal tersebut mereka kembali masuk, sial harus nya bukan gini. Jika lawan dia adalah mereka Yasha dengan senang hati memilih berbagai senjata, namun ini dia harus melawan teman nya sendiri? Bisakah Yasha mengesampingkan hati nurani nya dan memakai kekuatannya sendiri sekarang?
Yasha berbalik, mata nya menangkap mereka semua yang siap dengan senjata tajam milik mereka masing-masing. Yasha menelan ludah nya susah payah, sial ini lebih horror dari film horror. Bayangkan bukan hanya satu atau dua orang yang dia hadapi, melainkan puluhan orang dengan senjata tajam. Bisakah Yasha kabur sekarang? Yasha rasa dia tidak akan kuat.
"Ares? lho Ares mana? sial gue sendirian lagi, Ares lo kemana sih!" monolog Yasha.
Dia ingat dia tidak sendiri malah di tinggal, bukan tertinggal melainkan terpisah. Mereka tau Yasha dan Ares tidak akan dibersamakan agar lebih menantang, Namun Yasha tidak bisa berpikir banyak disaat mereka sudah pada berlarian menuju pintu. Yasha mau tidak mau pun ikut berlari, dengan sekuat tenaga diri nya berlari masuk kedalam hutan yang gelap.
Yasha berjalan pelan, menyusuri setiap hutan, tujuan nya kali ini adalah tengah hutan dimana vaksin tersebut berada. Namun di perjalanan Yasha harus bertemu dengan beberapa orang, namun aneh mereka juga seperti saling serang bahkan terlihat ada yang sudah tergeletak dibawah. Jadi tujuan mereka bukan ke Yasha, tapi ke yang lain juga?
Mengapa jika seperti ini otak Yasha tiba-tiba tumpul? Yasha mendengar suara mendekat, berbalik dan menatap ternyata didepan nya adalah Ivory! Sial nya lagi ternyata Ivory membawa kapak di tangan nya, ah Yasha hanya membawa katana dia harus berlari! Hanya itu yang terpikirkan untuk sekarang.
"Ivory! Sadar, lo anak baik bukan mirip monster gini!" teriak Yasha histeris, Ivory terus melayangkan kapak nya ketubuh Yasha.
"Tidak ada Ivory lemah! Hanya ada Ivory baru, Ivory yang kuat, Ivory lama sudah mati!" tampik Ivory dengan sorot mata penuh dendam.
Yasha terus berlari menghindari Ivory namun sial lagi untuk nya kala melihat Abbyan dan Langit saling berhadapan! Arghh dia harus apa sekarang, memisahkan mereka yang saling menodongkan senjata tajam satu sama lain? tapi nyali nya tidak sebanyak itu, dia masih ingin hidup walaupun tidak berguna sekalipun.
Yasha terdiam beberapa saat hingga dia bergerak kembali, mendekat. Yasha mengikuti pertarungan mereka, masa bodo dengan nyawa. Kali ini diri nya harus berkorban, pertarungan terjadi begitu saja. Mereka juga secara sadar atau tidak mereka malah menyerang Yasha, bahkan mereka tak segan-segan untuk melukai Yasha. Yasha meringis ngilu, tubuh nya sakit saat beberapa kali terhantam pohon untuk menghindari serangan mereka.
Sembari memutar otak, Yasha terus menghindar dari mereka. Namun Yasha lengah, dia malah terjatuh di sela pohon besar. Diri nya bahkan sudah terpojokkan, Yasha hanya bisa pasrah kala melihat mereka mendekat.
Yang paling dekat dengan nya adalah Abbyan, bahkan Abbyan sudah menodongkan senjatanya tepat didepan wajah Yasha. Yasha harus menjaga nafas memandang Abbyan dengan lekat.
"Abbyan! Sadar gue Vara temen lo, lo janji ga bakalan lukain gue kan?! Abbyan ayo sadar, gue,gue..," Yasha sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Mulut nya keluar saat melihat tatapan datar dari Abbyan,
Abbyan bahkan hanya menatap Yasha datar, Yasha memejamkan mata nya mungkin ini adalah ajal nya untuk menyusul sang kakak. Beberapa menit terdengar suara dentingan benda tajam, dan Yasha tidak merasakan sakit apapun.
"Bodoh! Jangan mati disini Yasha, mereka masih butuh bantuan lo!" Ares berseru.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)
Short StoryHATI-HATI NANTI BINGUNG SENDIRI‼️‼️ Kalian pernah tidak disuruh untuk jadi orang lain? rasanya bagaimana? tidak enak bukan? sama seperti Yasha yang harus di paksa oleh keluarga gilanya untuk menjadi persis seperti kakak nya yang menghilang begitu sa...