"Kalian ngerasa ada yang kurang ga sih?" tanya Laura.
"Kayak ada yang hilang gitu ya Lau? tapi apa?" timpal Abbyan.
Mereka berdua berfikir dengan keras, hingga Ares menyadari sesuatu. "Vara, dia dimana?" cetus Ares menatap serius Laura.
"Vara ya? tadikan diruangan itu lo sama Abby adu bacot, nah gue liat Vara tidur di sofa. Terus ga lama setelahnya kan kejadian tadi tuh, nah gue ga ngeliat Vara lagi, apa jangan-jangan......!" ucapan Laura terhenti dengan raut wajah yang jelas sekali khawatir nya.
"KETINGGALAN!" pekik Abbyan dan Laura kompak.
"Duh gimana nih? mana Vara disana lagi tidur kek kebo lagi!" papar Laura.
"Kita kesana sekarang!" ujar Abbyan dengan langkah terburu-buru melangkah keluar namun di tahan oleh Ares.
Abbyan pun menatap Ares dengan pandangan tajam, " lo apa-apaan sih? lepasin gue, gue harus nyelametin Vara di luar sana." Abbyan menggeram kesal.
"Gue tau lo bucin sama Vara sampe tolol, tapi lo mikir ga sih? di luar sana lo bisa aja langsung mati konyol karena pemikiran pendek lo itu?!" maki Ares membuat Abbyan semakin menggeram kesal.
Ares benar dia tidak boleh gegabah jika tidak ingin mati konyol begitu saja, tapi Yasha? dia juga di luar sana sendiri an.
"Gini aja, gue keluar sendiri biar kalian tetep disini. Gue bakalan cari Yasha sendiri terus langsung balik kesini lagi, tapi kalo sampe dua jam kedepan gue ga balik kalian harus cari tempat aman gimana?" saran Abbyan yang membuat Laura mematung tidak percaya.
Bagaimana bisa semudah itu mengatakan hal berbahaya? jika Abbyan tidak kembali dalam dua jam kedepan itu artinya usaha mereka sia-sia dengan tidak kembalinya Abbyan dan Yasha.
"Oke, sana lo bisa pergi sekarang." Ares menjawab dengan wajah datar.
Lagi-lagi Laura terdiam, pendapatnya kini tak di anggap penting oleh mereka jadi Laura memilih diam dan melihat Abbyan yang sudah melangkah pergi.
"Gue juga mau ikut By, gue takut sama Ares." Laura bergumam pelan.
Setelah kepergian Abbyan, Ares kembali mengunci pintu lab lalu kembali berbalik kearah Laura dengan pandangan datar hingga Laura bergidik.
"Nah sekarang tunjukin wujud asli lo?" lontar Ares yang membuat Laura kebingungan.
Laura pun memiringkan sedikit kepalanya "hah?" tanya balik Laura.
Ares pun lantas mendengus kesal, tidak mungkin kan orang pintar langsung bodoh begitu saja?
"Tunjukin wujud asli lo, Laura! gue tau lo juga berubah jadi moster kaya yang lain, cuman lo beda, lo ga sepenuhnya jadi monster bukan?" papar Ares yang membuat Laura mengerjabkan mata beberapa kali.
Setelahnya, Laura langsung tersenyum miring. Ah terbongkar secepat itu ya? padahal Laura berfikir mungkin saja jika memakan Ares di sini lebih menyenangkan? tidak tidak, dia tidak boleh berfikir seperti itu.
"Kebongkar? tapi sorry aja ya gue beda sama monster jelek itu." Laura berujar sombong.
"Sama aja, lo tetep monster! dan yeah Vara udah pasti ga sudi punya temen monster kek lo!" tekan Ares memanasi.
Dan terbukti dengan Laura yang terpancing, entah apa tujuan Ares namun satu yang Laura pikirkan, dia menarik kembali kata-katanya yang tadi belum terucap. Dia akan memakan Ares yang tengil, dia geram dengan tingkah Ares selama ini.
"Bacot lo!" pekik Laura sembari mengarahkan cakar nya.
Dengan reflek yang cepat Ares dapat menghindar, bahkan saat Laura menyerang dengan brutal dia juga mampu menghindar.
Dirasa percuma menghindar terus menerus, Ares pun melawan dengan cara yang sama yaitu menggunakan cakar nya yang tajam. Laura tertegun sejenak, jadi Ares juga monster selama ini? pantas saja dia selalu tau ciri-ciri monster itu, ternyata dia salah satunya.
Eh? tunggu sebentar jika dia dan Ares monster akibat penelitian itu maka Abbyan juga? sial itu berarti Yasha dalam bahaya, karena ga menutup kemungkinan bahwa Abbyan tidak akan tidak menyerang.
Di tengah keterdiaman Laura, Ares melancarkan aksi nya hingga Laura tidak sempat menghindar. "Lo bangsat, Ares! lo biarin Vara di kejar sama Abbyan disaat Abbyan juga monster!" pekik Laura kala tubuhnya sudah di kungkung oleh Ares.
Ares hanya diam tidak menanggapi, setelahnya dia langsung menacapkan kuku jari miliknya yang tajam kearah leher Laura. Darah merembes begitu saja namun tak membuat Laura menangis, sebab dia sudah mati rasa entahlah semenjak dia jadi monster?
"Darah lo ga enak, lebih enak punya Vara." Ares berkata dengan santai hingga Laura melototkan matanya.
"Jadi selama ini lo yang----!" perkataan Laura terhenti oleh Ares, " emang sih? baru tau ya?" jawab Ares hingga Laura menatap tajam Ares.
"Shutt!! lo kek nya harus pergi deh, pintu belakang itu langsung terhubung ke hutan monster. Masuk gih ketemu temen-temen lo itu, sekalian titip salam ke Yasha ya!" ujar Ares menjelaskan.
"Kenapa harus?" tanya Laura menantang, senyum Ares terbit dengan lebarnya.
"Karena gue Raja nya, oh jangan lupa gue tau cara musnahin monster kek lo. Jadi mau pergi ke hutan atau tuhan?" tanya Ares syarat akan ancaman.
Raja? Ares Raja nya? tidak mungkin.
"Ga mungkin? asal lo tau ya Laura, gue jadi monster semenjak pindah kesini, dan obat-obatan itu ga ngaruh ke gue yang sadar total. Ngga kayak lo yang suka hilang kendali, gue beda dari monster rendahan lainnya." Ares menjelaskan hingga Laura terkejut.
Sial, dia tidak akan punya perlawanan untuk menyerang, bahkan dapat Laura lihat ternyata di balik kegelapan ada beberapa sosok yang menatapnya tajam.
"Pergi atau.....," Ares berkata hendak mengisyaratkan sesuatu yang akan keluar dari balik kegelapan.
"Oke gue pergi, tapi lo harus janji lindungin Vara? bawa dia pergi dari hutan terkutuk ini Ares!" tutur Laura yang di balas senyum oleh Ares.
Setelah mengatakan hal itu, Laura pun melangkah kan kakinya pergi meninggalkan Ares yang masih tersenyum miring.
"Lo bodoh Laura, bagaimana mungkin monster dan manusia bersama tanpa saling menyerang? terlebih dalam tubuh Vara ada darah manis incaran para monster, para ilmuan gila itu sengaja membuat darah Vara menjadi manis sejak kecil, bahkan Yasha saja sampai tidak tahan jika terus berada di dekat nya tanpa memakan Vara." Ares bermonolog dengan senyum miring.
Ares berbalik menatap kearah sudut gelap, "kalian bisa keluar, kita cari Vara sekarang!" perintah Ares yang di angguki oleh mereka.
Mereka lantas berpencar meninggalkan Ares seorang diri.
"Lo bilang ga pernah takut apapun kan Vara? maka lo sekarang harus berhadapan dengan kelemahan lo sendiri......, sahabat lo!" monolog Ares dengan senyum licik.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)
Short StoryHATI-HATI NANTI BINGUNG SENDIRI‼️‼️ Kalian pernah tidak disuruh untuk jadi orang lain? rasanya bagaimana? tidak enak bukan? sama seperti Yasha yang harus di paksa oleh keluarga gilanya untuk menjadi persis seperti kakak nya yang menghilang begitu sa...