Yasha terus mencari sebuah buku dimana itu adalah sebuah tombol rahasia untuk memasuki sebuah ruangan, hingga tangan Yasha berhenti disebuah buku usang. Yasha menarik dan pintu pun terlihat, didepan pintu Yasha menatap curiga kearah lubang kunci.
Disana tergambar kupu-kupu, kunci yang seharus nya berupa lubang kunci ini malah berbentuk kupu-kupu. Yasha penasaran dan mencari-cari kunci namun tak kunjung ketemu, Yasha tebak mungkin saja kunci nya di buat kalung atau gelang oleh head master.
Namun sekilas dia ingat bahwa dia juga memiliki kalung berbandul kunci dan kupu-kupu yang di berikan oleh kakak nya, Yasha pun melepas kan kalung milik nya setelah itu menempelkan tepat di pintu. Dan benar saja pintu terbuka, terdapat anak tangga menuju kebawah.
Yasha mengambil sebuah lentera yang berada di samping tangga, menuruni dengan perlahan-lahan. Disana terlihat ada sebuah kasur, meja, rak buku dan beberapa barang lain mungkin kah ada penghuni nya?
"Permisi, ada orang?" suara Yasha menggema diruangan bawah tanah tersebut.
Tidak ada yang menyahuti, Yasha berpikir disini tidak mungkin ada orang lain. Jika ada pasti orang tersebut menyahuti atau setidak nya memberikan kesan waspada.
Saat Yasha hendak berbalik, Yasha dikaget kan dengan sosok tinggi yang memojokkan nya di tembok. Bahkan mata nya sudah melotot sempurna karena kaget, bukan ini yang Yasha ingin kan...
"Dasar bodoh kenapa bisa lo sampai balik lagi kesini hm? Lo kangen gue?" bisik nya tepat di samping telinga Yasha, Yasha bahkan sampai merinding.
"Siapa sih lo? Pede nya tinggi amat." Yasha bergumam kesal.
Namun Yasha langsung membekap mulut nya, dia lupa bahwa nama nya lah yang sering kakak nya gunakan. Ah bodoh sekali kau Yasha sekarang bagaimana mengatasi nya? Sosok didepan nya sangat terlihat menakutkan, walaupun tampan ya tetap saja Yasha takut.
"Lo lupa gue?! LO DI APAIN MEREKA SHA?! Bahkan gue sampai lo lupain, gue Ares!" lontar nya dengan nada cukup tinggi.
Ares pun mencengkram rahang Yasha, menarik nya mendekat sehingga dahi mereka bersentuhan. Sial dia ternyata mengerikan, sebenarnya apa yang kakak nya berbuat hingga bertemu dengan orang-orang gila? Ingin rasa nya Yasha menangis.
"Ah, i-iya Ares, gu-gue inget kok Ares temen lama." Yasha menjawab kikuk, diri nya anti kutu di buat nya.
"Kita punya hubungan kalau lo lupa." Ares berkata semakin mendekat kan wajah mereka.
Skakmat
Seperti nya Yasha dibuat tidak berkutik, jujur aja ga sih? Jika sudah terpojok Yasha semakin takut, lebih baik menghadapi orang tua gila nya daripada orang didepan nya.
"O-oh iyaa, bubb lo kan pacar gu-gue masa gue lupa." Yasha menuturkan sedikit terbata.
Masih dalam posisi memojokkan Yasha di tembok, Ares semakin mendekat kan wajah nya. Yasha di buat tahan nafas, ini gila andai dia tahu pasti tidak akan Yasha pergi keruangan ini.
"Siapa lo sebenernya?!" tanya Ares pelan syarat penuh tekanan.
Ares menjauh dan Yasha pun tidak kuat menahan bobot nya lagi, ketakutan nya menguar begitu saja. Dia bukan kakak nya yang pemberani, dia hanya gadis biasa yang suka menyendiri.
"Gue Yasha! Yasha Keyvara Caleesta, murid baru dikelas ini."
"BOHONG! YASHA CUMAN SATU, DAN ITU CEWE GUE. LO MUNGKIN MIRIP TAPI LO BUKAN YASHA!" seru nya.
Yasha spontan menutup telinga nya, namun seakan ingat sesuatu dia langsung berdiri tegak dan menutup mulut Ares. Gawat Yasha lupa tujuan awal, jangan sampai master tau.
"Gue ceritain oke? Jangan tantrum dong, gue bisa dalam bahaya kalau lo tantrum. Nyawa gue sama temen gue nih taruhan nya disini." Yasha menjelaskan.
"Gue ga peduli!" jawab Ares dengan nada menantang nya.
Yasha seketika melupakan ketakutannya, menatap sebal kearah Ares. Ternyata ada juga ya yang sama dengan Abbyan, menjengkelkan namun mengerikan juga.
Yasha pun menarik Ares ke sebuah meja lalu duduk bersebrangan, Yasha tidak mau hal tadi terulang kembali bisa jantungan nanti dia.
"Lo diem! Awas lo ga diem, gue pukul lo!" lontar Yasha sambil memberikan kepala tangan nya tepat diwajah Ares, Ares pun hanya tertawa kecil.
"Gue Yasha yang asli, Yasha yang lo kenal atau pun cewe lo itu dia kakak gue. Namanya Nasya Keysa Caleesta, paham?" terang Yasha dengan wajah serius nya.
Mata Ares langsung berkilat, "lo bohong?" tanya Ares.
"Gue ga pernah bohong, lo bisa cari bukti nya setelah keluar dari sini." Yasha menjawab tanpa minat.
Ares mengangguk setuju, sudah dari lama juga dia berada disini. Dia mencari jalan keluar selalu tidak bisa maka Yasha lah satu-satunya jalan keluar nya, setidak nya untuk sekarang.
Namun saat Ares hendak melontar kan beberapa pertanyaan, suara langkah kaki menggema diruangan tersebut.
"Sembunyi!" gumam Ares pelan.
Yasha mengangguk, dengan bantuan Ares. Yasha pun akhirnya bersembunyi dibawah kasur, dengan menahan suara agar tidak keluar Yasha menajamkan pendengarannya.
"Ada apa head master?" tanya Ares seperti biasa nya, bahkan posisi nya pun memegang sebuah buku di tangannya.
"Ah kau tau? Para murid sudah tertangkap, giliran mu untuk di uji coba. Ares menyerah lah!"
"Tidak head master, dulu anda selalu berkata bahwa jangan sampai menjadi monster. Karena monster yang sesungguh nya adalah pikiran dan orang terdekat, head master mengapa kamu malah menyuruh murid mu menjadi monster?" seloroh Ares dengan nada tenang khas nya.
"Ini demi kalian! Kita para master ingin yang terbaik untuk--"
"Dengan menjadikan kita monster?" sela Ares. Head master pun menggeram marah.
Niat nya kesini adalah menghantarkan makanan bukan untuk berdebat, namun bicara dengan Ares hanya akan membuat nya emosi sama seperti berbicara kepada Yasha dulu.
"Makan lah, Ares! Malam ini giliran mu."
Setelah mengucapkan itu, head master pun pergi meninggalkan ruangan tersebut. Ares menggenggam erat buku ditangan nya hingga terlihat lecek, Yasha pun keluar dari persembunyiannya.
Wajah nya terlihat pucat pasi, jadi benar projek yang mereka jalankan adalah projek monster?! Itu berarti teman-teman nya dalam bahaya sekarang, Yasha semakin panik.
"Gue harus segera selamatin mereka!"
"Jangan gegabah, lo gatau seberbahaya apa mereka. Lawan lo bukan cuman para master namun para ilmuan gila, gue bakalan bantu lo!" ungkap Ares.
Dia sudah lama disini, cara satu-satunya untuk keluar adalah mengalahkan mereka semua. Mengalahkan tanpa harus menjadi salah satu dari mereka, mereka harus mengandalkan otak mereka bukan emosi. Emosi hanya akan menimbulkan masalah, namun jika logika yang bermain maka kemungkinan besar mereka bisa keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)
Cerita PendekHATI-HATI NANTI BINGUNG SENDIRI‼️‼️ Kalian pernah tidak disuruh untuk jadi orang lain? rasanya bagaimana? tidak enak bukan? sama seperti Yasha yang harus di paksa oleh keluarga gilanya untuk menjadi persis seperti kakak nya yang menghilang begitu sa...