"lo ambil obat gue bakalan jagain lo dari belakang, situasi nya semakin runyam sekarang." Ares memaparkan ucapannya ditengah perjalanan mereka menuju tengah hutan kembali.
"Gue gamau, kita cuman berdua Res. Apapun keadaan kita harus bareng, setidak nya untuk saling melindungi untuk sekarang. Kita bahkan gatau rencana apa yang mereka lakuin." Yasha menolak dengan nada tegas nya.
Bukan hal baik jika mereka harus seperti apa yang dikatakan Ares, apalagi hutan ini berisi hewan dan tumbuhan aneh. Tak menutup kemungkinan mereka juga akan bertemu dengan orang yang sudah menjadi monster yang berhasil melarikan diri, dan Yasha harap perjalanan mereka mulus tidak dapat kendala apapun.
Ares menghela nafas kecil, benar kata Yasha mereka tidak bisa mati disini. Ares pun setuju dengan keputusan Yasha, mereka melanjutkan perjalanan dengan melawan hewan dan tumbuhan namun aneh nya mereka terus bertambah.
Harus memakan banyak waktu kembali, bahkan awan pun sudah terlihat dari cerah ke malam dan cerah kembali. Berapa lama mereka disini? Entah lah inti nya mereka sudah sangat lelah sekarang, untung ada beberapa tumbuhan dan buah hutan yang dapat mereka makan tanpa takut racun.
"Disana Res! Itu meja nya, tepat didepan kita." Yasha berseru penuh bersemangat kala melihat meja yang sama. Bahkan Yasha melupakan istirahat sejenak nya, langsung berdiri dan bergegas.
Ares berdiri menyusul Yasha yang sudah berada disana, dengan tas sedang yang didapatkan oleh Yasha. Ares pun membantu memasukkan semua obat nya namun saat mereka hendak mengambil vaksin mereka di buat emosi di tempat, masalah nya disana ada kertas bertuliskan
'hati-hati dalam memilih vaksin, kalian harus membedakan mana vaksin mana air garam. Keputusan di kalian, jika salah teman kalian akan habis ah atau kalian yang habis? '
Ares meremas kertas tersebut dengan mata memerah nya, kenapa disaat seperti ini mereka malah membuat candaan yang bahkan sama sekali tidak lucu!
"Res, lo bisa bedain kan?" tanya Yasha dengan wajah pias nya.
"Gue ga bisa." Ares memberi jawaban yang membuat Yasha menjadi semakin pias.
"Lo kan kembaran nya Yasha ralat kakak lo, harus nya lo juga jenius kaya dia dong?" lontar Ares.
Yasha pun semakin memurungkan wajah nya, kenapa dia harus selalu di bandingkan dengan sang kakak? dia tau dia tidak sejenius itu namun Yasha selalu berusaha agar bisa semirip itu dengan kakak nya.
"Gue bisa!" jawab Yasha dengan sedikit ngegas.
Yasha menatap serius kearah vaksin-vaksin tersebut namun diri nya malah dibuat gigit jari karena bingung, namun Yasha tetap mengontrol ekspresi agar tidak ketauan.
"Yasha, cepet!" ujar Ares.
"Sabar, gue lagi milih ini sabar dulu kenapa sih?!" Yasha menjawab dengan nada kesal nya sembari menatap berangkat kearah Ares.
" Gue bisa aja sih sabar, tapi kek nya mereka ngga deh!" jawaban dari Ares membuat Yasha langsung membulatkan mata.
Bagaimana tidak kaget, saat mendapati jawaban dari Ares tepat di arah jarum jam lima datang seseorang berlari. Tidak hanya arah jarum jam lima namun dari arah lainnya pun juga berdatangan, Yasha langsung panik dan memilih asal vaksin.
Tidak bukan asal namun setelah meneliti sedikit dan dia juga cukup paham jadi dia tau mana yang harus diambil, setelah mengambil Yasha dan Ares bergegas pergi bukan ini tujuan mereka. Banyak monster yang menjadi-jadi bahkan wajah-wajah mereka sudah terlihat mengerikan, seperti benar-benar bukan manusia seperti tadi yang Yasha lihat.
Mereka berlari, tujuan mereka adalah rumah tua tempat dimana dulu Ares di siksa dan dijadikan percobaan. Semua teman nya ada disana, namun mereka harus sesekali melawan beberapa orang yang sudah sepenuhnya jadi monster.
Bahkan setiap memukul atau pun melukai mereka sampai ada yang mati Yasha terus menggunakan kata maaf, rasa kemanusiaan nya tetap ada walaupun mereka sudah bukan manusia lagi.
Sesampainya mereka didalam disana terlihat para master yang saling menyerang satu sama lain, Yasha kita para master adalah komplotan ternyata master juga menjadi korban. Disana juga terlihat Langit, Jayden, Ruby dan Ivory.
Keadaan Ivory sudah tidak berbentuk lagi, dengan tangan tinggal sebelah serta beberapa bagian tubuh terlihat seperti bekas gigitan sehingga tulang nya terlihat. Namun Langit, Ruby dan Jayden mereka terus memakan seseorang yang kini dihadapan mereka.
Keadaan Jayden jauh lebih baik dari yang lain, aneh Jayden tidak mengalami lecet? namun mengapa dia terlihat seperti cukup waras? konspirasi apa lagi ini?
"Lo harus bisa suntikkan vaksin nya ke mereka, yang masih terlihat waras yang ngga jangan karena percuma mereka sudah masuk fase monster." Setelah mengatakan itu Ares dengan beberapa suntikan ditangan nya menuju Jayden dan yang lain.
Yasha pun sudah siap juga, dengan dua suntikan ditangan nya Yasha menuju kearah Ruby dan Langit. Tepat di belakang Langit Yasha langsung menyuntikkan vaksin nya beruntung langit sedang sibuk memakan seseorang. Namun dari belakang Ruby dengan mulut penuh darah nya malah menargetkan Yasha, Yasha yang reflek cepat pun langsung menyuntikkan vaksin di sebelah tangan nya.
Mereka langsung pingsan ditempat, Yasha pun menyeret kedua nya menuju tempat aman dan kembali menyuntikkan pada para master. Ternyata rata-rata disini sudah mulai menjadi monster seutuh nya, sangat sulit untuk mereka yang hanya berdua yang sudah pasti menghabiskan banyak waktu bahkan harus berkelahi juga.
"Ares! Sudah beres, lepasin aja mereka." Yasha bergumam dengan nafas ngos-ngosan nya.
"Goblok, lo kalau lepasin mereka yang ada mereka bisa masuk ke perkotaan dan desa. Lo mau orang ga bersalah jadi korban? Mikir tuh pake otak." Ares berucap dengan pedas.
Yasha meringis, benar juga. Akibat lelah dia sampai lupa untuk berfikir harus nya dia memikirkan omongan nya lebih dulu bukan malah asal bicara seperti tafi, mana ucapan Ares pedas sekali seperti kakak nya dulu yang selalu berhasil menyulut emosi.
Ah soal kakak, tadi Yasha melihat kakak nya! "Kakak!" seru Yasha membuat Ares menatap Yasha aneh.
Yasha sengaja mengikat nya kesebuah tiang bangunan lebih dulu dan menyuntikkan vaksin nya berharap bisa seperti semula, Ares yang melihat pun hanya menatap miris bahkan air mata nya menetes bagaimana pun dia adalah kekasih dan cinta pertama nya.
Akan tetapi dia juga tidak bodoh, hanya karena cinta dia tidak akan memaksakan takdir kembali. Apalagi melihat Yash-ralat kakak nya Yasha sudah tidak bisa di selamatkan lagi, jadi Ares lebih baik menonton dan mulai menekan dadanya yang sedikit terasa nyeri melihat pemandangan didepannya.
"Kak lo pasti sembuh kan?! Plis gue yakin vaksin nya bener tapi kenapa lo ga sadar juga?! vaksinya bener kok." Yasha mengerang marah, bahkan banyak vaksin yang di suntikkan kepada kakak nya Nasya.
"Yasha, dia udah bukan manusia lagi." Ares berkata hingga membuat Yasha semakin berderai air mata kembali.
Tangisnua terus berderai dan tangan pun bergetar Yasha terus menyuntikkan vaksin-vaksin yang masih tersisa, namun Ares terus menarik tubuh nya menjauh dari sang kakak yang sudah menjadi monster sepenuhnya.
"KAKAK!!" raung Yasha.
"Lepasin gue Ares!" berang Yasha.
"JANGAN BODOH YASHA, DENGAN BEGITU LO CUMAN NYIKSA KAKAK LO DOANG SIALAN!" bentak Ares hingga Yasha terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT GIRL? YEAH IT'S ME (revisi)
Short StoryHATI-HATI NANTI BINGUNG SENDIRI‼️‼️ Kalian pernah tidak disuruh untuk jadi orang lain? rasanya bagaimana? tidak enak bukan? sama seperti Yasha yang harus di paksa oleh keluarga gilanya untuk menjadi persis seperti kakak nya yang menghilang begitu sa...